Sisters, kamu tahu mainan yang belakangan ini hits banget di kalangan anak muda? Namanya Fidget Spinner. Pada dasarnya mainan ini mirip dengan gasing yang dilengkapi dengan tiga hingga empat bilah yang disebut bearing, dengan satu bearing di tengah yang berfungsi sebagai poros keseimbangan. Cara memainkan fidget spinner juga mudah, Sisters. Cukup jepit bearing bagian tengah dengan ibu jari dan jari tengah, sementara jari telunjuk memutar bagian bilah fidget spinner.
Dari segi bahan, fidget spinner ada yang terbuat dari plastik, silikon, kayu, besi, dan lain-lain. Serunya kalau main rame-rame, kamu bisa bersaing untuk melihat putaran siapa yang terlama dan tercepat. Saking niatnya, ada yang berusaha menemukan trik dan cara baru untuk memainkan fidget spinner. Misalnya, tidak hanya memutarkan spinner diantara dua jari, tapi bisa juga membuatnya seimbang di atas satu jari. Bila memiliki lebih dari satu fidget spinner, kamu bisa mencoba trik yang membuatnya terlihat seperti menara berputar. Wow, keren, ya!
Fidget Spinner ini ditemukan oleh Catherine Hettinger pada tahun 1996. Awalnya, pada saat itu ia menderita penyakit otot sehingga tidak dapat bermain dengan putrinya. Lalu ia mempunyai ide membuat mainan seukuran telapak tangan yang dapat berputar. Ia membuatnya untuk membantu anak-anak berkonsentrasi terutama bagi penderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Kelainan ADHD merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
Bagi beberapa orang fidget spinner dapat membuat ketagihan, Sisters! Sebabnya karena adanya sensasi menyenangkan ketika memegang fidget spinner dan melihat putarannya yang memukau. Ditambah lagi dengan beragam motif dan warna yang memberikan efek yang terlihat indah ketika diputar. Saking menyenangkan, mainan ini bahkan diklaim dapat menghilangkan rasa stres, Sisters!
Sisters, meski populer dan menjadi tren mainan masa kini, fidget spinner juga menimbulkan kontroversi. Mainan yang digemari anak-anak ini dinilai mengganggu proses belajar di kelas, terutama kalau dimainkan saat sedang belajar. Alasannya karena dapat mengalihkan perhatian secara visual dan suara putarannya yang berisik. Bahkan di salah satu kejadian, fidget spinner sempat melukai mata seorang siswa. Beberapa sekolah di Amerika dan Inggris sudah mengeluarkan pernyataan resmi di media sosial dan mengirim surat ke rumah orangtua agar anak-anak mengurangi penggunaan mainan tersebut.
Sementara itu, di Indonesia sendiri belum ada laporan bahwa fidget spinner telah memakan korban atau sudah ada pelarangan bermain di tempat-tempat tertentu. Maklum, tren ini masih terbilang baru di sini.
Kamu sudah jadi penggemar fidget spinner? Atau ingin membelikan mainan ini untuk saudara atau teman? Ada satu hal yang perlu diingat, setiap benda yang bergerak berpotensi untuk melukai seseorang. Jadi, jika kamu membelikan mainan ini untuk anak-anak, pastikan ada orang dewasa yang dapat mengawasinya, Sisters!