Hai Sisters! Saat memulai bisnis online, kamu harus menentukan platform apa yang akan kamu gunakan untuk menjual produk. Banyak orang memilih marketplace sebagai platform untuk berbisnis karena kemudahan yang ditawarkan. Di sisi lain, tak sedikit juga yang menyarankan pebisnis untuk memiliki web jualan online untuk menunjukkan profesionalitas.
Lalu mana yang lebih baik untuk bisnis online, website toko online atau marketplace? Berikut kelebihan dan kekurangan dari masing-masing platform yang bisa kamu jadikan bahan pertimbangan sebelum membuat keputusan.
Dengan memiliki website toko online, kamu memiliki kontrol penuh terhadap platform tersebut mulai dari desain, navigasi, tampilan katalog, hingga pengalaman berbelanja konsumen. Kamu bisa meng-update secara berkala website bisnismu sesuai dengan kampanye atau promo yang sedang kamu jalankan. Hal ini memungkinkan kamu untuk mendesain pengalaman berbelanja serta pendekatan yang lebih personal bagi konsumen.
Di website toko online, kamu bisa membangun brand dengan leluasa. Kamu bisa menyesuaikan tampilan websitemu mulai dari warna, tulisan, dan sebagainya yang sesuai dengan citra atau persona yang ingin kamu tampilkan untuk bisnismu. Misalnya jika kamu menjual produk fashion wanita, kamu bisa mendesain tampilan halaman depan websitemu dengan warna yang feminin.
Dengan memiliki branding yang kuat, target konsumen akan lebih mudah mengingat bisnismu. Apalagi saat ini sudah ada banyak jasa pembuatan website ecommerce yang menawarkan desain yang fleksibel dengan template dasar yang bisa dipersonalisasi serta diintegrasikan dengan channel-channel lainnya. Kamu pun akan lebih mudah membangun awareness.
Apabila di marketplace kamu tidak bisa menarik data mengenai perilaku dan kebiasaan berbelanja konsumen, di website toko online kamu bisa mengakses informasi tersebut. Dari data-data tersebut, kamu bisa menganalisis strategi mana yang berhasil dan mana yang tidak, produk mana yang paling disukai oleh konsumen dan mana yang kurang disukai. Jadi kamu pun bisa mengembangkan bisnismu berdasarkan data-data yang valid dan merencanakan strategi pemasaran yang tepat untuk ke depannya.
Dengan memiliki web jualan online sendiri, kamu tidak bergantung pada platform lain. Bukan hanya untuk penjualan saja, tetapi juga untuk keseluruhan bisnismu. Jika kamu hanya berjualan di marketplace misalnya, saat marketplace tersebut sedang mengalami gangguan penjualanmu tentu akan terpengaruh.
Terlebih lagi, metode pembayaran bisnis di marketplace tergantung pada metode yang disediakan oleh marketplace. Sementara di website sendiri, kamu bisa menentukan sesuai dengan keperluanmu dan perilaku konsumen. Maka itu, website toko online berperan penting untuk jangka panjang bisnismu.
Salah satu alasan banyak pebisnis memulai dari marketplace adalah karena dibutuhkan modal yang lumayan untuk membuat web jualan online, terutama jika dibandingkan dengan berjualan di marketplace yang bisa dimulai tanpa memerlukan modal. Untuk membuat website, kamu perlu membeli nama domain serta membayar biaya desain. Kemudian saat bisnis berkembang, kamu pun akan perlu meng-upgrade web jualanmu.
Sama seperti memiliki toko fisik, memiliki platform jualan online sendiri berarti kamu juga harus bisa mengelolanya dengan baik, mulai dari server, sistem pembayaran, kecepatan dan hal-hal teknis lainnya. Kamu harus bisa memastikan tiap halaman pada website toko online-mu bisa diakses. Saat kamu merilis produk baru misalnya, kamu harus bisa menata katalog produk dengan baik agar konsumen bisa melihat-lihat dengan nyaman. Untuk memastikan semuanya berjalan lancar, kamu harus meluangkan waktu untuk memeriksa website jualanmu secara berkala.
Berbeda dengan marketplace dimana pasar sudah terbentuk, kamu perlu menerapkan sejumlah strategi untuk bisa menjangkau konsumen. Kamu tidak bisa mendiamkan begitu saja website jualanmu karena kamu akan sulit mendapatkan traffic. Untuk meningkatkan traffic, ranking, dan pada akhirnya penjualan, kamu perlu menyusun strategi dan mengalokasikan budget misalnya menerapkan strategi SEO dan membuat konten. Saat kamu sudah memiliki traffic yang cukup tinggi, kamu perlu menyediakan layanan pelanggan yang cepat seperti chatbot untuk melayani pertanyaan dari pengunjung.
