Ketika musim kemarau tiba, kita akan merasakan udara siang hari yang cenderung panas dan kering, yang kemudian menyebabkan debu dan polusi semakin parah. Sedangkan saat malam hari terkadang udara bisa menjadi sangat dingin. Perubahan suhu yang sedemikian rupa membuat daya tahan tubuh menjadi turun, sehingga kita pun rentan terkena berbagai masalah kesehatan. Terlebih musim kemarau ataupun pancaroba menjadi saat di mana virus dan bakteri berkembang biak dengan cepat. Tentu hal ini patut kita waspadai, Sisters, terutama ada beberapa jenis penyakit yang kerap terjadi saat musim kemarau seperti saat ini. Contohnya seperti penyakit-penyakit berikut ini.
Iritasi mata
Ketika musim kemarau, panas dan teriknya cuaca serta hujan yang kian jarang turun, menyebabkan lingkungan menjadi lebih kering serta debu yang mudah beterbangan yang dapat meningkatkan risiko sakit mata, seperti sindrom mata kering hingga iritasi mata.
Untuk menghindari terjadinya iritasi akibat debu masuk ke dalam mata maka usahakan untuk menggunakan kaca mata hitam saat beraktivitas di luar rumah. Selain itu usahakan untuk tidak menyentuh mata menggunakan tangan, karena tangan yang tidak bersih bisa menjadi sarang bakteri dan virus yang bisa menyebabkan terjadinya iritasi pada matamu.
ISPA
Selain mata, infeksi saluran pernapasan (ISPA) seperti radang tenggorokan, hingga asma juga kerap terjadi ketika musim kemarau tiba. Hal itu karena saat musim kemarau, debu yang mengandung bakteri akan semakin banyak beterbangan di udara, sehingga lebih mudah masuk ke saluran pernapasan atas. Ditambah lagi polusi udara akibat emisi kendaraan yang menumpuk di udara yang tak terbasuh hujan bisa semakin meningkatkan risiko seseorang terkena ISPA, terutama jika memiliki riwayat asma.
Untuk mencegah terkena infeksi saluran pernapasan, pastikan kamu tidak lupa menggunakan masker hidung untuk mencegah masuknya debu ke saluran pernapasan.
Hipertermia
Saat musim kemarau, pada siang hari cuaca bisa menjadi sangat terik. Sayangnya, kita tetap harus bekerja dan melakukan aktivitas seperti biasa. Kondisi ini dapat meningkatkan resiko hipertermia akibat suhu tubuh yang terlalu tinggi. Ciri-ciri orang yang mengalami hipertermia atau juga biasa dikenal dengan istilah heatstroke ini, antara lain suhu tubuh terlalu tinggi, pusing, lelah, mual, sulit berkonsentrasi, hingga denyut jantung yang lebih cepat dari biasanya. Hipertermia biasa menyerang orang tua lantaran kemampuan melepaskan panas dari tubuh telah berkurang, serta orang-orang yang bekerja di luar ruangan saat matahari sedang terik-teriknya.
Untuk mencegah terjadinya hipertermia, kamu wajib mencukupi kebutuhan cairan minimal 1,5 liter setiap harinya. Serta gunakan pelindung seperti topi atau payung ketika beraktivitas di luar ruangan saat siang hari.
Penyakit kulit
Selain kulit menjadi mudah kering atau dehidrasi, saat musim panas seperti sekarang, kulit juga lebih rentan terkena berbagai penyakit, lho! Cuaca yang panas akan membuat kita lebih mudah mengeluarkan keringat yang memudahkan perkembang biakan jamur, yang bisa membuat kulit mengalami infeksi jamur seperti eksim ataupun berbagai macam penyakit kulitnya.
Untuk mengurangi risiko infeksi kulit akibat jamur, pastikan kamu membersihkan tubuh setelah beraktivitas, dan pastikan mengeringkannya dengan seksama termasuk pada area lipapatan-lipatan tubuh.
Tifus
Tifus yang dalam istilah kedokteran disebut demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella typhii. Penyakit ini sering ditularkan melalui konsumsi makanan yang tercemar bakteri salmonella. Pencemaran makanan dapat terjadi ketika makanan tersebut dihinggapi lalat Kurangnya pasokan air bersih pada musim kemarau dapat membuat lingkungan relatif menjadi lebih kotor, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi lalat untuk berkembang biak, dan berpotensi menyebabkan penyakit tifus. Jadi pastikan untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dan makanan yang kamu konsumsi agar tidak terkena penyakit ini.
Jaga kondisimu, ya, Sisters!