Sisters, banyak orang percaya bahwa telapak tangan yang cenderung berkeringat merupakan tanda orang dengan penyakit jantung. Namun, ternyata hal ini hanya mitos belaka. Karena gejala penyakit jantung tidak hanya ditandai oleh telapak tangan maupun telapak kaki berkeringat.
Kondisi tangan yang sering berkeringat terjadi karena produksi keringat yang berlebih pada bagian tubuh tertentu atau biasa disebut palmar hyperhidrosis. Lalu, apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya di bawah ini, ya, Sisters.
Pengertian Hiperhidrosis
Berkeringat merupakan hal yang wajar dialami manusia, namun lain halnya dengan penderita hiperhidrosis yang mengeluarkan keringat dengan jumlah banyak. Keringat yang keluar secara tidak normal ini tidak diakibatkan oleh suhu panas maupun aktifitas ekstrem. Padahal tubuh mengeluarkan keringat karena dibutuhkan untuk mendinginkan bagian tubuh yang terlalu panas. Namun bagi penderita hiperhidrosis, tubuh tetap memproduksi keringat secara berlebih walaupun tak memerlukan pendinginan.
Biasanya, hiperhidrosis aktif dibagian tangan, kaki, ketiak, hingga selangkangan yang relatif memiliki kelenjar keringat. Meskipun tidak membahayakan si penderita, hiperhidrosis lebih menyerang ke psikis seseorang karena menimbulkan rasa malu, stres, dan depresi.
Gejala Hiperhidrosis
Hiperhidrosis berbeda dengan tangan berkeringat pada umumnya, karena hiperhidrosis ditandai dengan keluarnya minyak melebihi batas normal. Gejala yang paling nampak adalah keluarnya keringat ketika udara tidak sedang panas atau karena aktifitas fisik yang berat. Orang dengan hiperhidrosis pada daerah tangan juga kesusahan untuk memegang suatu barang karena tangan yang basah oleh keringat. Kulit tangan pun akan menjadi lembut walaupun cenderung terkelupas di area tertentu karena kondisi yang selalu basah.
Penyebab Hiperhidrosis
Berdasarkan penyebabnya, hiperhidrosis dibagi menjadi dua, yakni hiperhidrosis primer dan sekunder. Pada hiperhidrosis primer, mekanisme tubuh yang mendorong adanya aktivitas kelenjar keringat bekerja lebih aktif walaupun tak ada pemicunya. Hingga saat ini belum ada penjelasan mengenai hiperhidrosis primer kecuali merupakan keturunan atau bersifat genetik.
Lain halnya dengan hiperhidrosis sekunder yang terjadi karena adanya kondisi medis tertentu. Kondisi ini meliputi semacam penyakit misalnya TBC, tumor, asam urat, obesitas penyakit jantung, hingga kegagalan pernapasan.
Cara Mengatasinya:
- Antiperspirant
Obat satu ini mengandung aluminium klorida yang dapat menyumbat kelenjar keringat yang keluar secara berlebih. Selain itu, Antiperspirant mengecilkan pori-pori pada tanganmu sehingga produksi keringat lebih lambat. Obat ini pun bisa kamu dapatkan dengan mudah di apotik.
- Bedak bayi
Penggunaan bedak bayi dipercaya dapat menyerap berbagai macam cairan, khususnya keringat. Cukup oleskan bedak bayi pada tangan sebelum perjalanan atau kamu dapat juga menggunakan soda kue sebagai penggantinya.
- Minum banyak air
Setiap orang disarankan meminum air putih dengan takaran yang cukup atau 8 gelas tiap harinya. Terutama bagi kamu yang memiliki tangan rentan berkeringat, pastikan agar tubuh tetap terhidrasi dengan meminum air putih secara rutin. Cara ini dipercaya akan mendinginkan suhu dalam tubuh sehingga membantu mengurangi keringat berlebih.
- Operasi
Tindakan terakhir bagi kamu dengan hiperhidrosis akut adalah dengan operasi. Operasi dilakukan dengan mengangkat kelenjar keringat berlebih di tangan dengan melakukan simpatektomi. Namun, kamu tentu memerlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter karena tak semua hiperhidrosis perlu tindakan operasi.
Semoga membantu ya, Sisters!