PAGi adalah merek aksesori terkemuka yang berbasis di Denpasar, Indonesia, yang menjadi pemenang juara 2 Kompetisi Modal Pintar (KMP) yang diselenggarakan oleh Sisternet dan Pendopo. Merek ini berfokus pada pembuatan aksesori yang unik dan bergaya yang mencerminkan keahlian dan budaya lokal. Sebagai pemenang kedua dalam kompetisi tahun 2024, PAGi menonjol karena pendekatan bisnis yang inovatif dan produk yang berkualitas.
Kompetisi ini memberi PAGi peluang seperti pelatihan bisnis, panduan tentang standar produk ritel, branding, pengemasan, dan manajemen, di samping kesempatan untuk membangun jaringan dan berekspansi ke pasar yang lebih besar. Inisiatif ini menekankan pada pemberdayaan wirausaha perempuan dan mendorong pertumbuhan bisnis lokal di Indonesia melalui pendidikan dan akses ke peluang ritel yang lebih luas.
Lalu bagaimana perjalanannya hingga bisa menyabet Juara 2 Kompetisi Modal Pintar Sisternet 2024? Yuk kita ngobrol langsung dengan foundernya, yaitu Sister Eva!
Q: Menurut Sister Eva sendiri, siapakah sosok Eva Sari Tampubolon itu?
A: Eva Sari Tampubolon adalah seorang perempuan yang gigih, kreatif, dan penuh semangat dalam mengejar passion. Saya adalah sosok yang tidak pernah takut untuk memulai sesuatu dari awal, meski dengan tantangan besar. Melalui pengalaman hidup, saya menemukan jalan saya di dunia perhiasan, khususnya gemstones dan perak, yang akhirnya menjadi identitas dan cara saya mengekspresikan kecintaan pada seni dan budaya.
Sebagai pendiri PAGi, saya adalah seseorang yang percaya pada pentingnya memberdayakan pengrajin lokal dan melestarikan tradisi kerajinan perak Indonesia. Saya ingin menciptakan dampak, bukan hanya dalam bentuk bisnis, tetapi juga dalam membantu komunitas lokal berkembang di era modern.
Di balik semuanya, saya adalah seorang perempuan sederhana yang percaya bahwa setiap usaha kecil yang dilakukan dengan hati akan membawa perubahan besar. Bagi saya, Eva adalah seorang pembangun mimpi yang selalu belajar, bertumbuh, dan berkontribusi. ?
Q: Bagaimana awal mula Sister Eva masuk dalam dunia entrepreneurship ini?
A: Awal mula saya masuk ke dunia entrepreneurship adalah ketika saya mulai menjual secondhand items di marketplace Facebook sekitar tahun 2016. Respons yang baik dari pelanggan memberikan saya rasa percaya diri dan membangkitkan semangat entrepreneurial dalam diri saya. Namun, perjalanan itu tidak mulus begitu saja. Saya sempat mencoba berjualan tote bag, tetapi bisnis tersebut hanya bertahan selama tiga bulan karena kurang berhasil.
Saat mengamati pasar, saya menyadari bahwa banyak orang sangat menyukai perhiasan khas Bali, terutama yang terbuat dari perak dan batu permata. Sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan pada seni dan kerajinan, saya merasa ini adalah kesempatan yang tepat untuk mencoba sesuatu yang baru. Dengan modal hanya satu juta rupiah, saya memberanikan diri untuk memulai bisnis perhiasan PAGi.
Selain itu, motivasi terbesar saya adalah keinginan untuk tidak terjebak dalam zona nyaman menjadi karyawan seumur hidup. Saya ingin menghadapi tantangan, belajar, dan menciptakan sesuatu yang bisa membawa dampak, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Begitulah perjalanan saya di dunia entrepreneurship dimulai.
Q: Mengapa memilih produk aksesoris ini sebagai bisnis?
A: Saya memilih perhiasan sebagai fokus bisnis karena perhiasan memiliki daya tarik yang lebih dari sekadar aksesori. Bagi saya, perhiasan adalah bentuk seni yang bisa menceritakan kisah, mencerminkan kepribadian, dan membawa makna khusus, terutama saat menggunakan bahan seperti gemstones dan pearls yang memiliki energi dan keunikan tersendiri.