Di marketplace, kamu tidak perlu memulai semuanya dari awal seperti pada website toko online karena semua sistem dan template sudah tersedia. Kamu sebagai pebisnis hanya perlu mendaftar dan mulai berjualan. Cara mendaftarnya pun relatif mudah. Kebanyakan marketplace hanya memintamu untuk mengisi nama, email, dan nomor handphone untuk melakukan registrasi. Hanya dalam beberapa menit, kamu sudah bisa membuat toko online-mu sendiri.
Selain mudah, mulai berjualan di marketplace juga tidak membutuhkan modal yang besar. Bahkan, kamu bisa memulainya secara gratis. Jika kamu mau meng-upgrade lapakmu, biasanya marketplace mengenakan biaya layanan. Tokopedia misalnya mengenakan biaya layanan sebesar 1% untuk setiap produk yang terjual. Rata-rata marketplace juga menawarkan harga beriklan yang beragam sehingga bisa kamu sesuaikan dengan budget-mu.
Marketplace merupakan platform penjualan yang terpercaya. Artinya, di sana sudah ada ribuan konsumen yang nyaman dan terbiasa untuk berbelanja melalui platform tersebut. Jadi, kamu tidak perlu bersusah payah menerapkan berbagai strategi agar tokomu dikenal karena pada dasarnya nama marketplace-lah yang akan diingat oleh pembeli. Hal ini tentu akan membantu bagi kamu yang baru memulai bisnis. Maka itu, pilih marketplace yang sudah kredibel dan terpercaya.
Marketplace memiliki program-program secara berkala yang bisa kamu ikuti seperti promo gratis ongkir, Harbolnas, dan banyak lagi. Selain itu, marketplace juga memiliki fitur-fitur yang bisa membantu meningkatkan penjualanmu seperti Star Seller di Shopee atau Power Merchant di Tokopedia, fitur feeds, ads, dan banyak lagi.
Mereka pun tentu menerapkan berbagai strategi untuk terus meningkatkan jumlah orang yang berbelanja lewat situs atau aplikasi mereka sehingga kamu tinggal memanfaatkan fitur-fitur yang sudah disediakan dengan optimal.
Salah satu tantangan terbesar berjualan di marketplace adalah tingkat kompetisinya yang tinggi. Akan ada banyak toko lain yang menjual produk serupa dengan yang kamu jual. Di tengah banyaknya toko online, produkmu akan lebih sulit untuk kelihatan menonjol.
Terlebih lagi, di marketplace pengunjung hanya akan melihat foto dan harga produkmu. Kecuali mereka mengklik pada gambar, mereka tidak akan tahu detail produk atau siapa yang menjualnya. Artinya penjualanmu sangat bergantung pada kualitas foto dan kompetisi harga.
Kekurangan lain dari marketplace adalah kamu akan sulit membangun awareness terhadap brand-mu. Lagi-lagi, karena pengunjung tidak dapat melihat profil tokomu kecuali mereka mengklik pada gambar atau mengunjungi tokomu secara langsung, akan lebih sulit bagi kamu untuk menonjolkan brand.
Apalagi ruang untuk mempersonalisasi lapak di marketplace juga terbatas. Kamu hanya bisa melakukan branding melalui profil tokomu seperti banner, deskripsi, dan feed sementara tampilan utama marketplace akan selalu sama bagi semua pengunjung. Bahkan orang yang membeli produkmu belum tentu mengetahui keberadaan brand-mu karena pada dasarnya pembeli lebih berfokus pada produk yang dibelinya dan bukan siapa penjualnya. Hal ini bisa menjadi tantangan bagimu untuk membangun loyalitas pelanggan.
Karena data pengunjung dan pembeli sepenuhnya dimiliki marketplace, kamu tidak memiliki akses yang lengkap terhadap pola berbelanja konsumen. Akibatnya, kamu tidak memiliki daftar customer sehingga kamu tidak bisa menganalisis perilaku konsumen secara mendetail. Padahal dari sana kamu bisa mengetahui strategi yang tepat untuk mengembangkan produk dan bisnismu.
Baik marketplace maupun website toko online memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, semuanya kembali lagi pada kebutuhan bisnismu. Bahkan, kamu bisa mengintegrasikan keduanya agar penjualan semakin maksimal. Misalnya, kamu bisa menaruh link ke web jualan online pada profil lapakmu di marketplace. Begitu pula sebaliknya, kamu bisa menghubungkan lapakmu pada web jualanmu.