Sisters, umumnya seseorang berinvestasi hanya terpaku pada instrumennya. Apakah ingin terjun investasi saham, reksa dana, surat utang atau obligasi, atau emas dan properti.
Sibuk mencari pilihan produk yang bagus, kemampuan finansial, tetapi tidak mempertimbangkan aspek lain, seperti dari segi usia. Ya, investasi jangan asal. Berinvestasilah sesuai umurmu, Sisters.
Dengan begitu, kamu dapat memilih produk investasi secara tepat. Jika kamu melakukan investasi sesuai usia pada instrumen yang tepat, maka cuan pun akan maksimal. Tentunya dibarengi juga dengan jangka waktu dan pengelolaan risikonya secara benar.
Agar tidak salah pilih dan menyesal nantinya, berikut beberapa pilihan investasi berdasarkan umur, serta tipsnya:
1. Usia produktif
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kelompok umur produktif, yakni usia 15-64 tahun. Namun ada yang berpendapat bahwa usia produktif berada pada rentang 15-35 tahun.
Usia tersebut bisa dibilang lagi semangat-semangatnya bekerja, aktif, energik, mencari pengalaman, kreatif dan inovatif, merintis karier. Serta orang yang masuk dalam kelompok umur ini sangat suka dengan tantangan, berani mengambil risiko.
Oleh karena itu, sebaiknya pilih investasi berisiko tinggi dengan imbal hasil tinggi, serta melakukan diversifikasi investasi.
• Investasi untung besar, risiko tinggi
Mumpung masih muda, masih bekerja, dan punya penghasilan, nyemplung saja ke investasi yang dikenal sebagai high risk, high return. Risikonya tinggi, tetapi besar pula keuntungannya.
Contoh investasi yang masuk high risk, high return adalah investasi saham, reksadana saham, forex, atau komoditas. Keuntungan investasi pada produk tersebut bisa sampai puluhan persen, tetapi risikonya juga tidak main-main.
Kamu dapat memulai investasi dengan nominal kecil dahulu, meskipun punya dana besar. Diawali dari puluhan juta rupiah, jika sudah terlihat bergerak naik, tambah modal lagi.
Selain itu, pelajari produk investasi pilihanmu lebih jauh, termasuk mengelola risikonya. Belajar dari internet atau menyerap ilmu dari pakarnya langsung. Seperti belajar dari Lo Kheng Hong, Warren Buffett-nya Indonesia.
• Diversifikasikan portofolio investasi
Kendati investasi tinggi risiko menjanjikan imbal hasil menggiurkan, sangat tidak disarankan hanya fokus pada satu jenis produk investasi saja. Lakukan diversifikasi untuk meminimalisir atau mengompensasi kerugian.
Diversifikasi investasi dapat memilih produk yang lebih aman, seperti emas, reksa dana pasar uang, atau surat utang negara. Kalau lagi oke semua, investasi utama maupun diversifikasi akan membuatmu untung berlipat.
Tetapi jika salah satunya sedang ambruk, misalnya di investasi saham, maka kamu masih dapat melindungi atau menyelamatkan aset dari diversifikasi tersebut.
• Pilih investasi jangka panjang
Jangan sia-siakan masa muda hanya untuk investasi jangka pendek. Lakukan investasi dalam jangka panjang lebih dari 5 tahun. Hitung-hitung buat tabungan masa depanmu, seperti menikah, membeli rumah, biaya pendidikan S2, maupun dana pensiun.
Apalagi kalau sekarang masih lajang, gaji atau penghasilan lumayan besar, buat apa duit dihabiskan untuk foya-foya. Lebih baik investasikan jangka panjang. Kamu bisa pensiun dini, sambil tiduran pun, uang mengalir ke kantong.
2. Usia tua
Sementara kelompok usia tua, yakni 65 tahun ke atas. Waktunya pensiun. Tujuan investasi bukan lagi menimbun kekayaan, tetapi lebih kepada hasil investasi untuk bertahan saat raga tak mampu lagi bekerja.
• Pilih investasi risiko rendah
Investasi yang sebaiknya dilirik pada rentang usia ini adalah yang risikonya rendah, tetapi tetap mendatangkan pundi-pundi uang. Sebut saja investasi emas, deposito, reksadana, maupun obligasi. Dengan suku bunga 4-7 persen per tahun bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan di usia senja.
Jika kamu masih memiliki penghasilan atau gaji setiap bulan, tetap disiplin menyisihkan uang. Alokasi anggaran investasi bisa ditingkatkan dari 20 persen menjadi 30 persen setiap bulan misalnya.
• Beli aset untuk jadi peluang bisnis
Dapat uang pensiun dari perusahaan? Anda dapat memanfaatkannya untuk membeli aset, seperti tanah, rumah, apartemen, atau kendaraan mobil. Kemudian aset tersebut disewakan menjadi kontrakan atau kos-kosan.
Sedangkan mobil disewa untuk taksi online, atau peluang lainnya. Dengan begitu, kamu tetap bisa mendapatkan penghasilan dari penyewaan aset tersebut.
Usia pensiun tidak perlu lagi banting tulang kerja keras. Tinggal menikmati hidup bersama anak cucu, uang tetap mengalir deras ke rekening.