Hai Sisters! Siapa dari kalian yang hobinya traveling? Traveling membutuhkan tanggung jawab kita juga, lho. Tahukah mengapa? Walaupun kita sedang melancong ke daerah lain, kita juga harus ingat akan perilaku ramah lingkungan, nih, Sisters. Perilaku ramah lingkungan ketika liburan tak sebatas pada membawa botol minum dan tas belanja sendiri. Walaupun, itu salah satu cara yang paling mudah diterapkan. Tapi, di luar itu banyak hal bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi. Apa saja, sih? Simak di bawah ini, yuk!
Salah satu cara terbaik bepergian ramah lingkungan adalah dengan memilih penerbangan langsung. Dengan demikian, kamu dapat mengurangi jejak karbon. Dapat juga memilih pesawat yang hemat energi. Pesawat ini akan lebih sedikit membuang bahan bakar, Sisters!
Sisters, kamu disarankan mencari hotel ramah lingkungan yang belakangan banyak dibangun di tempat-tempat wisata. Hotel-hotel seperti ini biasanya menggunakan energi terbarukan, memiliki sistem pengelolaan limbah yang efektif, mendaur ulang sampah, atau membangun gedung menggunakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui.
Ketika menjadwalkan rencana tur dan memilih menggunakan agen trip, kamu sebaiknya mencari yang patuh terhadap kebijakan lingkungan. Termasuk melindungi satwa liar, mendukung orisinalitas masyarakat adat, dan mempekerjakan pemandu lokal yang akrab dengan hukum lokal, Sisters.
Sisters, cobalah untuk mengunjungi daerah tempat orang-orang lokal diberdayakan mengelola tanah dan sumber daya alam mereka. Misalnya margasatwa dan kawasan taman laut. Di sana, biasanya, dolar yang masuk secara langsung akan menguntungkan ekonomi lokal dan kunjungan wisatawan akan membawa dampak yang positif.
Tergoda dengan gading-gading antik berukir atau gelang dari karang hitam? Coba kamu berpikir dua kali untuk membelinya. Hanya karena barang itu dijual, bukan berarti legal untuk dibeli. Beberapa produk, seperti aksesori dari kulit penyu, hiasan gading, atau bulu pajangan yang dibuat dari tanaman dilindungi dan spesies yang terancam punah merupakan barang ilegal untuk diekspor atau diimpor. Barang-barang itu juga bisa tergolong sebagai produk perburuan yang dihasilkan dari kegiatan menyiksa binatang. Sebelum kamu membeli, pastikan untuk bertanya, barang itu terbuat dari apa dan dari mana asalnya.
Sisters, setiap tahun, lebih dari 8 juta ton plastik teronggok di laut. Keberadaannya mengganggu ekosistem bahari dan membahayakan satwa laut. Meminimalkan jumlah sampah plastik dengan membawa botol air yang dapat digunakan kembali dan membawa tas belanja untuk tempat oleh-oleh adalah langkah yang tepat.
Ke mana pun kamu pergi, Sisters, jangan pernah menyentuh, memberi makan, mengejek, atau bermain dengan hewan liar yang ditemui sepanjang perjalanan. Kamu cukup melihat, namun jangan menyentuhnya. Sebaiknya pula kamu tidak mendatangi tempat yang mengeksploitasi binatang, ya!
Nah, kamu sudah siap traveling bertanggung jawab?