Hai Sisters! Vaksinasi menawarkan perlindungan bagi Si Kecil dari banyak penyakit mengerikan.
Ini karena bayi lebih rentan terhadap virus sebab sistem kekebalannya belum sepenuhnya matang.
Peningkatan penularan virus ini bersama dengan perhatian yang lebih rendah pada kebersihan, membuat anak-anak lebih mungkin menyebarkan infeksi kepada orang lain.
Kemungkinan penularan semakin ditingkatkan ketika banyak anak berkumpul bersama, seperti di pusat penitipan anak dan sekolah.
Oleh karena itu, menurut Center for Disease Control and Prevention, menganjurkan agar Si Kecil mendapatkan semua vaksinasi yang direkomendasikan tepat waktu.
Namun, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selain mengetahui jadwal rutin imunisasi, Moms juga perlu mengetahui hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.
Berikut ini ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi:
Banyak ibu memberi bayi dosis paracetamol atau obat lain untuk demam sebelum imunisasi, untuk mencegah efek sampingnya.
Penting untuk dipahami bahwa tidak semua efek samping vaksin itu buruk.
Jika bayi mengalami gejala flu seperti pilek dan demam ringan, itu menunjukkan bahwa sistem kekebalannya merespons dan membangun sel kekebalan terhadap penyakit apa pun yang telah diimunisasi kepadanya.
Oleh karena itu, sebenarnya demam ini pertanda positif, dan tujuanmu bukanlah untuk segera menghentikan demam.
Parasetamol juga berpotensi mengganggu respons imun ini dan mengurangi imunitas yang dikembangkan bayi.
Sehingga, ini menjadi hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.
Berikan parasetamol pada Si Kecil hanya jika ia mengalami demam di atas 38.5 °C, atau jika kamu benar-benar dapat melihat bahwa Si Kecil sedang tidak enak badan.
Selama bertahun-tahun, klinik menggunakan tambalan untuk membuat kulit mati rasa di area tempat bayi harus menerima suntikan.
Terkadang kamu sering juga disarankan untuk mengoleskan salep ke tempat suntikan setelah imunisasi.
Tetapi nyatanya, ini juga menjadi hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.
Produk-produk ini dapat mengganggu penyerapan vaksin.
Jika bayi merasa nyeri, oleskan kain hangat ke area tersebut untuk mengurangi ketidaknyamanan yang tengah dialami.
Hindari penggunaan obat secara berlebih karena bisa menimbulkan overdosis hingga masalah yang serius sebagai hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.
Selain itu, jangan berikan Si Kecil asetaminofen dalm jumlah yang lebih banyak.
Jangan juga memberi mereka obat batuk atau pilek yang dijual bebas.
Hal ini dapat menyebabkan overdosis obat karena obat batuk dan pilek sering kali mengandung acetaminophen atau ibuprofen.
Padahal, untuk amannya, jangan sekali-kali memberikan obat batuk dan pilek penawar batuk kepada anak kecuali Kalian berbicara dengan dokter anak terlebih dahulu.
Menurut Departemen Kesehatan Nasional, bayi tidak boleh diimunisasi jika mereka mengalami demam lebih tinggi dari 38.5° C, atau jika mereka sedang sakit parah.
Imunisasi masih diperbolehkan pada bayi dengan demam ringan dan penyakit ringan.
Alasan pedoman ini adalah banyak ibu yang harus bepergian jauh dengan transportasi umum, dan mereka mungkin tidak dapat kembali ke klinik di lain waktu.
Menunda imunisasi dapat menyebabkan bayi tidak menerimanya sama sekali. Ini juga merupakan hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.
Jika kamu dapat dengan mudah kembali ke klinik dalam satu atau dua minggu, sebaiknya bayi tidak diimunisasi jika ia mengalami demam dalam 24 jam terakhir.
Ini karena demam maupun obat apa pun yang Moms berikan dapat memengaruhi responsnya terhadap imunisasi.
Kamu juga tidak ingin mengambil risiko mengalami efek samping vaksin pada bayi yang sudah tidak enak badan.
Tentu saja, jika Si Kecil sangat sering sakit, Moms mungkin harus sedikit berkompromi dan memberikan imunisasi pada bayi meskipun dia tidak sepenuhnya sehat.
5. Membiarkan Bayi Menangis Tak Henti
Jika Si Kecil menangis selama 3 jam atau lebih tanpa henti, tampak lemas atau tidak responsif, dan mulai mengalami kejang (kejang) ini perlu diperhatikan,
Selain itu, jika kamu khawatir tentang bagaimana penampilan atau perasaan bayi Si Kecil, hubungi dokter anak.
Reaksi serius tidak umum terjadi, tetapi dokter tahu caranya untuk menghadapinya jika itu terjadi.
Terakhir, ingatlah bahwa sebagian besar anak kecil bisa mengatasi suntikan dengan sangat baik.
Bayi mungkin menangis sejak suntikan pertama, tetapi biasanya mereka akan segera tenang dan sebagian besar anak kecil akan baik-baik saja setelah itu.
Menekan area suntikan menjadi hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi selanjutnya.
Bukan tanpa sebab, menekan atau menggosok area suntikan ternyata dapat mempeparah rasa nyeri yang dirasakan oleh Si Kecil, lho.
Selain meningkatkan rasa nyeri, menekan area suntikan juga bisa memicu hadirnya infeksi, jika menggunakan tangan yang tidak bersih.
Jika Si Kecil merasa nyeri pada area suntikan, ada baiknya untuk memberikan kompres hangat bukan dipegang atau ditekan, ya Sisters.
Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi adalah melakukan aktivitas fisik berlebihan.
Ini karena setelah mendapatkan suntikan imunisasi atau vaksin hal yang harus dilakukan adalah perbanyak istirahat.
Untuk menghindari rasa nyeri semakin memburuk, ada baiknya agar Si Kecil tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan atau berat selama 1-3 hari setelah imunisasi.
Kemudian pastikan Si Kecil agar tidur setidaknya 7-8 jam sehari. Karena selain aktivitas fisik berlebihan, kurang tidur juga dapat membuat kekebelan tubuh menurun.