Sisters, pernahkah kamu mendapatkan friend request di Facebook dari bos di kantor? Lalu apakah kamu akan langsung mengklik tombol ignore atau menerima boss jadi temanmu? Sebelum kamu meng-klik apapun, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, nih.
Bagaimana hubungan kamu dengan sang atasan?
Apakah selama ini hubungan tersebut selalu formal dan berjarak selayaknya seorang profesional? Atau apakah kamu memang memiliki hubungan yang cukup erat dengan bos-mu? Jika ternyata hubungan kamu dengan bos hanya terbatas pada masalah pekerjaan belaka, apakah kamu akan tetap nyaman bekerja bila nanti hubungan tersebut berubah?
Apa fungsi akun Facebook buat kamu?
Jika akun ini adalah tempat kamu dengan bebas berceloteh tentang apa saja, seperti kehidupan pribadi atau pekerjaan, maka kemungkinan besar ada konten Facebook yang sebaiknya tidak diketahui oleh bos. Mungkin saja kamu pernah menuliskan status betapa bencinya kamu dengan pekerjaan kamu, atau menceritakan bad day at work yang disebabkan oleh sang bos.
Jika kamu menggunakan akun Facebook untuk kepentingan networking, menjalin hubungan profesional dengan klien, atau bahkan mencari klien potensial baru, maka tidak ada salahnya menjadikan bos sebagai salah satu teman kamu.
Bagaimana dengan ‘dosa digital’-mu?
Pernahkah kamu memasang foto ‘tidak senonoh’, mengunggah video gilamu, atau hal provokatif lainnya yang hanya pantas dilihat oleh kamu pribadi? Jika pernah, yakinkah bahwa kamu ingin sang bos melihat sisi lain dari kamu? Seprofesional apapun bosmu, sedikit banyak hal ini akan mempengaruhi penilaiannya terhadap kamu sebagai karyawan. Jika kamu ingin menerima boss sebagai teman di akun FB kamu, relakah kamu untuk menghapus semua unsavory online content di sana?
Apakah ada peraturan perusahaan yang mengatur tentang aktifitas online karyawannya?
Jika ada, apakah kamu benar-benar tahu tentang kewajiban dan hak karyawan serta sanksi yang bisa diterapkan jika terjadi pelanggaran? Jika sekamuinya kamu menerima bos menjadi salah satu teman kamu, adakah kemungkinan bahwa perusahaan akan menerapkan peraturan tersebut karena manajemen –dalam hal ini diwakili oleh bosmu- sudah bisa memantau aktifitas online kamu?
Akan tetapi menolak tawaran bosmu untuk menjadi teman rasanya terlalu rude dan tidak sopan. Terlebih lagi jika hampir semua rekan kerja kamu juga teman si boss di akun FB pribadinya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sementara kamu juga ingin tetap menjaga privacy dan memisahkan antara kehidupan kantor dan pribadi, berikut hal-hal yang bisa jadi guide kamu.
Facebook memiliki fitur yang bisa mengatur siapa yang bisa melihat profile, foto bahkan wall dan status kamu. Hubungan profesional bisa kamu jaga dengan atasan asalkan kamu teliti dan meluangkan waktu untuk mengatur viewer setiap material yang kamu unggah ke FB.
Pikirkan tentang bos masa depan. Akibat konten Facebook kamu tidak hanya berdampak terhadap bosmu sekarang, tapi juga terhadap karir kamu di masa yang akan datang. Bukan tidak mungkin kamu akan pindah kerja dan calon atasan kamu ingin melihat profil kamu di FB. Pastikan tidak semua bagian profil pribadi kamu bisa dilihat orang.
Tidak ada salahnya menerapkan censorship yang sama terhadap rekan kerja. Terlebih lagi rekan kerja yang kamu tidak kenal benar secara pribadi. Bila salah satu rekan kerja kamu bisa melihat semua konten FB kamu, bukan tidak mungkin hal tersebut akan beredar di kantor, bahkan sampai manajemen. Tidak semua hal dalam kehidupan kamu pantas untuk diketahui publik dan kadangkala lebih aman untuk menjalin hubungan seprofesional mungkin dengan mereka.
Bersosialisasi lewat situs pertemanan memang menyenangkan. Banyak hal positif yang bisa didapatkan seperti menjalin hubungan silaturahmi dengan teman lama, mengembangkan jejaring bahkan mendapatkan klien potensial. Tetapi ingatlah untuk tetap menerapkan self censorship terhadap setiap hal-hal pribadi yang kamu share di Internet. Sebelum menuliskan status apapun, mengunggah foto atau video atau berkomentar di wall orang lain, pertimbangkan dampaknya nanti di masa depan bagi kelangsungan karier kamu, terutama jika kamu sudah bersedia membuka akses rekan kantor dan bos ke akun FB kamu.