Hai Sisters! Mengatasi anak yang kerap marah-marah, mengamuk, dan suka banting-banting barang bukanlah perkara yang mudah. Kondisi itu sering disebut tantrum pada anak. Kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi, terutama pada anak yang berusia antara 1 hingga 4 tahun. Kendati menyeramkan, tantrum pada anak merupakan salah satu cara belajar anak untuk berkomunikasi secara efektif denganmu sebagai orangtua dan lingkungannya.
Penyebab Tantrum pada Anak
Bagi sebagian balita, tantrum pada anak hanyalah cara mereka untuk keluar dari sebuah masalah. Misalnya saja, dengan berteriak-teriak maka kamu akan membelikannya mainan, itu berarti dengan ‘amukannya’ maka kamu akan menuruti keinginannya, dan lain sebagainya. Tantrum pada anak akan lebih cepat terjadi saat sang anak merasa kelelahan atau kelaparan.
Penyebab tantrum pada anak adalah ketika ia menginginkan sesuatu namun tidak dapat mengungkapkannya, hal ini disebabkan karena kemampuan bahasanya yang belum bisa memahami struktur kalimat yang kompleks secara benar. Mereka hanya mampu mengungkapkan beberapa kata di dalam pikirannya. Sehingga mereka mengamuk untuk mengutarakan apa maksudnya.
Tantrum pada anak bisa jadi merupakan sebuah observasi yang ia lakukan, lho. Saat dirinya tidak bisa mengungkapkan keinginannya, maka ia mengamuk. Ketika mengamuk dan kamu menuruti keinginannya, maka ia akan melakukan hal (mengamuk) itu untuk memenuhi keinginannya. Dan jika dibiarkan, hal itu akan menjadi kebiasaan buruknya, Sisters.
Meskipun tantrum pada anak adalah hal yang umum, namun kamu harus bisa mencoba untuk menghentikan amukannya, Sisters. Kamu tentu akan risih jika buah hatimu mengamuk saat di tengah keramaian, misalnya di pusat perbelanjaan.
Lalu bagaimana cara yang benar untuk mengatasi tantrum pada anak? Beberapa cara ini dapat mengatasinya, simak, yuk, Sisters!
Anak-anak akan marah dan menjadi agresif dalam mengekspresikan perasaan mereka, Sisters. Mencari tahu apa yang membuatnya seperti itu adalah hal utama yang harus kamu lakukan untuk membantu meredakan tantrumnya. Berbicaralah pada mereka tentang apa yang mereka rasakan. Tunjukkan padanya bahwa kamu mencintai mereka, tapi tidak perilaku mereka. Anak-anak dapat berperilaku buruk karena mereka membutuhkan perhatian yang lebih. Untuk itu, kamu harus menunjukkan padanya bahwa kamu mencintai mereka dengan memuji perilakunya yang baik dan memberi mereka banyak dekapan ketika mereka tidak berperilaku buruk. Dan katakan pada mereka bahwa kamu tidak suka dengan perilakunya yang buruk, Sisters.
Sisters, jika anakmu tengah mengalami tantrum, usahakan bahwa kamu tidak terjebak dalam situasi emosi tersebut. Kamu harus tetap tenang dan tidak emosional. Beritahukan padanya, jika ia tenang maka kamu akan berbicara padanya tentang keinginannya. Bernegosiasilah dengan sang buah hati. Sebagai orang dewasa, jangan terpancing emosi saat anak mengamuk atau marah-marah. Jangan membiarkannya melempar barang yang ada di dekatnya. Beri tahu bahwa yang ia lakukan itu tidak baik. Jika kamu berada di tempat keramaian (misalnya saat makan malam diluar bersama), bawalah anak keluar ruangan sebentar untuk meredakan emosinya. Jangan biarkan amarahnya mengganggu makan malammu dan yang lainnya, ya!
Anak kecil sangat mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru. Manfaatkan hal ini untuk mengalihkan emosinya saat tantrum pada anak terjadi. Ada baiknya Anda mencari pengalihan seperti mainan yang sudah lama tidak dimainkan atau jajanan kesukaan untuk menghiburnya. Hal itu bisa membuatnya lupa dengan tantrumnya, lho. Kamu bisa mengajaknya bermain atau memintanya untuk membantu memasak dan lain sebagainya, Sisters.
Sisters, saat anakmu mengalami tantrum, janganlah memukulnya atau berteriak padanya. Memukulnya bukanlah pilihan yang tepat dan itu akan membuat tantrumnya menjadi lebih buruk lagi. Kendati kamu bisa saja terpancing emosi oleh tingkahnya, usahakan untuk ambil napas dalam-dalam, kontrol emosimu, dan cobalah untuk membuatnya tenang. Kamu harus berusaha tegas dan disiplin padanya. Jangan biarkan tantrumnya menjadi kebiasaan yang kerap ia lakukan jika ia menginginkan sesuatu yang tidak kamu turuti, Sisters.
Jika tantrum pada anak tampak terlalu sering atau intens, dan membuatnya menyakiti dirinya sendiri atau orang lain, maka kamu harus segera mencari bantuan, Sisters. Segera konsultasikan pada dokter untuk mendiskusikan tahap perkembangan dan perilaku anak, ya!