Banyak orang Indonesia, baik wanita maupun pria berpikir bahwa mendapatkan pasangan orang asing dari luar negeri atau biasa disebut bule, jauh lebih baik. Tak sedikit yang beranggapan kalau bule itu identik dengan kaya, cerdas, berkualitas, dan sebagainya.
Padahal hal-hal yang disebutkan tersebut belum tentu sepenuhnya benar. Mengapa demikian? Karena tidak semua bule memiliki kriteria yang sama atau persis seperti yang kita semua pikirkan. Entah dari mana asalnya stereotip kalau bule lebih unggul dibandingkan orang lokal, tetapi yang jelas fenomena ini menimbulkan mindset yang kurang tepat. Kenapa? Simak alasannya!
Bule juga memiliki kekurangan dan kelebihan
Sister, bule juga sama seperti kita, lho! Mereka punya kelebihan dan kekurangan. Sebab dikatakan sempurna apabila manusia memiliki dua-duanya. Jadi apa yang ada pada mereka dan kita itu sama. Hanya saja, beberapa faktor seperti pengalaman, culture, pendidikan, kebiasaan sehari-hari, dan lainnya mempengaruhi bagaimana seseorang hidup serta berpikir.
Sebagian besar mereka tidak suka basa-basi, lebih suka to the point
Kebanyakan bule kurang menyukai basa-basi. Beda dengan kita yang saat pertama kenal masih ngobrol ngalor-ngidul demi menghilangkan kecanggungan sekaligus membangun kedekatan, bule lebih cenderung to the point. Apa yang ingin mereka sampaikan, pasti akan dikatakan. Maka jangan kaget apabila mereka mendadak menanyakan ini dan itu.
Rata-rata tidak ingin terlalu cepat untuk menikah
Kalau kamu mendapati bule yang baru kenal, langsung mengajak menikah maka harus berhati-hati. Pada umumnya, bule enggan terlalu cepat menikah. Ya, memang ada sebagian yang serius dan ingin cepat menikah, tetapi hampir kebanyakan tak mau terburu-buru. Hal ini dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan mereka. Bule yang sudah menikah, maka mereka harus siap hidup mandiri dan terpisah dengan orang tua. Belum lagi kebutuhan di luar negeri sangat mahal.
Sebut saja seperti di Inggris. Sewa 'studio flat' atau sejenis kos-kosan perbulannya saja £600 atau kurang lebih Rp11.000.000,00. Naik transportasi umum berbasis online di Indonesia per 3KM dikenakan sekitar Rp11-15 ribu, tetapi di Inggris Rp150.000,00. Itulah mengapa mereka harus siap secara finansial dan sebagainya.
Jangan kaget jika mereka mendadak membicarakan tentang seks
Tak sedikit bule yang baru kita kenal tiba-tiba membicarakan seks. Hal seperti ini bagi mereka adalah sesuatu yang wajar karena dipengaruhi oleh budaya bebas atau kebarat-baratan yang cukup kental di tempat tinggal mereka. Jika kamu tidak nyaman dan tidak suka, langsung saja katakan. Jangan pernah takut apalagi mengikuti kemauannya. Jelaskan bahwa di Indonesia membicarakan sesuatu seperti itu dianggap tidak sopan. Apalagi baru tahap perkenalan.
Namun, ada juga, kok, bule yang baik dan tidak suka membicarakan hal-hal seperti ini. Kalau kamu bisa mendapatkannya, maka bisa dikatakan sangat beruntung.
Jangan mudah terbawa suasana
Sebagian besar orang Indonesia juga suka terbawa perasaan hanya karena dikatakan 'kamu cantik' atau 'kamu tampan', 'hey, baby' or 'hay love'. Padahal panggilan atau ungkapan seperti itu bagi mereka wajar dan biasa saja. Sebab, setiap negara diisi oleh masyarakat yang punya cara berbeda dalam mengungkapkan rasa kagum, rasa sayang sebagai teman, dan lain-lain.
Beranikan diri bertanya tentang keluarga, tempat tinggal, dan planning ke depan
Jika kamu dan dia sama-sama serius ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh, maka mulailah untuk menanyakan pendapat dari masing-masing keluarga. Apakah boleh menjalin biduk rumah tangga dengan orang yang berbeda budaya, kebiasaan, dan sebagainya. Sebab, urusan menikah tak hanya tentang cinta, melainkan juga keluarga dan masa depan nanti.
Orang Eropa seperti Inggris, Belanda, Jerman misalnya, mereka dikenal lebih open minded dan tidak mempermasalahkan perbedaan budaya, adat istiadat, bahkan agama sekali pun. Namun kamu juga harus berhati-hati bahwa segala hal ada pertimbangan dan konsekuensinya. Sebelum terlanjur jauh dan jatuh terlalu dalam, beranikan diri untuk membahas yang serius.