Jika ada yang bilang apakah mungkin kita bisa memulai usaha dengan modal minim? Saya Nurmalasari, perempuan asal Bima NTB yang berprofesi sebagai Bidan mengatakan sangat mungkin, karena itulah yang saya alami di awal saya membuka usaha. Bermodalkan keyakinan yang kuat, bahan dan alat seadanya saya memulai usaha di bidang kuliner yaitu usaha ayam geprek yang sudah saya modifikasi menyesuaikan lidah dan selera orang Bima. Usaha dimulai dari gerobak biasa dan peralatan dapur sisa yang digunakan orang tua saya untuk berjualan nasi campur sebelum saya menempuh Pendidikan D4 Kebidanan di Yogya.
Gambar 1. Tempat Usaha Pertama dan Sekarang yang beralamat di Jalan Lapangan Semangka
Peralatan dapur itu sangat membantu saya sehingga yang saya butuhkan saat itu hanya untuk membeli bahan mentah seperti ayam, bumbu-bumbu ungkep dan sayur untuk lalapan. Saya masih ingat, total modal awal saya saat itu adalah Rp. 125.000 dengan ayam 3Kg. Dengan modal Rp.125.000 bisa menghasilkan 175.000 artinya saat itu saya bisa mendapatkan keuntungan bersih kurang lebih 35.000. kemudian hari ke 2 naik menjadi 7 kg ayam, dan tiap hari mengalami peningkatan. Hingga minggu ke 2 kami berhasil menjual sampai 25 kg ayam perharinya, Wah ini sangat menjanjikan gumam saya. Bermodalkan semangat itu alhamdulillah usaha terus berkembang. Sambal dan bumbu-bumbu yang saya racik sendiri menjadikan rasa ayam geprek kami berbeda dari ayam geprek yang lainnya. Sambal-sambal yang kami buat menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan sehingga banyak pelanggan kami yang membeli terpisah sambal-sambal yang kami buat. Bahkan sambal-sambal yang kami racik banyak diorder secara online.
Awal mula ide usaha ini muncul setelah seminggu penuh berdoa dan memohon pertolongan Allah agar diberikan bisnis yang menjanjikan dan cepat mendatangkan uang. Hal itu dilatarbelakangi karena saat itu dituntut kebutuhan yang cukup tinggi. Setelah tanpa henti memohon pertolongan Allah, tiba-tiba muncul ide usaha ayam geprek ini. Tepat tgl 21 november 2016 adalah hari pertama saya membuka usaha yang dibantu penuh oleh kakak saya dengan modal seadanya. Berawal dari susahnya mendapatkan uang untuk pengobatan adek yang saat itu menderita penyakit kangker, sementara saat itu keuangan keluarga sangat susah, beberapa tahun terakhir ayah yang merupakan seorang petani mengalami gagal panen hal tersebut menuntut saya untuk memutar otak bagaimana caranya agar bisa mendapatkan penghasilan banyak, agar adek saya bisa berobat dan sembuh dari penyakitnya meskipun setahun setelah adek berobat dengan penghasilan gepre dia menyerah dengan kangkernya dan menghadap Allah SWT. Selain hal tersebut di awal buka usaha banyak hal kurang mengenakan terutama omongan tetangga yang menyampaikan ke orang tua saya “ percuma kuliah jika akhirnya menjadi penjual nasi”. Saat itu orang tua saya malu dengan omongan tetangga, orang tua saya bilang “kami sudah menghabiskan uang banyak untuk kuliahmu nak, minimal kamu menghargai jerih payah kami dengan menggunakan ijazah yang telah kamu dapatkan biar kita dihargai tetangga”. Saat itu saya berusaha meyakinkan orang tua bahwa saya bukan penjual nasi biasa, bahwa saya bisa menghasilkan uang melebihi gaji orang-orang yang bekerja di perkantoran. Sebenarnya tidak salah Ketika orang tua saya berharap saya pada saat itu untuk menjadi bidan di puskesmas karena mindset orang-orang di di tempat tinggal saya saat itu bahwa orang yang sukses itu adalah orang yang bekerja pakai baju dinas. Tapi alhamdulillah dengan semangat tinggi saya bertekad bahwa usaha ini akan menjadi usaha yang sukses.