Ketertarikan saya muncul dari pengamatan bahwa banyak orang mencintai perhiasan Bali, tetapi seringkali mereka kesulitan menemukan produk yang sesuai keinginan, baik dari segi desain, kualitas, maupun harga. Saya merasa ada peluang besar untuk mengisi kekosongan ini dengan menawarkan perhiasan handmade yang berkualitas, customizable, dan tetap terjangkau.
Selain itu, memilih perhiasan berarti saya juga dapat mendukung pengrajin lokal dan membantu melestarikan seni tradisional perak Bali yang begitu kaya. Melalui PAGi, saya ingin menciptakan produk yang tidak hanya indah dan bermakna bagi pelanggan, tetapi juga memberi dampak positif bagi komunitas pengrajin.
Q: Pagilol sudah terkenal hingga sekarang, apakah pernah mengalami hambatan? Lalu apa saja pencapaian dan pengalaman apa yang paling berkesan?
A: Hambatan:
Tentu saja, perjalanan PAGi hingga dikenal seperti sekarang tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang saya alami adalah membangun kepercayaan pelanggan di awal bisnis. Ketika baru memulai, dengan modal terbatas dan tanpa nama besar di belakang kami, meyakinkan orang bahwa kami menawarkan produk berkualitas adalah perjuangan tersendiri. Selain itu, saya juga menghadapi kesulitan dalam memastikan stabilitas pasokan gemstones dan silver berkualitas, terutama saat permintaan mulai meningkat.
Mengelola waktu antara menjalankan bisnis, membangun tim, dan memberikan edukasi kepada pelanggan juga menjadi tantangan tersendiri, apalagi saat masih dalam tahap awal semuanya saya kerjakan sendiri.
Pencapaian dan Pengalaman Berkesan:
Salah satu pencapaian yang paling saya banggakan adalah masuknya desain "Cincin Sarang Burung dengan Batu Garnet" kami ke dalam 7 besar Indonesia Fashion & Craft Awards tahun 2024. Itu adalah momen pembuktian bahwa karya kami tidak hanya diminati pelanggan, tetapi juga diakui oleh para ahli di industri. Selain itu, PAGi juga meraih kemenangan dalam kompetisi yang diadakan oleh Sirclo Hub bersama Maybank Syariah. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa visi kami diapresiasi oleh komunitas bisnis.
Yang paling berkesan adalah interaksi dengan pelanggan. Seorang pelanggan pernah memesan cincin khusus sebagai simbol kenangan untuk almarhum ibunya. Cerita-cerita seperti ini memperkuat keyakinan kami bahwa PAGi bukan hanya menjual perhiasan, tetapi juga menciptakan kenangan berharga melalui karya seni. Pencapaian dan pengalaman ini adalah motivasi untuk terus melangkah lebih jauh.
Q: Sister Eva bekerja sama dengan pengrajin lokal, bagaimana melakukan pendekatannya?
A: Bekerja sama dengan pengrajin lokal merupakan inti dari visi PAGi, karena kami ingin melestarikan seni handmade perak dan gemstones di Indonesia. Pendekatan yang saya lakukan selalu dimulai dengan membangun kepercayaan. Saya meluangkan waktu untuk mengenal mereka lebih dekat, mengunjungi workshop mereka, dan berdiskusi tentang cara kerja serta nilai-nilai mereka.
Saya juga berusaha menunjukkan bahwa kolaborasi ini adalah hubungan timbal balik. Selain memberikan order secara konsisten, saya memastikan para pengrajin mendapatkan upah yang layak dan sharing tentang dunia teknologi yang bisa membantu mengembangkan keterampilan mereka. Pendekatan ini tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga menciptakan hubungan yang solid, di mana pengrajin merasa diberdayakan dan dihargai sebagai bagian dari keluarga besar PAGi.
Q: Selama perjalanan bisnis ini, apakah Sister Eva pernah mengalami creative-stuck? Dan bagaimana cara mengatasinya?
