Hai Sisters! Pernahkah terlintas di benakmu untuk resign atau mengundurkan diri dari perusahaan, tempatmu bekerja saat ini? Berpikir seperti itu sah-sah saja sebenarnya, apalagi jika kamu sudah cukup lama bekerja di perusahaan tersebut. Keinginan resign tentu ada alasannya, dan banyak hal yang mendasarinya.
Sisters, untuk keluar dari perusahaan dan pekerjaan sekarang ini, kamu harus benar-benar mempertimbangkan dengan matang. Bukan karena emosi sesaat yang akan membuatmu menyesal di kemudian hari. Jika tekad resign sudah bulat, mental sudah siap, bahkan telah mendapatkan pekerjaan pengganti, kamu harus meninggalkan perusahaan dengan cara yang tepat dan sopan, apapun alasanmu keluar.
Walau bagaimanapun, kamu diterima dan masuk ke perusahaan tersebut dengan cara yang baik, maka pergi pun harus dengan cara yang baik pula. Jangan sampai meninggalkan kesan negatif di perusahaan lama demi keberlangsungan kariermu ke depan, Sisters. Dengan resign, hubungan pekerjaan dengan perusahaan memang sudah berakhir, tapi bukan berarti dengan orang-orang yang sudah kamu kenal, bahkan ada yang sudah kamu anggap sebagai sahabat ikut selesai. Nah, unutk menghindari hal seperti itu, simak beberapa cara yang tepat untuk resign ke atasan atau bagian HRD-mu ini, yuk!
Mau resign pun harus ada etikanya, Sisters. Berikan surat resign 1 minggu atau 3 hari sebelumnya. Aturannya, kamu baru bisa benar-benar keluar dari perusahaan 1 bulan atau one month notice setelah mengajukan resign (biasanya ada di surat kontrak saat pertama kali bergabung di perusahaan). Jadi tidak mendadak, dan perusahaan bisa mencari penggantimu secepatnya.
Kalau mengajukan pengunduran diri secara dadakan, maka akan membuat repot rekan kerja maupun atasanmu. Perusahaan juga kesulitan mencari tenaga kerja penggantimu, Sisters. Jadi hindari hal tersebut.
Atasanmu menjadi “orang terdekat” di kantor, di mana aktivitas kerjamu tentu akan selalu berhubungan dengannya. Kalian adalah satu tim yang akan saling mempengaruhi dalam pekerjaan. Jangan biarkan atasanmu mendengar rencana resign dari mulut orang lain.
Akan sangat tepat jika kamu menyampaikan langsung kepada atasan. Hal itu bukan hanya akan memberinya waktu untuk menyesuaikan dan mencari karyawan baru, tapi juga membuatnya merasa dihargai secara profesional.
Meski kamu telah memiliki rencana resign, jangan sampai kamu kehilangan semangat untuk bekerja, Sisters. Kesannya membuatmu tidak profesional, merepotkan rekan kerja maupun atasanmu. Apalagi kalau resign sudah disetujui atasan, jangan malah makin malas-malasan.
Tetaplah bekerja sebaik mungkin di hari-hari terakhirmu di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kamu betul-betul orang yang berdedikasi tinggi meski akan meninggalkan perusahaan. Etika dalam bekerja pun dijaga sehingga kamu dapat memberikan kesan positif selama bekerja di perusahaan tersebut, Sisters.
Selama bekerja, kamu tentu menggunakan properti perusahaan, bukan, Sisters? Saat ingin meninggalkan perusahaan, kembalikan seluruh alat-alat kantor yang digunakan dengan baik. Pastikan tidak ada yang terlupa satupun untuk menghindari masalah di kemudian hari.
Rutinitas seseorang yang akan resign memang berpamitan, baik kepada atasan maupun seluruh rekan kerja. Jika atasan sudah disetujui atasan dan HRD, maka sampaikan hal ini pula kepada rekan kerjamu secara langsung maupun lewat email.
Di hari terakhir resign, biasanya bersalaman sebagai tanda perpisahan. Kamu bisa mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih atas kerja sama serta pertemanan selama ini. Jangan lupa pamit juga pada klien-klien yang kamu handle, sehingga mereka tahu dan bisa melanjutkan berbagai urusan bisnis di perusahaan tersebut dengan orang yang kelak akan menggantikanmu, ya.