Olahraga memang punya banyak manfaat yang tak perlu diragukan lagi. Tak hanya membuat kamu sehat dan bugar, rajin olahraga juga membantu membuat mood-mu terus-terusan baik. Tapi sayangnya masih banyak mitos olahraga menyesatkan yang beredar di masyarakat, Sisters.
Nah, berikut ini beberapa mitos yang keliru soal olahraga dan perlu diluruskan. Jangan langsung percaya, ya!
1. Olahraga harus banyak berkeringat
Faktanya, ini hanya mitos belaka. Ada banyak faktor yang memengaruhi seberapa banyak kamu berkeringat saat olahraga. Mulai dari metabolisme tubuh, jenis olahraga yang dilakukan, hingga di mana dan kapan kamu melakukan olahraga.
Tubuh setiap orang berbeda, Sisters. Sehingga kamu bisa saja mendapatkan manfaat olahraga seperti penurunan berat badan tanpa banyak keringat. Di samping itu, berolahraga terlalu berat dan berkeringat terlalu banyak berkeringat bisa berbahaya.
Bagi sejumlah orang dengan kondisi tertentu, seperti ibu hamil dan lansia, justru keringat yang keluar terlalu banyak dapat menyebabkan dehidrasi, pusing, dan tekanan darah rendah.
2. Semakin lama berolahraga, semakin baik
Bagi kebanyakan orang, olahraga ringan selama 30 menit setidaknya lima kali per minggu sudah sangat efektif untuk meningkatkan kebugaran dan menurunkan berat badan.
Sebaliknya, olahraga lebih dari 90 menit malah dapat merusak tubuh, hingga menyebabkan cedera otot dan persendian. Pada dasarnya tidak penting seberapa lama durasi olahraga yang kamu lakukan. Konsistensi merupakan kunci utama agar kamu bisa merasakan manfaatnya.
3. Bersakit-sakit dahulu, senang-senang kemudian
Setelah kemarin kamu berolahraga, keesokan harinya kamu mungkin bangun dengan rasa nyeri dan pegal di sekujur tubuh. Bahkan untuk menggerakkan tangan saja terasa sakit. Katanya, rasa sakit yang muncul ini pertanda baik karena itu artinya olahraga yang kamu lakukan berhasil.
Faktanya, lupakan mantra ini karena idealnya olahraga yang berkualitas justru tidak membuat kamu menderita setelahnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Jennifer Solomon, MD, dokter spesialis tulang belakang dan olahraga di Hospital for Special Surgery, New York City. Jennifer mengatakan bahwa sering kali rasa sakit setelah olahraga merupakan peringatan cedera karena kamu melakukan latihan yang berlebihan.
Itu sebabnya, kamu tak perlu melakukan olahraga ekstrem sampai tubuh terasa nyeri untuk mendapatkan hasil yang maksimal. kamu sudah bisa mendapatkan banyak manfaat meski hanya olahraga jalan cepat selama 30 menit.
Ingat, yang berlebihan tidak selalu baik. Jadi, tinggalkan mitos satu ini dan bijaklah dalam melakukan olahraga.
4. Rajin sit-up supaya perut rata
Mau mengecilkan perut buncit katanya harus rajin-rajin sit-up. Pada kenyataannya, efek pembakaran lemak perut dari olahraga ini tidaklah terlalu besar. Sit-up sebetulnya termasuk olahraga yang khusus bertujuan untuk membentuk dan meningkatkan massa otot agar lebih kuat.
Itu artinya, sit-up bukanlah satu-satunya olahraga untuk memperkuat bagian tengah tubuh dan mengecilkan perut. Meski begitu kamu tak perlu khawatir. Pasalnya, ada banyak pilihan olahraga lain supaya perut rata nan six-pack bukan lagi sebuah angan semata. Salah satunya dengan melakukan senam perut.
5. Olahraga lari tidak baik untuk lutut
Mitos tentang olahraga lainnya yang keliru dan tidak terbukti adalah lari sebabkan masalah lutut. Hal ini didasari karena lari memberikan memberikan tekanan berlebih pada kaki sehingga bisa menyebabkan cedera lutut.
Padahal, penelitian menunjukkan hal yang sebaliknya. Olahraga lari justru membuat tulang dan ligamen tubuh semakin kuat dan lebih padat. Selama kamu memiliki kondisi lutut yang normal dan berat badan yang sehat, maka berlari tidak akan memberikan dampak buruk pada lutut.
Nah, lain halnya jika kamu mengalami masalah tulang seperti osteoarthritis dan berat badan berlebih, kamu tidak dianjurkan untuk berlari secara terus-menerus. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai olahraga lari.
Kamu sendiri, masih suka mitos seputar olahraga seperti di atas, Sisters?