Sisters, dalam perkembangannya, seorang anak akan mengalami sebuah fase di mana ia akan berusaha membantah atau menjawab balik orangtua menegurnya. Tidak perlu menunggu ia beranjak remaja, perilaku ini pun bisa mulai terjadi saat anak mulai merasa mandiri di usia 3-4 tahun.
Menjawab balik saat ditegur bisa jadi sebenarnya merupakan wujud protes si anak terhadap orangtua. Sebenarnya kamu tak perlu khawatir, jika ini sesekali terjadi. Namun, bagaimana jika anak terus-menerus balik berbicara setiap kali orangtua menegurnya?
Secara umum ada beberapa alasan yang mendasari anak selalu balik menjawab atau membantah saat orangtua menegurnya, misalnya karena hal-hal berikut ini:
Banyak orangtua yang seringkali merasa marah saat mendapati anak balik menjawab ketika ditegur. Sebenarnya ini adalah reaksi yang normal dan wajar, meskipun bisa dibilang bukan tindakan yang bijaksana. Karena itu, ada baiknya orangtua mencoba melakukan pendekatan pada anak melalui tips di bawah ini.
Sisters, seperti yang telah dibahas sebelumnya, ada beberapa alasan yang mendasari mengapa anak seringkali balik menjawab saat ditegur.
Jika itu terjadi karena pengaruh acara TV, Mama bisa memberikan pengertian kepada si Anak bahwa meski terlihat lucu, adegan yang ada di TV sebenarnya tidak dapat dipraktekkan dalam kehidupan nyata.
Begitu pula saat yang menjadi penyebab anak sering balik menjawab berasal dari perubahan kehidupan baru yang dihadapinya, segera ajak anak untuk berbicara dari hati ke hati dan bantu dia menyesuaikan diri dengan situasi barunya.
Meski memang sulit untuk dilakukan, tetapi orangtua harus tetap berusaha tidak bertindak berlebihan untuk selalu menjawab setiap komentar kecil yang dilakukan anak. Ini akan membuat anak terus-menerus ingin menguji kesabaran dan tidak menganggap serius teguran yang disampaikan orangtua.
Apapun yang dikatakan anak ketika balik menjawab saat ditegur, bereaksilah secara bijaksana tapi tegas dalam meresponnya. Jika anak sudah dinilai melewati batas, segera tegur ia misalnya dengan penekanan kalimat, “Tolong bicara lebih sopan sama Mama ya, Kak.” Teguran ini yang menandakan bahwa kamu benar-benar serius dan tidak menyukai sikapnya. Jika kejadian ini berlangsung di tempat umum, bawa anak ke tempat yang lebih tenang dan jangan mengajaknya berdebat di keramaian.
Reaksimu sebagai ibu yang meminta anak untuk menahan diri dan berperilaku hormat sebenarnya bukan akhir dari perdebatan. Setelah semuanya terlewati dan anak mama mulai tenang, katakan padanya bahwa kamu sebenarnya tahu bahwa ia sangat marah dan semua itu bisa dibicarakan baik-baik tanpa perlu berdebat.
Saat anak mengetahui bahwa orangtua peduli dengan apa yang dilakukan, besar kemungkinan ia akan menahan diri untuk tidak membantah saat orangtua menegurnya.
Sikap anak cenderung lebih terkendali saat ia memahami aturan dasar yang berlaku sehari-hari. Misalnya: saat menonton TV, etika di meja makan dan lain sebagainya. Tanamkan terus aturan-aturan dasar ini sehingga anak tahu mana hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, layak dan tidak layak dilakukan. Dengan memahami aturan dasar, anak mengetahui dan menyadari kesalahannya sehingga tidak melakukan perlawanan saat ditegur.
Anak-anak biasanya akan ditegur karena perilakunya buruknya. Namun, terkadang orangtua juga lupa memberikan pujian dan penghargaan saat anak berperilaku baik, patuh, dan melakukan kewajibannya dengan tanggungjawab. Jadi, jangan sampai salah dalam menentukan langkah yang tepat untuk menghadapi si Kecil ya, Sisters.