Hai Sisters! Pada umumnya, orang tua sudah boleh mulai mengenalkan film kartun buat si kecil sejak usia 16 bulan sampai di atas satu tahun. Pada rentang usia ini, anak kecil sudah menunjukkan ketertarikan mereka terhadap gerak, warna, suara, dan macam-macam gambar yang terlihat di depan matanya meski belum sepenuhnya jelas.
Hindari kartun anak yang yang punya alur cerita terlalu panjang dan sulit untuk dipahami. Tentu karena ini tidak akan sesuai dan mendukung tumbuh kembang anak sesuai usianya. Namun yang harus juga dipertimbangkan adalah konten tayangannya dan skenario dialognya. Seperti beberapa hal berikut ini, Sisters:
Jangan berikan anak izin menonton kartun yang menampilkan aksi kekerasan, pertengkaran, atau pertikaian. Baik secara verbal yang lewat kata-kata kasar, atau non-verbal seperti aksi memukul, menampar, menendang, atau menonjok sekali pun sudah dikemas secara hiperbolik dan tidak realistis. Misalnya memukul karakter A sampai gepeng dengan palu gada ukuran jumbo.
Meski tayang tersebut berupa animasi dan kita tahu itu mustahil, anak-anak belum punya pemikiran kritis untuk membedakan mana fantasi dan kenyataan sehingga masih menganggap segala yang mereka lihat di TV sebagai sebuah kebenaran, Sisters.
Jangan berikan anak izin menonton tayangan kartun berisi isu SARA yang menyerang, merendahkan, mencemooh, dan memojokkan suku, agama, ras (dilihat dari warna kulit dan ciri wajah), serta golongan tertentu. Jangan pula menayangkan kartun anak yang kerap membeda-bedakan gender.
Menampilkan konten kartun seperti ini akan membuat anak sulit untuk berempati yang bisa berdampak buruk pada kehidupan sosialnya di masa mendatang, lho.
Sisters, tidak sedikit kartun anak yang disempilkan hal-hal berbau pornografi atau tidak seronok. Selain sangat tidak sesuai dengan usia anak, tayangan berbau hal-hal seksual juga tidak baik buat perkembangan otaknya yang masih sangat muda.
Anak kecil belum bisa membedakan mana yang benar dan salah. Acara kartun yang bermuatan hal-hal di atas akan menanamkan pemikiran bahwa pertengkaran, kekerasan, dan perilaku seksual di bawah umur adalah hal yang wajar. Anak-anak juga punya rasa ingin tahu dan daya imajinasi yang tinggi sehingga mereka cenderung akan menirunya.
Selain tiga larangan di atas, sebaiknya hindari juga tayangan kartun yang dapat mendorong anak berperilaku konsumtif. Misalnya jadi minta mau dibelikan mainan ini-itu setelah melihatnya di TV.
Maka dari itu, anak masih perlu panduan dan pengawasan dari orang dewasa agar tidak salah kaprah, ya, Sisters.