Hai Sisters1 Investasi merupakan cara yang paling banyak dipilih oleh para pelaku bisnis untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang panjang. Sebelum melakukan investasi seorang pelaku bisnis harus merencanakan tujuan investasi yang jelas dan matang.
So, apa yang harus kita lakukan, terutama terkait investasi di tengah pandemi seperti ini? Berikut ada beberapa tip investasi terbaik yang bisa diberikan agar semangat “menabung” tetap ada.
1. Jangan panik
Jangan panik adalah tip investasi paling lunci. Ingat, pasar selalu rebound pada waktunya, dan kita akan mendapatkan buah dari kesabaran. Kita sudah pernah melaluinya di tahun 1998 dan 2008. Dan terbukti kan, pertumbuhan ekonomi sangat baik setelah berhasil pulih.
2. Balik lagi ke tujuan semula
Ini adalah tip investasi kedua yang paling cocok diberikan saat ini. Tentunya kamu mulai investasi dengan satu tujuan. Mari mengingat lagi, apa tujuan investasimu dulu.
Kalau tujuan investasinya jangka panjang, dengan horizon waktu yang juga masih panjang, sepertinya kamu masih punya harapan. Seperti yang sudah berkali-kali disebutkan oleh banyak penasihat keuangan, pasar saham sudah banyak kali melewati “cobaan” seperti ini. Mulai dari terbanting karena wabah penyakit, krisis ekonomi global, teroris, hingga kondisi politik. Dan dalam sejarah, selalu ada saatnya kondisi pasar membaik bahkan memuncak.
Tetapi, jika tujuan investasimu jangka pendek, atau mungkin jangka panjang yang horizon waktunya tinggal pendek, maka kamu harus pertimbangkan. Seperti sekarang, grafik pasar saham sudah agak meningkat. Jikapun merugi, besarannya bisa diminimalkan. Kamu bisa mempertimbangkan untuk dicairkan atau dipindahkan ke instrumen lain yang lebih aman.
3. Pilih produk investasi yang aman
Kalau akhirnya kamu memutuskan untuk memindahkan instrumen investasi, analisislah dan pastikan instrumen investasimu aman.
Pilihan terbaik dan aman–meski risiko tetap saja ada–kamu bisa memindahkan dana investasimu ke produk keluaran perbankan. Misalnya seperti deposito ataupun tabungan berjangka. Memang imbalnya mungkin tak seagresif yang lain, tapi untuk mengamankan keuangan di masa-masa krisis seperti ini, produk perbankan akan lebih safe karena dijamin pemerintah hingga nominal tertentu.