Momen tumbuh kembang yang sedang pesat membuat anak-anak perlu mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. Selain dari makanan utama, juga dari camilan lho, Sisters.
Orang tua seringkali luput dalam menyiapkan jenis dan jumlah camilan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Akibatnya justru akan terjadi overeating alias berlebihan.
Bukannya memberikan manfaat, camilan justru membuat anak jadi tidak mau makan atau membahayakan kesehatan karena kebanyakan gula.
Apa saja aturan penting saat memberikan camilan agar tetap dalam batas aman dan tidak berlebihan? Simak ini, yuk, Sisters!
Ingatlah prinsip utama bahwa camilan hanya melengkapi nutrisi dan waktu makan utama, bukan untuk menggantikannya, Sisters. Dengan demikian, kamu perlu memilih waktu yang tepat untuk memberi camilan pada anak.
Jika waktu makan utama anak yakni di pukul 7 pagi, pukul 12 siang dan pukul 7 malam, maka berikan camilan di antara waktu tersebut.
Misalnya kira-kira 1,5 jam sebelum makan utama. Dengan begitu, peran dari makan utama tidak serta-merta digantikan oleh camilan. Jangan sampai waktu ngemilnya terlalu dekat dengan makan utama, sehingga anak justru kenyang dan tidak mau makan.
Sisters, jadikan meja makan dan dapur sebagai tempat penyedia makanan (termasuk camilan). Hilangkan segala sesuatu yang bisa membuat anak teralihkan saat makan dan ngemil.
Terutama dari perangkat elektronik seperti televisi, ponsel atau komputer. Apabila anak ngemil sambil bermain gadget, maka tanpa sadar ia justru berisiko makan berlebihan tak terkendali.
Hati-hati, Sisters. Kebiasaan seperti ini dalam jangka panjang dapat membuat anak berisiko mengalami obesitas dan bahkan memiliki gula darah tinggi.
Tak sekadar camilan, jika bisa pilihlah yang benar-benar mengandung nutrisi baik untuk tumbuh kembang anak, Sisters. Misalnya untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, pilih buah potong sebagai menu camilan.
Memenuhi kebutuhan nutrisi penting lainnya seperti protein juga bisa diberikan melalui camilan. Misalnya seperti apel dengan selai kacang atau telur rebus. Kebutuhan serat juga bisa dibantu melalui susu, yoghurt dan roti gandum.
Jika ingin si Kecil ngemil sehat dan teratur, maka jadikanlah diri sendiri sebagai panutan baginya. Anak mungkin akan menolak makan camilan sehat seperti buah, jika kamu justru memberikan contoh makan camilan lain seperti cokelat.
Sebaliknya, anak pandai meniru dan cenderung akan mengikuti jejak orang tuanya. Jadi, ia akan lebih tertarik untuk ngemil sehat jika itu juga yang dilakukan oleh Mama dan Papa.
Tunjukkan bahwa makan camilan sehat itu menyenangkan. Biasakan untuk melakukannya secara teratur, anak pun tanpa disuruh akan mengikuti kebiasaan baik orang tua.
Di supermarket banyak dijual camilan-camilan kemasan seperti permen dan cokelat. Meski sering dianggap sebagai hal yang praktis, namun kamu sebaiknya tak terlalu mengandalkan camilan seperti ini, ya.
Akan jauh lebih baik jika kamu mau menyiapkan sendiri ala rumahan camilan untuk anak alias homemade. Kamu bisa membuat roti gandum dengan irisan keju, misalnya.
Selain itu, kamu juga bisa membuat telur rebus atau pizza mini sederhana buatan sendiri. Yang penting, hindari kebiasaan membeli camilan manis berlebihan saat sedang pergi ke supermarket, ya, Sisters.
Apakah si Kecil sudah cukup besar untuk bisa membuka sendiri rak camilan di dapur? Jika ya, atur supaya rak berisi camilan sehat berada di depan dan menjadi yang paling mudah diraih.
Sementara itu, tempatkan camilan lain seperti cokelat dan keripik berada di tengah alias tidak mudah diambil.
Dengan begitu, anak yang biasanya akan mengambil camilan yang bisa ia raih sendiri akan lebih terkendali. Lain halnya jika kamu asal-asalan dalam meletakkan camilan, sudah pasti camilan yang manis akan habis terlebih dahulu.
Tak cuma di rumah, aturan menyiapkan dan memberikan camilan sehat juga berlaku untuk bekal. Ini termasuk stok camilan di mobil saat kamu dan anak hendak bepergian.
Siapkan camilan berupa pretzel mini, sereal, buah potong dan susu. Hindari kebiasaan menyimpan permen di mobil karena membuat anak sulit berhenti makan camilan manis tersebut.
Protein selain bermanfaat untuk pertumbuhan massa otot, juga baik dikonsumsi untuk membantu membuat anak kenyang lebih lama, Sisters.
Jadi, kamu pun sebaiknya selalu memenuhi kebutuhan harian protein anak. Selain memilih menu camilan yang kaya protein seperti keju dan selai kacang, usahakan juga untuk memberikan asupan sumber protein di waktu makan utama.
Misalnya seperti daging, tempe, tahu dan telur dan ikan. Dengan demikian, anak terhindari dari nafsu makan camilan yang berlebihan, Sisters.
Menu camilan, terutama yang manis seperti susu atau cokelat, paling berisiko membuat gigi anak rusak dan bolong, Sisters. Seringnya karena anak tidak terbiasa berkumur atau sikat gigi setelahnya.
Camilan manis mudah membuat gigi anak rusak, lho. Jadi, selain menyiapkan menu camilan yang sehat, Mama juga perlu mengajarkan anak tentang pentingnya menyikat gigi atau membilas mulut dengan air.
Terutama untuk mencegah kerusakan gigi. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi pun tetap terpenuhi tanpa berisiko membuat anak sakit gigi.
Sesekali tetap santai ya, Sisters. Jangan sampai memilih menu camilan justru membuat Mama jadi terbebani. Sesekali boleh saja memberikan kesempatan bagi anak untuk ngemil camilan seperti keripik atau cokelat.
Tapi ingat, lakukan hal ini sesekali saja dan bukan setiap hari. Menurut Shield, ada pembagian waktu dan jadwal yang sebaiknya diikuti orang tua saat memberikan camilan untuk anak.
Untuk menu camilan yang aman diberikan setiap hari misalnya seperti buah potong, buah kering, yoghurt dan selai kacang. Sementara yang perlu dibatasi misalnya permen, cokelat, keripik kentang, donat dan minuman bersoda.
Ingatkan anak bahwa kesempatan untuk ngemil makanan manis berlaku hanya sesekali saja, dan bukan setiap hari. Jangan lupa tetap terapkan aturan-aturan sebelumnya juga, ya Sisters.