Jolly Craft (tas anyaman plastik daur ulang)
"Recycle is my way"
Semua nya berjalan seperti air yang mengalir
Perkenalkan #sispreneur
Saya Yuliani owner dari Jolly Craft ibu dari 3 orang anak, ijinkan untuk berbagi cerita yang semoga bisa di ambil hal-hal positifnya
Usaha ini saya jalani bisa di bilang tanpa teori, semuanya learning by doing langsung praktek di lapangan dan sesungguhnya guru terbaik adalah pengalaman kita.
Semuanya bermula pada tahun 2014 saat saya bekerja di salah satu gallery di jakarta selatan yang menjual oleh-oleh khas Indonesia, kebetulan ownernya adalah WNA Jepang. Di situ saya banyak belajar bagaimana orang asing sangat menyukai dan menghargai sesuatu yang di buat oleh tangan (handmade) seperti produk anyaman. Mulai terbersit seandainya saya bisa membuat produk dan bisa di hargai oleh mereka tentu saja merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri buat saya.
Ingatan saya langsung melesat ke masa kecil dulu di desa, Nenek kami adalah penganyam aneka perabotan rumah tangga yang terbuat dari bambu. Dulu waktu saya kecil sering melihat keluarga kami menganyam dari mulai perabot kecil sampai yang besar, dari besek sampai tikar bambu. berjalannya waktu modernisasi sudah mulai masuk ke desa kami yang waktu itu berdampak kurang baik untuk produk anyaman bambu, harus bisa bersaing dengan produk plastik yang murah dan tergolong praktis. Dan di tahun itu belum ada akses internet secanggih sekarang. Mau tidak mau usaha kami pun mulai gulung tikar. Tapi bekal dan bakat menganyam masih ada di relung jiwa kami.
Tanpa pikir panjang saya langsung melihat ada sebuah kesempatan dan momentum yang tepat jika saya menghubungi keluarga untuk mengajak kembali melakukan hal sangat kami rindukan yaitu menganyam. Tapi di sisi lain kita harus melakukan inovasi agar produk anyaman kita dapat di Terima pasar yang lebih luas, Yakni pasar expatriat. Di tahun itu ini hanya sebuah impian
Di tahun 2016saya memberanikan diri untuk mewujudkan impian itu. Hasil dari menganalisa pasar akhirnya terbesit untuk membuat tas anyaman plastik, Yang waktu itu kami tidak tahu kalau ternyata material plastik nya adalah daur ulang karena waktu itu kami hanya membeli material tersebut dalam jumlah kecil dan saya mendapatkan modal untuk membeli bahan baku atas urunan pinjaman yang terbatas dari keluarga. Berjalan nya waktu akhirnya kami mengetahui bahwa material anyaman kami adalah plastik daur ulang. Semakin percaya diri mulai melangkah saat itu meskipun pada saat itu kami hanya menjual nya dari mulut ke mulut.
Untuk memperluas pasar, Dengan penuh harapan saya memberanikan diri berbicara kepada bos untuk meminta izin agar produk anyaman keluarga kami bisa di jual di gallery nya. Alhamdulillah respon dari beliau sangat positif.
Di mulai dengan membuat produk tas anyaman dalam jumlah puluhan dalam 1 bulan dengan 2 anggota keluarga yang membantu dan terus meningkat jumlahnya menjadi ratusan tas perbulan dalam kurun waktu yang tidak lama. Alhamdulillah yang membantu menganyam pun bertambah menjadi 5 orang.
Meskipun saya di Jakarta dan produksi menganyam di desa hal itu tidak menjadi halangan untuk terus berkembang, Justru menjadi pecutan bagaimana caranya untuk produksinya bisa di dua tempat di desa dan di Tangerang Selatan yang sekarang menjadi tempat tinggal saya.
Perlahan-lahan saya mulai merintis untuk memberikan pelatihan menganyam untuk para tetangga di sekitar lingkungan rumah yang mayoritas mereka adalah ibu rumah tangga. Awal nya memang sangat tidak mudah karena karakter warga perkotaan sangat berbeda dengan di desa butuh sangat banyak kesabaran. Banyak pertimbangan yang harus di pikirkan dari mulai kualitas anyaman sampai kecepatan produksi. Hal ini tetap saya jalani dengan terus berproses membenahi manajemen produksi. Lebih intens lagi memberikan pelatihan merupakan salah satu solusi untuk masalah itu. Dengan para penganyam 5 orang waktu itu saya pikir cukup untuk membantu produksi.
Best seller dari produk kami adalah tas anyaman, hanya saja waktu itu kami masih bingung untuk mencari nama dari bisnis ini. Spontanitas saya menyebut Jolly Craft di ambil dari nama panggilan pemberian teman saya di sekolah SMA dulu. Dan di tahun 2017 nama Jolly Craft lahir. Sesuai dengan Makna Jolly itu periang,lincah, bahagia, kami pun berharap semoga produk Jolly Craft bisa membahagiakan customer nya.
Dari tahun ke tahun produk kami terus berkembang dengan rutin nya kami mendapatkan banyak undangan bazaar dari berbagai komunitas expatriat di Jakarta. Membuktikan jika kualitas produk kami memang bagus.
Puncaknya di awal tahun 2019 kami mendapatkan orderan tas dari buyer di Singapura, awalnya sangat tidak yakin kalau kami mampu ada kekhawatiran bagaimana cara mengirim nya? Bagaimana cara pembayaran nya? Dan banyak hal yang belum kami pelajari untuk hal itu. Dan lagi-lagi semuanya learning by doing. Dan Alhamdulillah buyernya sangat kooperatif sehingga komunikasi kami berjalan dengan baik dan hal-hal yang di takutkan di awal tidak terjadi. Kerjasama itu terus berjalan lancar hampir 1 tahun.
