Hai Sisters! Kondisi di suatu perusahaan bisa baik, bisa juga buruk. Bahkan beberapa perusahaan sering mengalami turnover akibat kekurangan karyawan, baik karena resign, mutasi, ataupun pensiun.
Tentu, kondisi seperti ini dapat menyebabkan ketidakstabilan karena perusahaan tidak punya tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan kegiatan operasional.
Sebagai karyawan, kamu juga merasa kurang nyaman karena kondisi seperti ini otomatis akan menambah job desk. Tugas yang tadinya bukan milikmu, sekarang akan menjadi milikmu sampai perusahaan menemukan penggantinya.
Agar tugas tidak terbengkalai, berikut beberapa tips menghadapi turnover yang bisa kamu terapkan saat situasi seperti ini benar-benar terjadi di perusahaan tempatmu bekerja:
Hal yang wajar bila kamu merasa panik, terutama bila kondisinya terjadi secara dadakan. Sebab, belum ada satu persiapan pun yang direncanakan untuk menghadapi situasi yang baru. Ditambah lagi kamu juga tidak terlalu banyak tahu tentang pekerjaan rekan yang posisinya ingin digantikan.
Namun, menghadapi perubahan dengan rasa panik tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Yang ada situasi akan bertambah kacau, menyebabkan pikiran buyar dalam seketika. Akibatnya, pekerjaan. menjadi terbengkalai.
Cobalah untuk membuang sikap panik ini jau-jauh. Hadapi situasi yang baru dengan tenang karena ini akan membantumu untuk lebih cepat belajar. Alhasil, tugasmu dan tugas tambahan akibat turnover dapat selesai dengan hasil baik, Sisters.
Namanya juga bukan job desk-mu, jadi wajar kalau kamu tidak tahu tentang spesifikasi tugasnya secara detail. Namun, bukan berarti diam sambil menunggu diarahkan oleh atasan.
Lebih baik cari tahu tentang job desk terbarumu secepatnya, sehingga kamu bisa meluangkan waktu untuk belajar.
Terlebih lagi bila job desk terbaru yang akan dipegang tergolong sulit. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk belajar tentu lebih lama dibandingkan tugas yang levelnya mudah.
Pelajari setiap bagiannya dengan baik, jadi Anda dapat mengurangi kebiasaan tanya sana dan sini yang sejatinya dapat merusak konsentrasi rekan kerja yang lain.
Mengambil alih pekerjaan orang lain memang tidak mudah, namun keadaan memaksamu untuk melakukannya. Apa boleh buat, mau tidak mau harus dikerjakan apalagi kalau sudah diperintahkan oleh atasan.
Namun jangan khawatir, kamu tidak bekerja seorang diri karena ada orang-orang yang siap membantu saat mengalami kesulitan.
Hanya saja, mintalah bantuan disaat yang tepat. Jangan meminta bantuan saat orang lain sedang sibuk mengerjakan tugasnya. Bukan dibantu, yang ada permintaanmu malah ditolak mentah-mentah.
Jadi, perhatikan situasinya atau coba kerjakan sendiri terlebih dahulu. Nanti kalau ada yang tidak dimengerti, baru bertanya. Cara ini jauh lebih efektif sekaligus melatih kemampuan berpikir.
Saat ini, waktu kerja kamu tidak lagi mutlak untuk menyelesaikan job desk sendiri karena harus dibagi untuk mempelajari job desk orang lain. Tidak apa-apa, selesaikan dulu job desk utama sebelum akhirnya beralih ke ke job desk milik orang lain.
Kalaupun nanti job desk orang lain tidak selesai, atasan dapat mentolerir ini karena kamu masih dalam tahap belajar. Tapi, kondisinya bisa kacau kalau yang tidak selesai itu adalah tugas utamamu.
Lain halnya bila tugas yang diambil alih sifatnya mendesak, baru boleh didahulukan. Tapi kalau tidak, fokus saja pada pekerjaan utamamu terlebih dahulu.
Sebaiknya jangan pernah menunda-nunda pekerjaan meskipun jatah kerjaan bulan ini lebih sedikit daripada bulan lalu. Sebab, kamu tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari-hari berikutnya. Apalagi sekarang ada pekerjaan tambahan yang harus diselesaikan akibat turnover.
Jika ada tugas yang perlu dikerjakan dan kebetulan ada waktu untuk mengerjakan, langsung selesaikan sampai tuntas. Jadi kamu tidak perlu kocar-kacir bila sewaktu-waktu ada kerjaan tambahan, karena pekerjaan utama sudah selesai.
Dan jangan ragu meminta back up rekan kerja apabila pekerjaanmu sangat banyak. Tapi ingat, beri kerjaan yang bisa dimengerti olehnya untuk meminimalisir kesalahan. Sebab ada satu saja yang salah, maka kamu harus cek dan perbaiki satu per satu lagi sampai akhirnya benar.
Job desk saat ini tidak hanya dua atau tiga saja, tapi sudah lima atau malah lebih karena turnover. Meski demikian, hindarilah yang namanya mengeluh karena ini tidak akan memberikan efek apa pun. Daripada mengeluh, lebih baik evaluasi apa yang sudah dikerjakan.
Evaluasi ini akan membantumu untuk mendeteksi adanya kesalahan yang mungkin tidak kamu ketahui di awal. Jadi, hasil kerja yang kamu pertanggung jawabkan kepada atasan nanti sepenuhnya benar.
Hal ini dapat meningkatkan skor penilaian kinerja yang suatu saat akan diapresiasi oleh atasan, misalnya dalam bentuk bonus atau promosi jabatan. Lumayan, kan Sisters?