"Aduh, saya mah nggak berbakat jadi penulis, bisanya jadi pembaca"
"Susah banget ya ternyata jadi penulis, kok bisa ya kalimatnya bagus banget?"
Sisters, menulis itu ternyata menyenangkan loh. Apapun isi pikiran dan perasaan, bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Lagi galau, tidak usah malu. Tulis saja uneg-uneg Sister, lalu tutup dengan cara kita mengusir rasa galau itu. Punya pengalaman menyenangkan tentang mengubah sikap yang pemalu menjadi lebih berani? Tulis saja. Bisa jadi pengalaman itu dibutuhkan oleh perempuan-perempuan lain di luar sana, Sisters.
Kamu tertarik untuk menulis? Simak tips ini yaa.
Ketika menulis, jangan punya keinginan untuk menulis seperti penulis lain. Mentang-mentang mengidolakan Sidney Sheldon, lalu kamu ingin menulis dengan gaya dan tema yang persis sepertinya. Waduh, jangan ya.
Sebuah tulisan itu seperti cermin karakter dari penulisnya kita. Ilmu dan pengalaman Sister tentu berbeda dengan orang lain. Kumpulan ilmu dan pengalaman inilah yang nantinya akan membentuk gaya menulis dan isi tulisan Sisters yang bikin beda dari yang lain. Jadi, menulislah dengan gaya sendiri, jangan mau meniru.
Di dunia ini memang tidak ada sesuatu yang orisinal, yang baru. Semua karya manusia berasal dari gabungan ide, pengalaman dan inspirasi dari orang lain. Ketika menulis, ide memang boleh sama, namun hasil akhirnya tetap akan berbeda. Sisters, kreatiflah dalam mengolah ide dengan memakai gaya sendiri. Ide tulisan yang diolah dengan bumbu pengalaman Sisters sendiri akan menghasilkan sentuhan pribadi yang membedakan dari tulisan lain, walaupun idenya sama.
Sisters, pernah ingin membuang semua kenangan buruk dan menyimpan yang baik saja? Tapi, berdasarkan pengalaman, kenangan buruk itu ternyata mempunyai efek yang positif, tergantung dari kacamata mana kita menilainya.
Sebagai contoh: pernah sakit hati dengan laki-laki? Uuhhh pasti menyakitkan ya? Tapi ambil sisi positifnya. Kenapa nggak menulis pengalaman Sisters yang bangkit dari rasa sakit hati itu hingga bisa kembali berpikir positif? Kelihatannya sepele, namun yakin deh banyak pula orang lain yang mengalami hal serupa. Siapa tahu tulisanmu malah bisa menginspirasi orang lain untuk bangkit dari rasa sakitnya, Sisters?
Kok bawa-bawa hati segala? Iya dong, Sisters. Tahu nggak kalau penulis terkenal itu bisa sampai menyendiri berbulan-bulan demi menghasilkan karya yang fenomenal. Tapi kita tentu tidak harus mendadak mengasingkan diri untuk menulis. Cukup libatkan perasaan saja saat sedang menulis.
Gali pengalaman di alam bawah sadar Sisters, lalu kolaborasikan dengan ide kreatif dan ramu dengan hati. Tulisan yang menggunakan perasaan hasilnya akan jauh berbeda. Pembaca akan bisa merasakan perbedaan tulisan yang melibatkan perasaan dengan tulisan yang asal-asalan, loh.
Pernahkah kamu berpikir kalau dari tulisan kita bisa menginspirasi orang lain? Dari sebuah tulisan hidup seseorang bisa terselamatkan. Selamat cara berpikirnya, selamat fisiknya, dan selamat hatinya dari hal-hal negatif? Memang perlu proses panjang hingga pada tahap tulisan kita mampu menginspirasi orang lain. Tapi saya yakin, Sisters bisa menginspirasi perempuan lain meski dari pengalaman yang terlihat sepele.
Semangat menginspirasi orang harus menjadi salah satu tujuan kita dalam menulis. Tulisan yang menurut kita sepele, ternyata bisa menimbulkan efek positif bagi orang lain. Di luar sana, ada perempuan-perempuan yang bisa bangkit dari masalah pribadinya karena mendapat suntikan semangat dari Sisters, meski hanya lewat tulisan. Berpahala juga, kan?
Sudah siap menulis dengan segenap perasaan agar bisa menginspirasi perempuan lain, Sisters?
Foto: pixabay