Sisters, pada dasarnya semua anak akan mengalami periode masa nakal dalam batas wajar. Tapi bagaimana jika kenakalannya berada di luar batasan normal? Seperti marah dengan emosi yang meledak-ledak, berteriak kepada orang yang lebih tua, atau mungkin suka melempar sesuatu, seperti mainan di rumah dan di sekolah.
Nah, simak artikel ini, yuk!
Anak yang kenakalannya melebihi batas wajar, mungkin saja mengalami gangguan emosional dan perilaku. Bisa juga disebut sebagai anak tunalaras. Ketika mengalami gangguan ini, anak mengalami keadaan emosional yang tidak stabil. Saat berinteraksi dan berada di lingkungan sosial, perilakunya akan sangat mengganggu di muka umum.
Ini 5 cirinya, Sisters!
1. Tidak mampu belajar yang bukan disebabkan oleh faktor kesehatan seperti cacat indera atau fisik lainnya. Anak dengan kondisi ini, pada dasar fisiknya baik-baik saja, yang menghambat adalah keadaan psikologisnya.
2. Tidak bisa menjalin hubungan atau pertemanan dengan teman sebaya, bahkan orangtua dan gurunya di sekolah. Karena perilakunya yang labil, emosional, dan berubah-ubah, anak menjadi individualis karena lingkungannya tidak bisa menerima keadaan anak tersebut.
3. Perasannya suka tidak normal, berubah-ubah tidak jelas tanpa sebab nyata dan pasti.
4. Mood mudah terganggu atau terdistraksi, kadang marah, depresi, kecewa. Intinya emosionalnya labil.
5. Cenderung takut sendiri karena masalah pribadi dan di sekolah, maka akan mengeluarkan emosi dan perilaku seperti, menangis dan mengamuk. Jika ditanyakan alasannya, akan menyinggung perihal masalah pribadi dan hal di sekolahnya.
Lalu, apa yang seharusnya dilakukan orangtua jika memiliki anak dengan kondisi tersebut?
Ada baiknya kamu mengevaluasi dulu situasi dan lingkungan anak, Sisters. Misalnya berbicara dan bertanya pada teman, kerabat atau guru anakmu di sekolah. Apa mereka melihat perilaku yang sama dari anakmu?
Ketika pada masa perkembangan yang sulit pada anak, kamu harus mencari cara demi mendukung anak melalui masa-masa sulit yang harusnya bisa teratasi dengan baik dalam tahapan normal.
Cermati, dan cari tahu apakah usia anakmu masih cukup normal memiliki perilaku dan emosional yang labil? Amati dengan anak-anak seusianya. Pada tahapan yang normal, anak usia 8 tahun ke atas harusnya sudah cukup labil emosi dan perilakunya.
Pertimbangkan juga beberapa faktor yang mungkin luput dari perhatian dan kesadaran para orangtua.
Misalnya:
- Kondisi fisiknya memang bermasalah, seperti adanya alergi yang berdampak pada kestabilan emosionalnya. Obat-obatan yang dikonsumsi anak, nyatanya juga dapat berpengaruh pada perilaku.
- Masalah di sekolah kadang terbawa hingga ke rumah. Ketika anak sulit mengerjakan tugas atau memahami pelajaran, hal itu juga perlu dicermati, karena berdampak menimbulkan stress tambahan pada anak.
- Menggunakan narkoba atau alkohol. Jangan salah, usia berapapun dapat tercemar oleh penyimpangan sosial ini. Perhatikan dan pantau lingkungannya.
- Keluargamu bermasalah. Faktor ini juga merupakan faktor umum yang wajar dialami anak yang mengalami gangguan emosional dan perilaku. Seperti, perceraian atau perpisahan orang tua, cemburu mempunyai adik baru, merasa tidak adil orangtuanya memberikan kasih sayang, dan trauma pada kehilangan sosok sesorang yang berarti, atau kematian.
Nah, jika kamu yakin dan menyadari anakmu mengalami gangguan emosional dan perilaku, mungkin ini saatnya kamu berkonsultasi ke ahli atau terapi yang bisa menjadi salah satu solusi. Pengobatan yang bisa dilakukan akan tergantung dengan kondisi dan faktor dari gangguan si anak. Seperti terapi perilaku koginitif, dengan tujuan membantu anak mengendalikan pikiran dan perilaku mereka.
Lalu ada juga pendidikan yang perlu dijalani oleh orang tua, jika faktor tersebut disebabkan oleh komunikasi orangtua yang buruk kepada anak. Lalu yang terakhir dengan bantuan obat-obatan, jika memang anakmu mengalami perilaku impulsif yang disebabkan oleh kesalahan pada tubuh anakmu, Sisters.