Hai Sisters, kamu masih ingat dengan film Ini Kisah Tiga Dara? Film yang mengisahkan tiga dara cantik kakak beradik ini baru saja diputar di Tokyo International Film Festival 2016, tepatnya di sesi Crosscut Asia #03 Colorful Indonesia. Sesi ini memang ingin menonjolkan warna perfilman Indonesia. Ini Kisah Tiga Dara adalah satu dari 11 film Indonesia terpilih yang ditayangkan dalam pembukaan festival film yang tahun ini berlangsung untuk ke-29 kalinya.
Tokyo IFF 2016 ini dibuka pada 25 Oktober 2016 oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan bintang film musikal Mamma Mia! (2008). Nah, kebetulan banget! Ini Kisah Tiga Dara juga merupakan sebuah film musikal yang diramaikan oleh bintang-bintang seperti Shanty Paredes, Tara Basro, dan Tatyana Akman. Belum lagi, di film ini kita dapat menyaksikan aktris dan penyanyi legendaris Titiek Puspa yang berperan sebagai eyang para tiga dara.
Yang menarik dari Tokyo IFF tahun ini adalah program 'Focus on Indonesian Cinema' yang juga menghadirkan sutradara-sutradara asal Indonesia dalam satu simposium khusus. Nia Dinata, sutradara dari Ini Kisah Tiga Dara, adalah salah satu sutradara perempuan yang diundang dalam simposium bertajuk “Symposium with Women Filmmakers: Visions for the Future of Indonesian Cinema”.
“People have forgotten the roots of our culture. In our ancient temples women’s breasts were not covered. Sarongs were close fitting. This is not Western culture, this is Indonesian!” - Nia Dinata, Tokyo IFF 2016
Pada simposium ini, Nia Dinata membahas bagaimana di Indonesia orang-orang mulai melupakan akar tradisi bangsa ini dan menganggapnya akibat budaya barat. Terkait Ini Kisah Tiga Dara yang merayakan kehidupan perempuan modern yang mandiri tanpa harus mengejar keberadaan seorang suami, Nia juga menyinggung bahwa manusia adalah makhluk seksual, hanya saja jarang dibicarakan secara terbuka. Ia menyebutkan bahwa sinema atau filmlah yang menjadi medium untuk membicarakan hal-hal yang tidak biasa dibicarakan dalam kehidupan nyata, Sisters.
BQ “Cinema is for talking about the the things that are not discussed in real life. It is a force to break hypocrisy. ... “We recognize the force that is trying to make Indonesian women more conservative, but film is a power that can make society more diverse and honest.” - Nia Dinata, Tokyo IFF 2016
Kamu setuju dengan Nia Dinata, Sisters? Let us know in comment!
Nah, kamu tahu kan kalau film Ini Kisah Tiga Dara ini terinspirasi dari Tiga Dara-nya Usmar Ismail? Sisternet akan mengadakan pemutaran film Tiga Dara lho di Universitas Media Nusantara pada 11 November 2016 ini. Free for public, so join us if you are nearby! Follow us on Instagram and Twitter @sisternetid for more updates! See you, Sisters!
Foto: Ini Kisah Tiga Dara Official