Hai Sisters! Dengan alasan demi melancarkan produksi ASI, tidak sedikit ibu yang memilih minum jamu saat menyusui. Ini karena selain harganya yang murah, jamu juga bisa dengan mudah didapat dan diolah. Namun, jangan langsung menyimpulkan sendiri. Memangnya, aman atau tidak konsumsi jamu selama masa menyusui ini?
Sisters, sudah sejak bertahun-tahun lamanya, pamor jamu terkenal sebagai salah satu obat tradisional untuk menunjang kesehatan tubuh. Berdasarkan definisi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), jamu adalah ramuan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan dengan berbagai macam sediaan bentuk.
Misalnya diolah menjadi pil, serbuk seduhan, atau bahkan cairan untuk diminum langsung. Dengan bermodalkan embel-embel ‘tradisional’ dan ‘alami’ yang khas sekali pada jamu, membuat para ibu mau meminumnya saat menyusui.
Apalagi diperkuat oleh berbagai pendapat yang bilang kalau minum jamu saat menyusui bisa membuat produksi ASI lebih lancar. Khususnya bagi Anda yang produksi ASI-nya sedikit, hal ini pasti menjadi pertimbangan khusus untuk mencoba minum ramuan herbal dari berbagai bagian tumbuhan ini.
Menurut Jurnal SIKLUS tahun 2018, menyebutkan bahwa konsumsi jamur setelah masa melahirkan dan selama menyusui dinilai tidak membahayakan kesehatan ibu. Bahkan, beberapa bahan yang terkandung dalam komposisi jamur pun diyakini mampu mendukung proses pemulihan tubuh ibu, seperti kencur dan temu giring.
Di sisi lain, komposisi jamu juga memicu peningkatan kadar hormon prolaktin untuk mendukung produksi ASI. Memiliki pendapat yang sama, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Unikal juga berpendapat demikian.
Penelitian tersebut menemukan hasil bahwa ada pengaruh baik antara kebiasaan minum jamu dengan peningkatan produksi ASI ibu saat menyusui. Bahan-bahan alami yang digunakan untuk mengolah jamu tersebut terbuat dari daun katuk, kunyit, lempuyangan, dan asam jawa.
Kandungan zat di dalam berbagai ramuan alami tersebutlah yang diduga mampu melancarkan dan mendukung peningkatan jumlah ASI pada ibu menyusui. Bukan tanpa alasan. Sebab daun katuk yang terkenal baik untuk ibu menyusui, ternyata memiliki kandungan galactogugue di dalamnya.
Senyawa inilah yang kemudian dapat membantu mendorong produksi ASI. Lantas, apakah ini berarti ibu boleh minum jamu saat menyusui?
Sisters, memang ada berbagai manfaat baik di balik konsumsi jamu, Sisters. Akan tetapi, ternyata tidak menutup kemungkinan kalau berbagai bahan dasar pembuat jamu dapat memengaruhi rasa dan aroma ASI.
Selanjutnya, rasa jamu pada ASI tersebut bisa bertahan selama beberapa waktu tergantung dari jenis bahan alami yang digunakan. Di sisi lain, Ikatan Dokter Anak Indonesai (IDAI) tidak menganjurkan ibu untuk minum jamu saat masa menyusui.
Sebenarnya bukan hanya jamu saja, tapi bahan-bahan herbal serta beberapa jenis obat pun tidak disarankan untuk dikonsumsi. Alasannya karena ditakutkan akan ada efek samping yang muncul pada bayi karena asupan ibu yang memengaruhi kualitas ASI, Sisters.
Nah, melihat dari berbagai pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya, keamanan mengenai minum jamu saat menyusui memang sudah cukup menampakkan hasil positif. Meski begitu, hal ini belum dapat sepenuhnya diperbolehkan untuk diminum bagi semua ibu menyusui.
Dalam beberapa kasus, mungkin ada kondisi kesehatan tertentu yang membuat ibu menyusui tidak diizinkan minum jamu. Itulah mengapa sebagai langkah terbaik, sebaiknya tanyakan lebih lanjut dengan dokter. Dokter nantinya yang akan membantu menentukan apakah kamu memang harus minum jamu saat menyusi atau tidak.
Bahkan jika jumlah ASI-mu sedikit, dokter bisa saja lebih menganjurkan cara lainnya untuk membantu meningkatkan produksinya. Intinya, tidak ada salahnya untuk mengonsultasikan hal ini dengan dokter demi hasil terbaik bagimu dan si kecil.
Sebab apa pun yang kamu konsumsi, khususnya di masa menyusui ini, bisa saja menimbulkan efek samping. Baik itu bagi tubuhmu atau pun bayi yang meminum ASI ya, Sisters.