Seiring berkembangnya usaha, maka menunya pun tidak hanya ayam geprek tapi ditambah dengan menu baru seperti ayam penyet, ayam krispi, aneka bebakaran, dan aneka olahan seafood seperti ikan laut, udang, kepiting dan Cumi. Dan menu-menu seafood adalah menu yang sangat digemari oleh pengunjung luar kecamatan karena karena kecamatan tempat saya tinggal yaitu kecamatan sape sangat terkenal dengan hasil lautnya, maka menu-menu seafood menjadi menu andalan kami yang menjadi menu favorit bagi pelanggan dari luar kecamatan Sape. Berkembangnya usaha Ayam geprek tersebut memberi ide kepada saya untuk mengembangkan usaha lain sebagai usaha turunan dari usaha warung Nasi saya yaitu menjual sambal dalam kemasan dan Cumi Bumbu Geprek, Udang bumbu Geprek yang hingga saat ini sangat tinggi peminat bagi masyarakat terutama pembeli luar daerah. Namun sayangnya produk dalam kemasan yang saya jual sejauh ini belum berjalan maksimal karena belum bertahan lama. Saya sering menolak permintaan dari daerah yang jauh-jauh karena takut saat nyampai rasanya sudah tidak segar lagi.
Gambar 2. Menu Seafood untuk Dibuat dalam Kemasan
Oleh karena itu tujuan saya mengikuti @sistpreneur dari sisternet ini adalah saya ingin sekali mengembangkan usaha ini terutama sambal dalam kemasan, Cumi Bumbu Geprek dalam kemasan dan Udang bumbu Geprek dalam kemasan, mengingat permintaan pelanggan luar kota sangat banyak namun kendala bagi kami bagaimana caranya bisa awet dan bisa dijadikan oleh-oleh khas kecamatan sape yang notabennya kecamatan yang terkenal dengan hasil laut yang berlimpah dan bisa dikenal oleh bayak orang lagi.
Gambar 3. Sambal Kemasan yang Dijual di Warung
Saya sangat meyakini bahwa jika mengikuti @sistpreneur ini, saya bisa mendapatkan arahan dan edukasi bagaimana cara membuat produk dalam kemasan, saya yakin usaha ini akan sangat berhasil mengingat: 1) sambal yang kami racik sangat khas dan hampir semua pelanggan suka, 2) kekayaan hasil laut yang berlimpah di tempat tinggal saya menjadikan stoknya tersedia sangat cukup, 3) sepanjang yang saya tau usaha seperti ini di kecamatan saya belum ada sehingga usaha saya ini bisa menjadi oleh-oleh khas daerah saya, 4) Kecamatan Sape adalah terdapat Pelabuhan yang menghubungkan ke NTT sehingga ini menjadi peluang pasar karena banyaknya pengguna jasa Pelabuhan sape, 5) Kecamatan sape yang bersebelajahan dengan kecamatan Lambu memiliki pantai dan laut yang sangat indah, banyak wisatawan dari kota, kabupaten Dompu bahkan dari daerah lain datang berwisata di Sape Lambu bahkan saat musim liburan kecamatan sape menjadi salah satu tempat tujuan berwisata, ini menjadikan peluang untuk mengembangkan usaha kuliner dalam kemasan. Saya ingin produk saya ini tidak hanya dinikmati oleh warga lokal, tp bisa dinikmati masyarakat lain bahkan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya usaha ini saya berharap mampu merekrut lebih banyak karyawan lagi dan membuka lapangan pekerjaan bagi perempuan di daerah saya. Berikut disampaikan link tentang salah satu informasi kunjungan wisata yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan lokasi usaha. https://mataram.antaranews.com/berita/193253/pantai-lariti-bima-ramai-dikunjungi-wisatawan-saat-libur-lebaran