Hai Sisters! Dalam hidup ini kita pasti berjumpa dengan banyak orang. Ada yang datang dan pergi, tapi tidak jarang pula di antara mereka akan tetap beredar dulu dalam hidup kita. Kalau mereka membawa energi positif, tentu hidup kita akan lebih mudah, soalnya pasti kita pasti terpapar energi positif juga. Tapi bagaimana kalau isinya adalah toxic people?
Orang-orang yang penuh dengan energi negatif, Sisters. Biasanya mereka bersikap manipulatif terhadap orang-orang di sekitarnya. Mereka bisa saja memutarbalikkan fakta hingga memberikan kesan selalu kita yang salah atau berhutang budi padanya. Coba perhatikan kata-katanya saat berbicara, apakah ada orang yang sering membuatmu merasakan dua hal itu?
Mereka yang "beracun" ini umumnya memiliki mood yang terlalu sering berubah-ubah dan turut mempengaruhi mood kita. Mereka juga punya kecenderungan mengubah arah pembicaraan, dari yang menyenangkan menjadi sesuatu yang negatif dan menyudutkan atau menjatuhkan kita, Sisters. Mereka akan hadir di momen bahagia kita justru untuk merusak momen itu dengan komentarnya yang acidic.
Nope, nope. Eksistensi mereka hanya akan mengisi hidup kita dengan energi negatif. Kalau ada mereka dalam hidupmu, coba hadapi dengan cara ini, Sisters!
Tingkah laku mereka yang negatif, sedikit atau banyak pasti akan mempengaruhi emosi kita, Sisters. Dalam menghadapi mereka, penting bagi kita untuk selalu menyadari kondisi emosi kita sendiri dan mengendalikannya agar tidak gampang terpancing dengan sikap mereka yang 'beracun' itu.
Jika ternyata kita terpengaruh racun dari mereka, maka paksa diri kita untuk berhenti berpikir negatif tentang diri sendiri. Jangan biarkan mereka menghancurkan kepercayaan diri kita. Jangan sampai kita akhirnya merendahkan diri dan merasa tidak berguna, sampai-sampai tidak mengakui pencapaian kita selama ini. Don't let the toxic win, Sisters!
Bila ada yang berharap toxic people untuk berubah dan berhenti meracuni orang-orang sekitarnya, coba saja ajak mereka bicara. Mungkin yang membuat mereka menjadi beracun adalah kehidupan mereka yang semrawut. Tapi ingat, kehidupan mereka bukan tanggung jawab kita, Sisters. Boleh saja berempati, tapi jangan korbankan kebahagiaan diri demi mereka yang memang tidak ingin bahagia.
Sudah mengajaknya bicara tapi sikapnya tidak kunjung berubah? Ini saatnya kita mengambil sikap untuk menjaga jarak dengannya, baik secara mental maupun fisik, Sisters. Jaga hubungan antara kita dengannya jadi sebatas kenalan saja.
Dalam proses menjaga jarak ini, maafkan sikap mereka pada kita, Sisters. Jika kamu tidak bisa melakukan itu untuknya, lakukan untuk dirimu sendiri supaya bisa segera move on. Tapi jangan lupakan kalau mereka adalah racun yang bisa merusak hidupmu. Don't give them the second chance, they are not worth it!
Susah untuk move on dari mereka karena ternyata toxic people ini adalah orang-orang terkasih? Cari orang-orang yang bisa menjadi support system kita, Sisters. Percayalah kalau kita bisa menemukan orang-orang yang lebih baik daripada si toxic ini.
Pada intinya, toxic people adalah benalu dalam hidup kita. Stop memanjakan dan membiarkan mereka bila tidak ingin hidupmu turut berantakan, Sisters!
Foto: pixabay