Hai Sisters! Tidak sedikit ibu menyusui – terlebih bagi ibu baru – yang sebenarnya dapat memproduksi ASI yang cukup tapi masih diliputi rasa khawatir tentang persediaan ASInya. Seberapa pun ASI yang sudah dihasilkan, para ibu mungkin masih dilanda rasa takut jika si kecil tidak mendapatkan ASI yang cukup. Padahal, terlalu cemas akan hal ini justru bisa bikin produksi ASI menurun atau bahkan berhenti menyusui. Selain faktor pikiran, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang ternyata dapat mengganggu produksi ASImu. Apa saja?
Sisters, wajar jika kamu merasa lelah ketika masa setelah persalinan. Di masa itu, kamu diharuskan untuk menyusui sekaligus memulihkan diri. Nah, kebanyakan ibu justru mengalami penurunan produksi ASI saat itu. Masa-masa transisi ini yang menjadi salah satu penyebab produksi ASI berkurang.
Oleh karena itu, berikan waktu bagi tubuhmu untuk berisitirahat dengan cukup. Mintalah bantuan suami untuk memenuhi segala kebutuhanmu saat tubuh terasa lelah.
Mengalami penyakit tertentu, seperti penyakit infeksi, dapat menyebabkan tubuhmu memproduksi lebih sedikit ASI, lho, Sisters. Bila kamu merasakan gejala-gejala penyakit tertentu dan bersamaan dengan produksi ASI yang menurun, segera temui dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Hipotiroidisme dan anemia adalah dua penyakit yang dapat memengaruhi produksi ASI. Bila kamu terkena infeksi tertentu, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi tersebut. Pastikan doktermu tahu bahwa kamu sedang menyusui sehingga pemberian obatnya disesuaikan dengan kondisi tubuhmu, Sisters.
Sisters, konsumsi soda, kopi, teh, coklat, atau minuman berkafein lainnya umumnya aman untuk dikonsumsi. Namun, bila dikonsumsi secara berlebihan, hal ini dapat membuat produksi ASI menurun. Tidak hanya bagi ibu, kafein yang kamu minum juga bisa memengaruhi kesehatan si kecil.
Saat kamu mengonsumsi kopi atau teh maka kandungan kafeinnya bisa terserap oleh ASI dan masuk ke dalam tubuh si kecil saat menyusui. Akibatnya, bayi bisa mengalami masalah tidur dan mudah rewel.
Sisters, kebiasaan merokok dapat mengganggu pelepasan oksitosin dalam tubuh ibu. Oksitosin diketahui menjadi hormon yang merangsang respon let-down reflex, yaitu refleks ibu untuk mengeluarkan ASI dari dalam payudara dan mengalir keluar dari tubuh sampai masuk ke mulut bayi.
Jika refleks let-down tidak berfungsi dengan baik, ASI tidak akan mengalir keluar dari payudara ibu dan pada akhirnya kebutuhan ASI untuk si kecil tidak terpenuhi, Sisters.
Sisters, sama seperti merokok, alkohol juga dapat menghalangi respon let-down reflex pada ibu. Selain itu, alkohol bahkan dapat mengubah rasa ASI yang tidak disukai oleh si kecil. Akibatnya, si kecil menjadi malas menyusui.
Tidak hanya menurunkan suplai ASI, minum alkohol berlebihan juga dapat membuat bayi berisiko mengalami keterlambatan perkembangan.
Bila kamu mulai mengonsumsi pil KB untuk mencegah kehamilan selanjutnya, maka ini bisa memengaruhi suplai ASImu, Sisters. Sebab, pil KB mengandung hormon estrogen yang dapat menurunkan produksi susu.
Di sinilah pentingnya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan alat kontrasepsi yang aman saat masa menyusui, tanpa mengurangi produksi ASI. Misalnya dengan alat kontrasepsi yang hanya mengandung progestin seperti implan atau suntik KB yang tidak mengganggu produksi ASI.
Menjadi seorang ibu wajib menjaga kesehatan fisik dan psikis. Pasalnya, tekanan yang menyebabkan stres fisik, emosional, maupun psikologis dapat mengurangi produksi ASI. Ambil contoh, kamu merasa malu dan membutuhkan privasi saat ingin menyusui. Sekecil apapun perubahan emosional tersebut bisa mengganggu refleks let-down saat menyusui.
Penyebab stres lainnya seperti rasa gelisah, rasa sakit, masalah finansial, atau masalah dengan suami juga dapat menurunkan produksi ASI. Bicaralah dari hati ke hati dengan suami bila kamu dan pasangan mengalami masalah yang memenuhi pikiran, Sisters.