Menolaknya? Kamu sah-sah saja menolaknya tapi teman-teman kerjamu atau bahkan atasanmu akan memberi penilaian yang buruk padamu. Lantas, apa yang sebaiknya kamu lakukan seandainya kamu menerima pekerjaan di luar jobdesc-mu?
Menurut Hapsari Sulistyaningrum, mantan HR Officer kontraktor tambang perusahaan Australia, ada hal-hal yang bisa kamu pertimbangkan saat kamu mendapat pekerjaan di luar jobdesc-mu. Namun sebelum itu, kita perlu tahu mengapa seorang pekerja bisa mengerjakan pekerjaan di luar jobdesc-nya, Sisters.
Responsibility dan Accountability
Dalam suatu pekerjaan ada yang namanya responsibility dan accountability. “Responsibility itu tanggung jawab, accountability itu tanggung gugat,” ungkap Sari panggilan akrab Hapsari Sulistyaningrum. Seorang pekerja memiliki responsibility dan accountability pekerjaan. Saat ia memikul dua hal ini, berarti ia menyelesaikan pekerjaan secara mandiri dan menanggung hasil dari pekerjaannya, termasuk komplain atau revisi pekerjaan.
Dalam situasi tertentu, responsibility atasan bisa dilimpahkan ke bawahan tapi accountability tetap melekat pada atasan. Sisi responsibility yang bisa didelegasikan inilah yang memungkinkan seorang pekerja mengerjakan hal-hal di luar jobdesc-nya.
“Misalnya seorang atasan memberi tugas administrasi tambahan pada bawahan untuk mencetak dokumen tertentu. Ketika terjadi kesalahan dalam mencetak, kesalahan tersebut bisa jadi dilakukan oleh bawahan tapi atasanlah yang menanggung risikonya karena pada dasarnya itu merupakan bagian dari pekerjaannya,” jelas Sari.
Job Enrichment dan Job Enlargement
Sisters, pekerjaan tambahan tak serta-merta untuk membantu atasan tapi juga ada yang bersifat mengasah kemampuanmu. Sari menyebutkan bahwa terdapat dua jenis pekerjaan tambahan, yaitu job enrichment dan job enlargement. Apa itu?
“Enrichment itu pengayaan. Misalnya kamu bekerja sebagai penulis di media, kamu yang tadinya nulis tentang tips jobseeker ala anak gaul, nanti diperkaya lagi nambah tipsnya tentang HR. Tapi kerjaanmu tetep nulis,” ungkap Riri. Pengayaan pekerjaan ini akan membuat bertambahnya pengetahuan pekerja.
Sari juga menjelaskan soal job enlargement, “Kalau job enlargement, kamu yang tadinya hanya menulis, kamu juga akan ditugaskan bikin video, hingga ditugaskan mengurus akun media sosial.” Dalam hal ini, pekerja diarahkan untuk memperbanyak keterampilannya.
Jika akhirnya delegasi pekerjaan itu datang, bisa apa?
Sisters, begitu tahu tentang alasan dan jenis tugas kerja tambahan yang kamu butuhkan tentunya adalah tips untuk menghadapinya. Berikut tips dari Hapsari Sulistyaningrum.
Pertama, kamu harus benar-benar memahami jobdesc-mu yang sudah ada terlebih dulu. Dengan memahami jobdesc-mu, kamu juga akan tahu apa yang bukan jobdesc-mu. Dengan demikian, kamu bisa mengukur sejauh mana kamu bisa melaksanakan tugas selain jobdesc-mu.
Kedua, selesaikan pekerjaanmu. Ketika kamu diberi pekerjaan di luar jobdesc-mu, kamu juga dituntut tetap menyelesaikan pekerjaanmu. “Jangan keteteran ngebantuin orang tapi pekerjaan kamu sendiri belum selesai,” terang Sari.
Ketiga, tanyakan pada atasan apa pekerjaan itu berhubungan dengan Key Performance Indicator (KPI) atau tidak. “Apakah setelah kamu sukses melaksanakan itu, entah itu berupa enrichment atau enlargement, kamu bakal naik jabatan atau tidak, kamu akan naik gaji atau tidak, itu harus dipastikan,” ungkap Sari.
Keempat, kalau pekerjaanmu sudah selesai, ada baiknya kamu berinisiatif membantu temanmu. “Karena tanpa harus tanya ke manajer tapi kamu sudah berinisiatif untuk membantu, itu bakal jadi penilain tersendiri buat kamu,” jelas psikolog lulusan UGM tersebut.
Bagaimana? Sudah siap bersikap ketika mendapat tambahan pekerjaan? Pekerjaan di luar jobdesc memberimu ruang untuk menunjukkan sehebat apa dirimu. Jadi, pastikan atasanmu bisa mengukur kemampuanmu dan gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya! Good luck, Sisters!