Sisters, sepertinya hampir semua orang suka dengan kegiatan jalan-jalan atau berwisata. Kegiatan ini memang punya banyak dampak positif dan juga memberi kontribusi besar bagi warga lokal di sekitar tempat wisata, serta menghadirkan pengalaman berharga bagi wisatawan.
Tapi sayangnya, ada dampak lingkungan dari aktivitas berwisata, Sisters. Diperkirakan delapan persen dari emisi karbon dioksida global terkait dengan kegiatan ini. Angkanya pun terus membesar setiap tahunnya.
Saat di mana kita bervakansi adalah saat ketika konsumsi personal karbon meningkat, karena kita menggunakan moda transportasi seperti pesawat, lalu menginap di hotel, makan di luar, menggunakan beragam sarana di pusat hiburan, membeli suvenir, dan sebagainya.
Berikut ini, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan guna mengurangi jejak karbon saat bervakansi. Simak, yuk!
1. Pikirkan moda transportasi menuju destinasi
Apa saja opsimu? Apakah destinasimu bisa ditempuh dengan bus atau kereta, kapal laut, atau harus dengan pesawat?
Moda transportasi udara adalah kontributor terbesar jejak karbon global dengan komposisi mencapai 54 persen. Eksplorasilah moda transportasi lain menuju destinasi wisatamu. Tentu, naik pesawat menjadi pilihan yang paling masuk akal untuk beberapa destinasi. Jika memungkinkan, pilihlah penerbangan langsung karena karbon paling intensif dilepaskan pesawat saat lepas landas dan mendarat.
2. Berkemas ringan
Perlu kamu ketahui, semakin berat beban pesawat, semakin boros pula pemakaian bahan bakar. Selain berat tubuh manusia itu sendiri, pesawat juga terbebani bobot barang-barang yang kita bawa. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu membawa barang seperlunya saja.
3. Sewa peralatan di destinasi
Kalau kamu berencana melakukan aktivitas yang memerlukan peralatan khusus, seperti menyelam, berselancar, berkemah, dan sebagainya, pertimbangkan untuk menyewa peralatan yang diperlukan di tempat tujuan alih-alih membawa atau bahkan membelinya sendiri. Lakukan riset sebelumnya, siapa tahu di destinasimu ada persewaan kaki katak untuk menyelam, papan selancar, tenda, dan sebagainya.
Tidak hanya membuat bawaanmu lebih ringan, hal ini juga berkontribusi pada ekonomi lokal. Menggunakan barang-barang secara bersama-sama alih-alih memilikinya sendiri jauh lebih ramah lingkungan dan tentunya lebih hemat, ya.
4. Hidup seperti masyarakat lokal
Sewa homestay alih-alih tinggal di hotel besar, gunakan transportasi umum, beli kebutuhan di pasar, dan pilih barang-barang produksi lokal. Dengan begitu, jejak karbonmu pun menjadi lebih rendah.
5. Cari cara untuk berkontribusi terhadap lingkungan di destinasimu
Kalau kamu ingin bertindak lebih jauh daripada sekadar mengurangi jejak karbon saat berwisata, eksplorasilah cara yang bisa kamu lakukan di destinasi tersebut untuk berkontribusi balik bagi lingkungan. Tindakan mengimbangi jejak karbon ini disebut carbon offsetting.
Carbon offsetting adalah praktik berinvestasi pada proyek konservasi yang membantu menurunkan emisi karbon global. Misalnya, dengan menyumbang untuk reforestasi, pelestarian sungai, atau rehabilitasi terumbu karang.
Ada banyak inisiatif semacam ini di seluruh dunia. Di Pemuteran, Bali misalnya, kita bisa terlibat dalam proyek baby coral untuk membantu rehabilitasi terumbu karang. Di beberapa taman nasional, seperti Taman Nasional Gunung Halimun atau Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ada program adopsi pohon. Kelompok masyarakat di desa sekitar Way Kambas juga membuat program konservasi pakan badak, yang terbuka untuk donasi dari wisatawan.
Nah, berwisata boleh-boleh saja, Sisters. Tapi usahakan untuk meminimalisir jejak karbon agar lingkungan sekitar tetap terjaga, ya!