Hai Sisters!
Merencanakan sebuah pernikahan tentunya harus dibarengi dengan persiapan biaya yang cukup besar pula, ya. Karena sebenarnya, menikah itu nggak mahal. Yang mahal adalah pestanya. Ya, maklumlah, namanya juga momen paling bahagia. Jadi hampir semua orang menginginkan yang terbaik dalam pesta pernikahannya kelak.
Nah, kebutuhan biaya pernikahan ini yang seringkali bikin pusing kepala. Terkadang sudah rajin mengumpulkan uang setiap bulan, tetapi masih saja kurang dari target. Alhasil ada yang sampai meminjam atau ngutang demi bikin pesta pernikahan. Padahal, hal ini tidak perlu sampai terjadi kalau kamu mempersiapkannya tidak hanya dengan menabung tapi juga dengan berinvestasi. Salah satunya reksadana.
Bagaimana cara mempersiapkan biaya pernikahan dengan investasi reksadana? Nih, simak, yuk!
1. Buat rincian biaya yang dibutuhkan
Setiap orang pasti memiliki rencana yang berbeda-beda. Ada yang inginnya sederhana saja, ada juga yang maunya serba mewah. Dalam hal ini, kamu bisa diskusi dengan pasangan dan keluarga besar dan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan.
2. Tentukan jangka waktunya
Dalam hal ini, disesuaikan dengan target kamu menikah. Misalnya 2 tahun mendatang. Berarti kamu harus mampu mengumpulkan dana kurang dari jangka waktu tersebut, misal 1,5 tahun. Sebab, jauh-jauh hari kamu harus mulai membayar DP atau uang muka keperluan pernikahan.
Jangan sampai begitu dekat hari pernikahan, belum ada uang untuk membayar semua itu. Dan akhirnya terpaksa mengajukan utang.
3. Pilih jenis reksadana yang pas
Contohnya kamu punya target menikah dalam 2 tahun dengan biaya pernikahan Rp 100 juta. Berarti untuk jangka waktu tersebut, investasi reksadana pendapatan tetap bisa menjadi pilihan.
Reksadana pendapatan tetap paling pas untuk jangka waktu investasi 1 sampai 3 tahun. Bisa dijadikan pilihan diversifikasi investasi saat ekonomi gonjang ganjing seperti sekarang ini. Reksadana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah. Risikonya lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang, namun lebih rendah dari reksadana saham.
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang sebagian besar alokasi investasinya ditempatkan pada efek utang yang memberikan pendapatan tetap. Contohnya seperti surat utang atau obligasi yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Baik yang diterbitkan korporasi maupun pemerintah. Disebut pendapatan tetap karena surat utang atau obligasi tersebut memberi imbal hasil pasti secara rutin, misal sebulan atau 3 bulan sekali.
4. Menghitung jumlah investasi reksadana per bulan
Menghitung besaran investasi per bulan di situs resmi Bareksa, dengan perencanaan hasil investasi Rp 100 juta dalam 2 tahun (24 bulan) dan return 7% per tahun, maka uang yang harus kamu investasikan pada reksadana sebesar Rp 3.893.924 per bulan. Tentunya jumlah investasi tersebut dapat lebih ringan apabila imbal hasil reksadana lebih besar. Misalnya 10% per tahun atau di atasnya.
Memang, sih, tidak sedikit uang yang harus kamu investasikan, tapi jika uangmu hanya disimpan di rekening tabungan dengan jumlah yang sama dengan investasi, mungkin tidak akan bisa mengejar target dana pernikahan. Itu karena bunga tabungan sangat kecil dan lebih rendah dibanding inflasi. Sehingga saldo di tabungan bukannya bertambah, justru akan berkurang karena tergerus inflasi dan biaya administrasi lain. Namun dengan investasi, kamu berpotensi mendapat imbal hasil yang lebih besar, sehingga dapat mengumpulkan biaya pernikahan dalam waktu yang sudah ditetapkan.
Gimana? Sudah siap berinvestasi dalam rangka mengumpulkan biaya pernikahan? Yuk, mulai dari sekarang!