Sisters, kamu pernah dengar limfoma non hodgkin? Ini adalah jenis kanker yang berkembang di getah bening atau kelompok sistem limfatik. Di dalam pembuluh limfatik itu, mengalir cairan limfe, yang berperan penting dalam melawan infeksi. Bahaya limfoma non hodgkin bagi kesehatan tentu sama seperti berbagai jenis kanker lainnya.
Jika tidak segera mendapat perawatan, kanker limfoma non hodgkin dapat menyebar ke kelompok sistem limfatik lainnya, Sisters. Kanker juga dapat menyebar juga ke organ tubuh lain, seperti otak, hati, dan sumsum tulang. Kondisi ini tentu saja sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa. Selain itu, limfoma non hodgkin juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Simak lebih lanjut artikel ini yuk!
Perlu diketahui bahwa pengidap limfoma non hodgkin yang telah melalui proses pengobatan atau bahkan telah dinyatakan sembuh, tetap memiliki risiko mengalami komplikasi. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
1. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah
Ini adalah jenis komplikasi yang paling sering dialami oleh pengidap limfoma non hodgkin. Melemahnya sistem kekebalan tubuh juga dapat menjadi semakin parah selama pengidap menjalani pengobatan. Masalahnya, jika sistem kekebalan tubuh melemah, tubuh akan semakin rentan terhadap berbagai infeksi dan meningkatkan risiko komplikasi yang lebih serius.
2. Risiko Kemandulan Meningkat
Prosedur kemoterapi dan radioterapi yang dijalani dalam pengobatan limfoma non hodgkin dapat memicu meningkatnya risiko kemandulan. Baik yang bersifat sementara atau permanen.
3. Risiko Munculnya Kanker Lain Meningkat
Prosedur kemoterapi dan radioterapi tidak hanya dapat membunuh sel kanker, tetapi juga membunuh sel-sel sehat. Hal ini membuat risiko munculnya kanker lain di kemudian hari semakin meningkat.
4. Risiko Munculnya Penyakit Lain Meningkat
Selain berbagai risiko komplikasi tadi, pengobatan limfoma non Hodgkin juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan lain, seperti katarak, diabetes, penyakit tiroid, penyakit jantung, penyakit paru-paru, penyakit ginjal.
Gejala utama limfoma non hodgkin adalah pembengkakan tanpa disertai rasa nyeri di kelenjar getah bening, seperti di leher, ketiak, atau lipatan paha. Tapi, tidak semua pembengkakan pada kelenjar getah bening itu menunjukkan gejala kanker, ya, Sisters. Apalagi, kelenjar getah bening juga dapat membengkak akibat respons terhadap infeksi yang dialami tubuh.
Selain pembengkakan pada kelenjar getah bening, ada beberapa gejala lain dari limfoma non hodgkin yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Penurunan berat badan
- Berkeringat pada malam hari
- Nyeri dada
- Gangguan pernapasan
- Perut terasa sakit atau membesar
- Anemia
- Kulit terasa gatal
- Gangguan pencernaan.
Penyebab Limfoma Non Hodgkin
Penyebab utama dari limfoma non hodgkin adalah perubahan DNA atau mutasi yang terjadi di dalam salah satu jenis sel darah putih yang bernama limfosit. Namun, penyebab pasti terjadinya mutasi tersebut belum diketahui hingga saat ini. Pada normalnya, tubuh akan memproduksi limfosit baru untuk menggantikan limfosit yang telah mati. Namun pada tubuh pengidap limfoma non hodgkin, limfosit terus membelah dan berkembang secara abnormal (tanpa henti).
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga diduga dapat memengaruhi munculnya limfoma non hodgkin, yaitu:
1. Usia
Limfoma non hodgkin sebenarnya dapat menyerang siapapun dari berbagai usia. Namun, sebagian besar limfoma non hodgkin menyerang orang yang berusia 60 tahun ke atas.
2. Sistem kekebalan tubuh lemah
Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti HIV atau konsumsi obat-obatan penurun sistem kekebalan tubuh, misalnya setelah transplantasi organ.
3. Kondisi autoimun
Seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjogren.
4. Infeksi virus dan bakteri tertentu
Beberapa infeksi virus atau bakteri tertentu dapat meningkatkan risiko munculnya limfoma non hodgkin.
5. Paparan bahan kimia tertentu, seperti pestisida.
Itulah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko limfoma non hodgkin. Perlu diketahui bahwa penyakit ini tidak menular dan tidak diturunkan. Meski demikian, ada peningkatan risiko jika memiliki anggota keluarga terdekat, seperti orangtua atau saudara kandung yang pernah mengidap limfoma.