A: Tentu saja, saya pernah mengalami creative-stuck, terutama ketika harus terus menghadirkan desain baru yang menarik dan relevan. Saat ide terasa buntu, biasanya saya mengambil waktu sejenak untuk beristirahat dari rutinitas dan mencari inspirasi di luar—seperti menjelajahi keindahan alam Bali, mempelajari tradisi seni lokal, atau bahkan berbincang dengan pelanggan tentang apa yang mereka cari.
Selain itu, saya percaya bahwa kolaborasi adalah kunci. Saya sering berdiskusi dengan tim atau pengrajin untuk mendapatkan perspektif baru. Mereka sering membawa ide-ide segar yang membantu saya melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
Momen buntu ini juga menjadi pengingat untuk kembali ke akar bisnis: passion saya terhadap perhiasan dan keinginan untuk melestarikan seni lokal. Dengan mendalami kembali tujuan tersebut, saya biasanya menemukan kembali energi dan kreativitas yang hilang.
Q: Setelah menjadi pemenang kedua dalam KMP 2024, pembelajaran apa yang Sister Eva dapatkan?
A: Menjadi pemenang kedua dalam Kompetisi Model Pintar (KMP) 2024 adalah pengalaman yang sangat berharga. Dari kompetisi ini, saya belajar pentingnya memiliki visi yang jelas dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada audiens. Proses mentoring dan evaluasi di KMP membantu saya memahami bahwa selain kualitas produk, strategi bisnis yang kuat juga sangat menentukan keberhasilan sebuah usaha.
Saya juga menyadari bahwa inovasi dan kolaborasi adalah kunci dalam mengembangkan bisnis. Masukan dari para mentor, juri, dan sesama peserta membuka perspektif baru tentang bagaimana memadukan handmade items/tradisi dengan teknologi modern untuk memperluas jangkauan brand PAGi.
Hal lain yang saya pelajari adalah pentingnya tetap rendah hati dan terus belajar. Kompetisi ini bukan hanya tentang kemenangan, tapi juga tentang perjalanan untuk menjadi pengusaha yang lebih tangguh, kreatif, dan berdampak.
Q: Kedepannya, kira-kira Pagilol akan membuat inovasi baru apa? Terutama setelah mendapatkan hadiah modal ini?
A: Setelah memenangkan hadiah modal dari KMP 2024, rencana inovasi untuk PAGi ke depannya adalah fokus pada peningkatan kualitas produk dan pengalaman pelanggan. Salah satunya adalah mengembangkan koleksi baru yang lebih variatif, seperti cincin atau perhiasan dengan desain yang lebih modern dan minimalis, namun tetap mempertahankan ciri khas handmade dan penggunaan batu permata berkualitas.
Kami juga akan memanfaatkan hadiah tersebut untuk meningkatkan kemampuan produksi sehingga proses pembuatan perhiasan bisa lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas. Selain itu, kami berencana untuk menambah satu sampai dua karyawan. Modal ini juga akan digunakan untuk memperkuat pemasaran melalui sosial media.
Q: Boleh dong, berbagi tips untuk sesama womenpreneur di luar sana yang sedang berjuang?
A: Berikut tips yang lebih mudah dimengerti untuk para womenpreneur yang sedang berjuang:
Jangan Takut Gagal: Gagal itu bagian dari proses. Setiap kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Jangan terlalu keras pada diri sendiri.
Mulai dengan Sumber Daya yang Ada: Jangan menunggu semuanya sempurna atau modal besar. Gunakan apa yang ada sekarang untuk mulai, belajar, dan berkembang.
Fokus pada Kualitas: Utamakan kualitas produk atau layanan Anda, karena itu yang akan membangun reputasi dan loyalitas pelanggan.
Bangun Jaringan: Cari dukungan dari sesama pengusaha atau mentor. Terkadang, berbagi cerita atau mendapatkan masukan bisa membuka banyak peluang.
Selalu Adaptif: Dunia bisnis terus berubah, jadi penting untuk bisa beradaptasi dengan tren dan kebutuhan pasar. Jangan takut untuk berinovasi!
Jaga Keseimbangan: Menjalankan bisnis itu memerlukan banyak tenaga, tetapi jangan lupa untuk menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi agar tetap semangat dan fokus.
Semangat terus untuk semua womenpreneur!