Sisters, mahalnya biaya sekolah dari tahun ke tahun pasti membuatmu berpikir untuk mempersiapkan dana sekolah sedini mungkin. Tetapi, meski mempersiapkan biaya sekolah anak memang harus dilakukan sedini mungkin, kamu juga perlu melakukan langkah-langkah mendasar lainnya sebelum mulai menyiapkan dana sekolah. Co-Founder dan Kepala penasihat keuangan Jouska Indonesia Indah Hapsari menyebutkan, setidaknya ada Jadi, 7 poin yang harus diperhatikan sebelum kamu siap menginvestasikan dana untuk pendidikan anak. Simak dibawah ini, ya!
1. Lihat kondisi keuangan saat ini
Sisters, yang pertama kali kamu lakukan ketika hendak mempersiapkan dana pendidikan anak adalah lihat kondisi keuanganmu saat ini. Kamu harus lihat posisi keuangan baru setelah itu bentuk tujuan, ya, Sisters.
2. Lihat aset
Setelah mengetahui kondisi keuangan dan tujuan, kamu juga harus melihat aset likuid (yang mudah dicairkan) untuk menjadi modal, misalnya logam mulia, valas, saham, reksadana, unitlink, dan sebagainya. Lihat aset yang kita punya apa saja, karena ini akan jadi modal. Asetnya yang liquid bukan aset seperti rumah kalau untuk pendidikan, seperti logam mulia, tabungan, valas, saham, reksadana, atau unitlink, Sisters.
3. Lihat utang dan arus kas
Kamu juga disarankan melihat utangmu, seperti KPR, utang ke tetangga, utang kartu kredit, dan sebagainya. Setelah memperhitungkan, pastikan networkmu positif akan mengumpulkan biaya pendidikan tak terkendala utang. Pun jangan lupa lihat arus kas. Biasanya bagi kamu pekerja kantoran, kamu akan mendapat bonus tahunan. Bahkan bonus tahunan itu bisa sampai 9 kali lipat dari gaji.
4. Pangkas di awal
Bila kamu telah menerima gaji setiap bulan, pastikan pangkas di awal untuk dana darurat atau dana pendidikan, dan dana-dana tambahan lainnya. Sebab, bila pangkas di akhir, nominal dana tak maksimal karena hanya sisa dari pengeluaran bulanan. Potong di depan setelah menerima gaji. Paling minimal itu 10 persen bagi pasangan yang sudah menikah, enggak boleh kurang. Kalau lebih bisa lebih baik. Kalau single pastikan lebih dari 10 persen. Meski terlihat kecil, fokusnya bukan di nominalnya, tapi itu membentuk kebiasaan keuangan kita, Sisters.
5. Diskusikan dengan pasangan
Sisters, sebelum berencana menyiapkan dana pendidikan, diskusikan besaran angka patungan dengan pasangan. Besaran angka ini harus dibagi adil, bukan sama rata. Harus dibagi adil, adil itu bukan samarata. Lihat gajinya besaran siapa. Bila perlu, buka tabungan bersama untuk mengumpulkan dana pendidikan maupun dana darurat. Karena jika terjadi apa-apa, pasangan tahu kalau kamu sudah siapkan dana itu, Sisters.
6. Lihat profil risiko
Sisters, sda baiknya lihat terlebih dahulu risiko apa yang menghadang suatu saat bila kamu mempunyai tabungan pendidikan. Sebab, jika risiko ini tak dicegah, mau tak mau tabungan pendidikan akan digunakan untuk risiko tak terduga itu. Lihat risk profil, ada atau enggak orang tua atau anak yang enggak punya asuransi kesehatan. Kalau enggak punya, minimal belikan BPJS Kesehatan. Ini akan mengurangi risiko suatu saat, Sisters.
7. Pastikan memiliki dana darurat
Meski penting, sebetulnya dana darurat tetap yang paling utama. Meski keluarga sudah dilengkapi asuransi kesehatan atau asuransi lainnya sedemikian rupa, dana darurat tetap diperlukan. Jadi, pastikan kamu memiliki dana darurat. Karena ada kasus akhirnya orang enggak menyiapkan dana darurat, begitu akhirnya anaknya mau sekolah tapi ada kendala lain, terpakai akhirnya dana sekolahnya, Sisters.