Sisters, kamu tidak perlu khawatir akan tingkah laku anak yang tiba-tiba menjadi sangat aktif, karena kondisi tersebut normal terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Berlarian ke sana-ke sini, memainkan benda apa saja yang ia temui, cerewet dan masih banyak lagi hal-hal yang dilakukan anak ketika sedang berada dalam masa aktifnya.
Perilaku aktif juga tidak selalu menjadi sebuah kenakalan, sehingga para orang tua disarankan untuk tidak memarahi anak. Tapi sebaliknya, orang tua diharapkan dapat membimbingnya dan mengelola perilaku aktif anak menjadi hal yang baik dan berguna.
Nah, berikut 6 cara yang bisa kamu lakukan untuk menangani anak yang aktif, Sisters. Simak, yuk!
Berlakukan aturan yang jelas dan konsisten
Jika sudah jadwalnya tidur, tetaplah konsisten mengajaknya untuk tidur meskipun ia menolak dan berontak. Karena sekali kamu mengiyakan permintaannya, ia akan meminta hal serupa di hari-hari berikutnya.
Biarkan anak menjadi mandiri
Jangan melarang anak melakukan semuanya sendiri. Misalnya, makan, minum, atau pakai sepatu sendiri. Begitu juga saat ia ingin membantu pekerjaan rumah tangga Justru dengan membiarkan ia ikut-ikutan menyapu lantai, mengelap meja, atau memunguti kertas-kertas yang jatuh, dapat membuatnya energi aktifnya tersalurkan. Tapi jangan alihkan pandangan darinya, ya, Sisters. Setelah anak selesai membantumu, ajarkan ia untuk mencuci tangannya untuk mencegah anak memasukkan tangannya yang kotor ke dalam mulut.
Berikan kegiatan yang menantang
Untuk di dalam rumah, kamu dapat menyediakan berbagai mainan yang seru untuk dimainkan bersama anak, seperti pasir yang bisa dibentuk-bentuk, balok untuk disusun, bola, Lego, dan semacamnya agar keaktifannya bisa tersalurkan.
Kalau anak sudah bosan main di dalam rumah, ajaklah sesekali ia untuk main di luar rumah seperti bermain sepede, atau bermain ayunan dan perosotan di taman. Saat anak bermain, tetap awasi keamanannya, ya!
Hindari tempat berbahaya
Jika anak sangat aktif, sebagai orang tua haruslah pintar memilih perabotan rumah. Jangan memilih yang tidak aman atau mudah pecah dan tetap awasi agar ia tidak menyentuh barang-barang berbahaya, seperti pisau, stop kontak, dan lain-lain.
Jika ingin pergi makan ke restoran. Sebaiknya, pilih restoran yang luas agar anak tidak mengganggu orang lain dengan keaktifannya.
Hindari sebutan negatif
Jangan pernah menyebut anak dengan sebutan negatif. Misalnya, “anak nakal”, “keras kepala”, “si cengeng”, dan lain sebagainya.
Gunakan kata-kata yang positif saat membicarakan tentang anak dengan orang lain. Harapannya adalah agar bisa mengubah mind set-mu sebagai orang tua serta mengubah perilaku anak.
Beritahu schedule-nya
Anak-anak yang sangat aktif akan merasa nyaman jika dia tahu hal-hal apa yang harus dan akan dia lakukan selama seharian. Jadi, jelaskan secara rinci mulai dari “sehabis bangun, kamu mandi dulu, ya. Nanti kita ganti baju dan jalan-jalan ke taman”, kemudian berlanjut ke jadwal kegiatan lainnya.
Membesarkan anak yang terlalu aktif memang menantang dan butuh kerja keras, Sisters. Nah, apakah anakmu termasuk yang super aktif?
Sumber artikel: ibupedia_id