Semakin lebih banyak waktu, tenaga,pikiran yang di butuhkan untuk terus mengembangkan bisnis ini di tambah lagi waktu itu saya sedang hamil anak ke 3 sangat sulit sekali membagi waktu antara terus bekerja di gallery atau fokus mengurus bisnis saja.
Dengan support dari keluarga akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan di akhir tahun 2019 dan fokus untuk mengurus bayi dan bisnis kami dari rumah. Berharap semuanya berjalan dengan baik.
Ternyata Rencana dan harapan manusia tidak selalu terwujud dan berjalan mulus. Di awal 2020 Gelombang Wabah corona datang membumi hanguskan seluruh sendi kehidupan ekonomi dunia, Indonesia termasuk sendi ekonomi bisnis kami semuanya luluh lantah dalam tempo 1 tahun kami terus memaksa kan berjalan dan terus terseok-seok untuk tetap mempertahankan bisnis ini. Dari berhenti total nya produksi sampai kami harus ikhlas kehilangan berbagai aset dari kendaraan pribadi sampai toko kami di kawasan kemang. Waktu itu saya berpikir apa lagi yang harus kami lakukan agar minimal bisa bertahan. Ujian pun bertambah ketika suami mengabarkan berita kalau beliau di PHK dari kantornya, saya merasa dunia sudah akan kiamat entah apa yang harus kami lakukan.
Berjalan nya waktu harus membiasakan diri untuk terus bisa beradaptasi dengan banyak keadaan yang berbeda. Turun gunung harus kami lakukan, melirik pasar lokal ternyata tidak semudah yang di bayangkan apalagi dengan produk yang kami punya. Tapi dengan tekad kuat dan kekuatan kepepet perlahan tapi pasti semuanya bisa kita lewati. Menawarkan produk tas anyaman dari pintu ke pintu rumah orang sampai pernah suatu momen saya dengan suami berkeliling motor menawarkan tas anyaman di sepanjang jalan di kawasan Tangerang Selatan
bisa di bilang seperti itu karena dalam kondisi kepepet atau terdesak kita pasti mampu mengerjakan apa yang waktu itu tidak bisa kita kerjakan di masa lalu.
Dari mulai ikut membuka toko online di semua marketplace yang ada, menggunakan akun instagram untuk berjualan, bergabung dengan banyak Komunitas, sampai rutin mengikuti berbagai pelatihan bisnis. Yang waktu di tahun-tahun sebelumnya tidak pernah saya dapatkan. Seperti mengikuti pelatihan branding, manajemen keuangan dan banyak pelatihan lainnya.
Semuanya kami jalani sangat tidak mudah dalam kurun waktu 2 Tahun tapi kami tetap harus terus bergerak meskipun gerakan itu kecil karena pergerakan itulah yang membuat kita terus mempunyai harapan dan tidak berputus asa.
Hingga akhirnya angin segar mulai berhembus di akhir tahun 2021,buah perjuangan selama 2 tahun belajar dan memulai dari nol mulai bisa kami petik di mulai nya dengan mendapatkan penghargaan dari Pemkot Tangerang Selatan sebagai pemenang juara 3 lomba digifest UMKM katagori Craft, Pemenang Juara 1 UMKM tingkat kecamatan Pamulang, melakuan kontrak kerja sama dengan pihak hotel Mercure BSD, Kadin Tangsel dan Jolly Craft, Terpilih oleh pihak Alun-Alun Grand Indonesia untuk bisa mendisplay produk di sana.
Sebagai wujud syukur kami alhamdulillah Jolly Craft dapat bekerja sama dengan BNPT dan pihak Lapas khusus sentul Bogor untuk memberikan pelatihan menganyam bagi para napi di sana
Menjadi UMKM binaan Bank Indonesia Banten merupakan salah satu impian Jolly Craft di tahun sulit itu alhamdulillah itu terwujud di akhir tahun 2021 yang puncaknya tas Jolly Craft sold out dalam kurun waktu 3 hari di event yang di selenggarakan oleh Bank Indonesia.
Setelah event itu selesai pun alhamdulillah orderan tas tetap ada dari berbagai instansi pemerintahan. Undangan bazaar dari komunitas expatriat pun sudah mulai berdatangan di awal tahun 2022 ini.
Produksi kami pun sudah mulai bergerak lagi walaupun harus memulai semua nya dari NOL lagi. Insyaallah semuanya akan menjadi lebih mudah jika kita terus bergerak ikhlas walaupun pergerakan itu kecil teruslah bergerak karena itu sumber harapan dan semangat kita untuk bisa menjadi lebih baik lagi.
Dalam kesulitan apapun pasti Allah telah memberikan hikmah di dalam nya, Teruntuk Jolly Craft dalam keadaan terpuruk sekalipun ternyata telah memberikan banyak kesempatan untuk terus berproses memperbaiki diri.
Kedepannya Jolly Craft berharap keadaan semakin membaik sehingga rencana dahulu dapat terwujud, bertambah nya kapasitas produksi bisa sejalan dengan bertambahnya lapangan pekerjaan, bisa kembali melebarkan sayapnya keluar negeri. semakin luasnya pasar Jolly Craft maka semakin bertambah pula kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Jolly Craft
Recycle is my way
Terimakasih