Hai Sisters!
Pernah dihadapkan pada pilihan yang sulit saat menjadi seorang ibu? Aku pernah mengalaminya pada awal tahun 2020. Pilihan yang hadir di kehidupanku saat itu adalah memilih untuk tetap menjadi “working mom” atau menjadi “full time mom”. Mengapa hal itu sulit? Aku merupakan karyawan yang dipercaya oleh atasanku dan aku sangat mencintai pekerjaan itu. Namun, di sisi lain aku baru saja melahirkan seorang anak dan berat rasanya jika meninggalkan anak bayi begitu saja dengan orang lain yang notabene bukan keluarga. Kedua orangtuaku masih bekerja, mertuaku ada di luar pulau dan sedang sakit saat itu, sehingga tidak memungkinkan untuk meminta bantuannya mengurus anakku.
Sebelum bercerita lebih lanjut, kita berkenalan dulu ya. Namaku Dyah. Saat ini kesibukanku adalah menjadi “full time mom” sekaligus teman main anakku. Apakah setelah memantapkan hati menjadi “full time mom” aku merasa gembira? Tentu tidak sepenuhnya. Rasa sesak dan kehilangan sempat mengganggu pikiran dan ragaku. Ada sesuatu yang kurang, ada sesuatu yang terlewatkan dan harus kuperbuat. Lalu apa yang kulakukan? Diskusi dengan pasangan adalah jalan menuju titik terang. Bercerita segala hal kepada pasangan, termasuk berkeluh kesah dan saling support adalah fungsi memiliki pasangan hidup, bukan? Tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apa yang didapatkan setelah diskusi tersebut? Berbisnis adalah jawabannya. Bukan hanya sekadar berbisnis, tetapi juga harus bisa bermanfaat bagi orang lain.
Awalnya sempat bingung akan berbisnis apa dan bagaimana potensinya. Kemudian ide tercetus untuk fokus berbisnis di bidang pakaian anak. Drama pencarian penjahit dan supplier kain pun cukup banyak, tetapi akhirnya aku dipertemukan dengan penjahit yang juga warga sekitar. Pendapatan beliau turun drastis di saat pandemi karena keterbatasannya dalam memanfaatkan teknologi digital. Harapannya dengan adanya bisnis ini dapat membantu meningkatkan perekonomian beliau dan karyawannya.
Kiranys. Itulah nama brand untuk bisnis yang kujalankan. Kiranys lahir pada Juli 2020 namun sempat terhenti pada Maret 2021 karena kesehatan para tim dan penjahit (terkena Covid-19). Kiranys mulai aktif kembali pada Agustus 2021. Tim Kiranys saat ini baru dua orang, yakni saya dan suami. Media sosial yang kami gunakan untuk berkomunikasi dengan calon pelanggan adalah melalui Instagram @kiranys.clo. Sedangkan, platform yang digunakan untuk melakukan pemesanan online adalah melalui shopee dan website.
Instagram Kiranys : @kiranys.clo
Fokus kami adalah pakaian untuk balita. Setiap model pakaian memiliki varian warna yang beragam dan rentang usia yang berbeda diantara usia 1-5 tahun. Respon pasar cukup baik walaupun kami adalah pendatang baru. Terkadang ada satu waktu di mana pasar tidak melirik produk yang baru dikeluarkan. Ya, namanya juga usaha tentu tidak akan selalu mulus.
Pojok Anak Teras Indonesia di IKEA Bandung November-Desember 2021
Aku tidak hilang akal saat produk sama sekali tidak laku. Ikhtiar lainnya adalah mencoba untuk melakukan penjualan secara offline. Alhamdulilah, Kiranys diberikan kesempatan oleh Dekranasda Jawa Barat untuk mengikuti program Teras Indonesia di IKEA Bandung (secara gratis) pada bulan November-Desember 2021. Pada akhir tahun 2021 kami juga membuka booth pameran di salah satu mall di Bandung selama 2 minggu. Saat membuka booth pameran di mall, Kiranys berkolaborasi dengan 1 local brand lain untuk menghemat biaya sewa. Alhamdulillah respon pengunjung sangat baik di kedua event offline tersebut. Produk-produk yang tidak laku di penjualan online justru laris manis saat penjualan offline.
Booth pameran di Mall Festival Citylink Bandung (19 Desember 2021-2 Januari 2022)
Background pendidikanku bukan bisnis sehingga aku tidak mengerti mengenai business plan, marketing dan selama bisnis ini berjalan masih menitikberatkan pada produksi. Untuk itulah aku mengikuti Kompetisi #ModalPintar tahun 2022. Ilmu baru yang didapatkan dari kelas inkubasi pastinya bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis ini lebih besar lagi. Aku ingin meningkatkan penjualan online dengan digital marketing. Melakukan branding dan marketing melalui iklan instagram, facebook, dan google tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Aku juga ingin melakukannya dengan bantuan influencer/selebgram. Selain itu, aku juga ingin membuka booth pameran secara berkala dengan area yang luas sehingga pelanggan dapat leluasa berbelanja dan Kiranys dapat lebih dikenal oleh masyarakat.
Proses bisnis tidak sederhana, tidak juga instan. Membangun sebuah local brand tentu tidak semata-mata untuk keuntungan pribadi. Harapannya bisnis ini dapat membuka lapangan kerja untuk banyak orang, menanamkan local pride mindset bagi pelanggan, dan juga menjadi inspirasi bagi ibu rumah tangga lainnya untuk tetap bisa berkarya walau dari rumah. Insya Allah, Aaamiin.