Hai Sisters! Bicara mengenai lamanya menjalin hubungan dengan sang pacar terkadang membuatmu dilema, bukan? Mau putus, tapi sayang. Namun, bila mau diteruskan kamu harus tahu apakah si dia benar-benar serius atau tidak, Sisters.
Supaya hati tidak makin galau, simak beberapa kemungkinan dilema karena kelamaan pacaran di bawah ini:
Setelah bertahun-tahun bersama dan terbiasa berdua dan biasanya kamu ke mana-mana selalu didampingi sang pacar, kamu akan merasa dilema takut kehilangan karena tidak lagi ditemani bepergian.
Jika kamu masih belum menemukan cara mau dibawa ke mana hubungan kalian, ada baiknya belajar untuk lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung dengan sang pacar, Sisters.
Kalau sudah begini repot juga, Sisters. Di saat yang satunya sudah ingin melangkah lebih jauh dalam hubungan, sementara yang satunya lagi masih mau santai.
Butuh komitmen kedua pihak untuk membawa sebuah hubungan ke arah yang lebih serius. Biar bagaimana pun, hubungan cinta itu harus seiring sejalan, tidak bisa salah satunya saja yang semangat menuju masa depan.
Sisters, hal ini bisa juga menjadi sebuah dilema kelamaan pacaran. Biasanya sering dihadapi oleh pasangan yang pacaran dari kuliah. Kalau pacarmu sudah bekerja lebih dulu, sementara kamu masih belum lulus maka bersiaplah galau.
Kehidupan bekerja dan kuliah memang beda, tapi yang paling berbahaya buat hubunganmu adalah perbedaan pola pikir. Saat sudah bekerja seseorang akan berpikir jauh ke depan untuk menata hidup.
(format blockquote) Kelamaan pacaran pasti sudah sering mendengar pertanyaan “Kapan nikah?”
Keluarga, teman, saudara, pasti ada saja yang melontarkan pertanyaan itu, dan sering tanpa disadari membuat itu jadi beban dalam hati ini.
Kekhawatiran keluarga juga harus dipahami sebagai hal yang wajar, Sisters. Biasanya mereka tidak ingin kalian “kebablasan” dalam berhubungan hingga menghancurkan masa depan sendiri. Kalau ini yang terjadi, yang bisa kamu lakukan adalah memberikan pengertian ke keluargamu.
Bertahun-tahun bersama membuat identitas kamu dan sang pacar seakan melebur jadi satu. “Pacarnya si X (nama pacarmu)” adalah identitas terkuatmu yang diketahui orang-orang. Mereka mengingatmu bukan sebagai pribadi, tapi sebagai kepanjangan dari orang yang mendampingimu selama ini.
Cara yang tepat untuk mengatasi hal ini adalah menjaga hubungan kalian tetap sehat tanpa ada ketergantungan pada pasangan yang berlebihan. Bangun identitas sendiri di luar hubungan kalian. Dengan begitu orang-orang tidak hanya terpaku pada identitasmu sebagai pacarnya si anu saja. Bayangkan kalau akhirnya putus, dan orang-orang masih mengenali kalian sebagai “Mantannya si X”. Nggak mau kan?
Kelamaan pacaran bisa membuat hubunganmu tidak lagi dipenuhi kejutan-kejutan manis, Sisters. Kalian sudah lama bersama, sudah nggak perlu lagi sayang-sayangan. Buat apa? Kamu dan dia sudah saling tahu kabar masing-masing tanpa harus ribet bertukar pesan, kok.
Kalau sudah begini, cara ampuh mengatasi kegalauan adalah dengan sesekali memberikan surprise satu sama lain atau membangkitkan era romantis kalian.
Perbedaan pendapat jadi hal yang tidak terpisahkan dalam setiap hubungan. Masalahnya, bagaimana kalau setelah sekian lama perbedaan itu jadi makin terasa? Kamu dan dia jadi makin sering bertengkar dan adu argumen. Perselisihan sudah tidak lagi terjadi secara sehat, kalian lebih sering saling membentak dibanding bertukar pendapat.
Sebaliknya, cek cok melulu juga bisa membuat kalian jadi malas berantem demi menjaga hubungan kalian atau demi terlihat baik-baik saja. Gawatnya, kadang ada yang terjebak dan memilih untuk mendiamkan atau menolak mengakui bahwa kalian punya masalah.
Dilema macam begini, Sisters, harus segera diselesaikan kalau kamu dan dia masih ingin punya hubungan yang sehat, Sisters.
Pada akhirnya, selalu mengomunikasikan hal-hal yang dikhawatirkan menjadi resep ampuh anti galau dalam menjalin sebuah hubungan. Kalau kamu, apa sih yang bikin galau saat kelamaan pacaran?