Sisters, barangkali menulis adalah cara seseorang dalam mengungkapkan perasaan, ide serta gagasan dalam dirinya. Menulis juga menjadi ajang dalam mengasah kemampuan bercerita melalui pena.
Alih-alih sekadar hobi, justru melalui menulis siapa pun dapat membuka kariernya. Mulai dari mengikuti event atau mencoba menerbitkan karya pada suatu penerbit indie ataupun mayor. Namun agar sampai di titik itu perlu perjuangan keras, sebab menulis bukan tentang bakat akan tetapi menyangkut keuletan dan tanggung jawab.
Seperti halnya Richard Bach yang sempat mengatakan, "seorang penulis profesional adalah seorang amatir yang tidak pernah menyerah."
Maksudnya adalah orang masih awam dalam dunia kepenulisan pun mampu menjadi penulis profesional bila tidak pernah berhenti mencoba, belajar dan terus berkarya. Untuk mencapai tahap itu, seorang penulis pasti akrab dengan 5 hal ini, Sisters.
Membaca artinya membuka jendela baru agar mengetahui ilmu yang baru pula. Aktivitas membaca tidak dapat dipisahkan dari menulis, Sisters. Membaca dapat menambah perbendaharaan kata kita. Sehingga pas menulis artikel, buku, cerita, atau bahkan puisi, kita tidak akan kehabisan referensi dalam pemilihan kata.
Biasakan membaca buku dari berbagai genre agar pola pikir kita semakin terbuka dan dapat memandang segala sesuatu dari sudut yang berbeda. Satu tips, jangan lupa membawa pensil warna atau stabilo untuk menggarisbawahi kata-kata yang belum kita ketahui saat membaca, Sisters. Hal ini supaya kamu dapat mengingatnya dan mencari tahu maknanya, deh.
Bagian ini penting banget, Sisters. Untuk menyematkan kata dalam kalimat yang kita tulis agar tampak lebih dramatikal atau mampu menggiring pembaca ikut merasakan apa yang ditulis, kamus bahasa dan tesaurus adalah jawabannya. Di Kamus Bahasa Indonesia, misalnya, kamu dapat mencari tahu makna dan kebakuan suatu kata. Biar kamu jadi tidak salah menerapkan diksi atau pemilihan kata dalam satu kalimat.
Asyiknya lagi, kamus bahasa atau tesaurus saat ini dapat diunduh di internet atau langsung ke handphone. Jadi, kamu tidak perlu repot membawa kamus yang tebal ke mana-mana.
Tak kalah pentingnya, bergabung dengan komunitas menulis akan mempertemukan Sisters dengan teman yang sehobi dan satu minat dalam dunia literasi. Di dalam sebuah perkumpulan tersebut siapa pun dapat membagi ilmunya dan jangan malu untuk bertanya apa yang belum dipahami. Berbagi ilmu dan pengalaman akan membuat Sisters berkembang menjadi pribadi yang open. Tidak berhenti di situ saja, Sisters juga bisa memperluas jaringan karena secara tidak langsung jumlah teman bertambah.
Sejatinya terus menulis akan menjadikan seseorang semakin jeli dan mengenali permasalahan yang hinggap dalam dirinya. Dari kekurangan-kekurangan sebelumnya, Sisters dapat meng-explore apa saja bentuk kesalahan dalam menulis. Baik dari segi gaya bahasa yang membuat plot cerita terkesan datar sampai kesalahan ketik atau 'typo'.
Terus menulis menjadi cara agar Sisters mampu memantapkan diri untuk terus konsisten dalam berkarir di bidang literasi. Sebut saja penulis sukses Harry Potter, J.K Rowling. Kabarnya beliau harus mengalami 14 kali penolakan sebelum akhirnya karya yang ia ciptakan dibukukan dan menjadi salah satu film series tersukses di dunia. Jadi, tak ada alasan untuk menyerah ya Sisters.
Untuk mengasah sampai mana kemampuan Sisters dalam menulis tidak ada salahnya untuk coba mengikuti berbagai ajang menulis. Tidak perlu takut jika kalah atau gagal dengan peserta lain, sebab kompetisi yang sebenarnya adalah mengalahkan ketakutan pada diri sendiri. Ketika tulisan diterima oleh pihak penyelenggara maka artinya Sisters memiliki kesempatan untuk terus menciptakan karya-karya yang lebih baik dan makin berkualitas.
Sudah siap menjadi penulis?