Sisters, Berbelanja online semudah memainkan jempol, hanya butuh waktu beberapa menit saja. Inilah salah satu alasan kenapa belanja online disukai generasi milenial, generasi yang jumlahnya kian bertambah. Para pengguna teknologi natif ini sudah pasti langsung lahir dengan dimanjakan akses internet yang relatif lebih memadai dibanding generasi sebelumnya,dan mereka pun menganggap berbelanja online sebagai suatu kebutuhan yang hakiki.
Google dan lembaga riset pasar asal Jerman, GfK, pernah melakukan riset soal ini. Hingga Agustus 2017, diperkirakan pembelanja online di Indonesia sudah mencapai angka 81 juta jiwa dari total pengguna internet yang lebih dari 100 juta jiwa. Mereka bukan hanya berasal dari kota-kota besar, melainkan juga kota-kota kecil. Sudah tentu jumlah tersebut akan terus meningkat seiring meluasnya akses internet dan biaya yang kian terjangkau. Belum lagi didukung dengan beragam pilihan gadget seperti ponsel pintar, tablet, dan laptop, nih, Sisters.
Berikut ada 5 poin yang bisa diketahui dari riset Google mengenai konsumen Indonesia, simak yuk, Sisters!
Umum
Semakin sering berbelanja online. Metode pembayaran mulai beralih dari bayar di tempat menjadi internet banking atau transfer melalui ATM.
Inovator (berpendapatan tinggi dan memiliki banyak perangkat)
Sebanyak 64 persen konsumen lebih suka mendapat info langsung dari toko online. Sedangkan 74 persen suka berbelanja online karena harganya lebih murah daripada toko konvensional.
Early adopters (berpendapatan lebih rendah dan dengan banyak perangkat)
Sebesar 46 persen lebih suka mencari info dengan search engine, 66 persen terpikat karena harga mudah.
Gaptek (berpendapatan lebih tinggi dan dengan satu perangkat)
Sebanyak 36 persen lebih suka mendapat info langsung dari vendor dan memilih membayar dengan transfer ATM.
Late bloomers (berpendapatan lebih rendah dan dengan satu perangkat)
Sebesar 58 persen mementingkan kemudahan dan 74 persen mengutamakan harga murah.
Berbeda dengan berbelanja konvensional, belanja online dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Ini membuat konsumen lebih leluasa melakukan transaksi, sehingga menghemat waktu.
Sisters, ada temuan menarik seputar jam-jam belanja online konsumen Indonesia berdasar survei yang dilakukan iPrice Indonesia. Seperti kita tahu, jelang Hari Raya Idul Fitri ada kecenderungan minat belanja meningkat, hal itu berlaku pula pada para pembelanja online.
Berikut ini adalah 3 temuan tersebut:
Konsumen Indonesia berbelanja di waktu sahur
Terjadi peningkatan kunjungan situs belanja pada pukul 5 sampai 6 pagi, lebih dari 400 persen. Mereka mencari info seputar produk-produk yang dibutuhkan untuk dibeli. Ini dilakukan saat waktu senggang setelah sahur sebelum memulai aktivitas seperti bekerja atau kuliah. Konsumen pria lebih banyak 5 persen daripada konsumen wanita.
Berbelanja di jam istirahat
Sisters, di jam-jam istirahat kerja, seperti pukul 12 hingga 1 siang, terjadi lonjakan ke situs belanja sebesar 50 persen. Biasanya mereka mencari info produk, diskon atau program promosi. Di waktu ini, konsumen wanita lebih banyak 5 persen dibanding konsumen pria. Pertumbuhan konsumen baru pria lebih tinggi dari wanita di bulan Ramadan, ternyata terjadi peningkatan jumlah konsumen pria baru yang lebih banyak ketimbang wanita. Konsumen pria melonjak 45 persen, sedangkan wanita hanya 33 persen.
Survei tersebut dilakukan terhadap lebih dari 400.000 warganet pada dua pekan sebelum Ramadan (22 April-4 Mei 2017) dan dua pekan di awal Ramadan (27 Mei-8 Juni 2017).
Berbelanja di Media Sosial
Awalnya, konsumen Indonesia berbelanja online di online shop atau online marketplace. Namun dengan maraknya penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, perlahan tapi pasti mereka beralih ke sana. Interaksi yang akrab antar sesama warganet di media sosial ternyata punya andil besar dalam hal ini. Tuhu Nugraha, ahli pemasaran digital, berpendapat bahwa media sosial memungkinkan konsumen langsung berinteraksi dan berkonsultasi dengan penjual. Interaksi berlangsung secara akrab, intens, selayaknya teman. Ini menumbuhkan rasa percaya yang tinggi, kebebasan untuk bertanya banyak hal seputar produk dan kebutuhan, sehingga terjadi transaksi di media sosial, Sisters.
Info: Kemkominfo RI