Sisters, membeli gadget bekas bisa jadi pilihan terbijak bagimu. Coba pikir: kenapa harus beli barang baru kalau gadgetnya cuma akan kamu pakai beberapa bulan? Kenapa juga harus beli baru kalau dalam beberapa bulan harga produk bekasnya udah murah banget?
Tapi kamu harus teliti. Gadget adalah barang yang mudah dimodifikasi, diubah isinya dan dijual kembali oleh orang-orang yang “cerdas”. Makanya kamu juga harus cerdas sebelum membeli gadget bekas. Yuk, ikuti beberapa tips berikut ini!
Sisters, sekedar tahu kamu mau beli laptop, ponsel pintar, atau kamera aja nggak cukup. Kamu juga harus tahu merek laptop apa yang kamu incar, kamera dengan lensa apa yang kamu inginkan, atau prosesor apa yang kamu harapkan ada dalam ponsel pintarmu.
Jika hal-hal di atas terdengar terlalu teknis, tanyakan pertanyaan ini pada dirimu: “Kenapa aku harus menggunakan gadget ini?” Apakah buat bekerja, mendesain, mengetik, atau sekedar buat fun?
Sebelum mengetahui harga bekas sebuah barang, cari informasi dulu berapa harga barunya. Ini mencegahmu tertipu nantinya.
Di luar sana, banyak outlet yang bisa memberikanmu gambaran harga sebuah produk yang adil. Misalnya, kamu bisa buka beberapa website teknologi. Di sana sudah terdapat tinjauan, spesifikasi dan harga gadget-gadget yang kamu incar. Setelah tahu harga barunya berapa sekarang kamu punya modal buat terjun ke pasar gadget bekas.
Agar terhindar dari kemungkinan kecewa karena barang jelek, kamu harus temukan penjual yang punya reputasi bagus di kalangan penikmat gadget. Yang teliti: jangan langsung percaya pada label recommended seller. Baca dulu komentar dan testimoni pembeli sebelumnya soal penjual ini. Kamu juga punya pilihan buat beli di toko yang punya bangunan fisik seperti toko komputer atau toko yang emang mengkhususkan diri menjual gadget bekas.
Jika ingin mendapat gadget yang masih terawat, coba kunjungi komunitas pecinta/pemakai gadget. Misalnya komunitas fotografer. Hampir dipastikan dalam tiap komunitas ada kegiatan jual beli. Kamera yang dijual disana pun masih dalam kualitas yang baik karena pemilik sebelumnya adalah orang yang ahli.
Jual-beli secara online memang lebih praktis dan mudah. Tapi jika kamu ingin mendapat kepuasan, bertemulah langsung dengan si penjual.
Foto-foto barang yang bagus bukan jaminan bahwa benda itu nantinya akan memuaskan kamu. Ketika sampai di rumahmu, barang itu bisa aja bikin kamu kecewa. Kamu bisa tertipu barang cacat atau palsu. Bahkan ada juga barang yang sudah dibayar sesuai kesepakatan tapi akhirnya tidak dikirim.
Walaupun kamu bernegosiasi dengan penjual online bereputasi baik, bersikeraslah buat bertemu langsung. Pastikan kalian bertemu di siang hari dan di tempat terbuka. Kamu pasti lebih mudah memeriksa gadgetnya di kafe outdoor daripada di tempat yang private, Sisters.
Inilah keuntungan lain kalau kamu bertatap muka dengan penjual secara langsung. Kamu lebih mudah menilai apa orang itu menjual barang curian, atau terpaksa melepas gadget kesayangannya sendiri karena memang lagi butuh duit.
Barang curian biasanya dijual dengan harga yang murah banget. Untuk itu, jika kamu menemukan sebuah gadget yang dijual murah, selidiki alasannya. Jika yang dijual adalah ponsel, kamu bisa meminta nomor IMEI barang dan memeriksa keabsahannya di website.
Sisters, sebelum bertemu empat mata dengan penjual, negosiasikan dahulu harganya berdasarkan survey yang sudah kamu lakukan sebelumnya. Nego awal ini bisa dilakukan via telepon, SMS, atau online. Sampaikan bahwa nantinya kamu ingin memeriksa gadgetnya secara menyeluruh. Kalau perlu, tes kemampuan gadget itu sekalian.
Jika penjual menolak syarat yang kamu ajukan itu, ada kemungkinan dia cuma mau menipu kamu. Tapi jika dia bersedia memperlihatkan kekurangan yang dimiliki gadget-nya, berarti bisa jadi dia jujur. Semakin detil yang dia perlihatkan, semakin baik. Kamu jadi punya lebih banyak informasi tentang berapa harga sebenarnya yang pantas kamu bayarkan. Lecet-lecet halus pada gadget mungkin gak akan menurunkan harganya. Namun kalau ada lecet di layar atau lensa, kamu boleh minta potongan harga.
Sampaikan juga kalau ini cuma nego awal, semua masih berdasar pada apa yang dia tampilkan di internet. Keputusan final baru akan dibuat setelah kalian bertatap muka dan memeriksa barangnya berdua dengan seksama.
Sisters, akan baik sekali jika penjual masih menyimpan kotak gawai, buku manual, charger cadangan, dan segala tetek bengek yang diperolehnya dalam pembelian pertama dulu. Tapi, biasanya kelengkapan ini dijadikan dalih oleh penjual buat mempertahankan harganya. Jadi pikir-pikir dulu, apakah kamu membutuhkan semua produk pelengkap itu?
Kalau ini dijadikan alasan penjual untuk membanderol barangnya dengan harga tinggi, wajar aja. Garansi yang masih valid itu penting, Sisters! Apalagi buat gadget bermobilitas tinggi seperti ponsel dan kamera. Tapi pastikan lama garansi yang tersisa berbanding lurus dengan harga yang ditawarkan penjual. Kalau garansi produknya tinggal 1 bulan lagi, nggak layak dong kalau dia minta harga yang masih tinggi?
Setelah semua beres dan kamu sudah yakin dengan gadget yang kamu periksa ini, mulailah bernegosiasi dengan serius. Sebutkan kekurangan-kekurangan gadget ketika ingin menawar harga. Jika gadget itu tidak bergaransi, atau jika kelengkapannya tak sempurna, itu kesempatan kamu buat minta pengurangan harga. Tapi ingat: negonya tetap dalam batas wajar, ya. Jangan “Afgan” alias tega, Sisters.