Sisters, kamu sudah pernah dengar Crohn’s disease atau penyakit Crohn? Ini adalah salah satu penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga anus. Namun, kondisi ini lebih sering ditemui terjadi pada bagian usus halus dan usus besar (kolon).
Penyakit Crohn dapat terjadi pada pria maupun wanita dari segala usia. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit di perut, tubuh terasa lemah, bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa penderitanya. Gejala penyakit Crohn kerap dianggap “serupa tapi tak sama” dengan penyakit radang usus yang lain, yaitu kolitis ulseratif.
Penyebab Crohn’s Disease
Penyebab pasti penyakit Crohn hingga kini belum diketahui. Akan tetapi, kombinasi faktor genetik, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, dan pengaruh lingkungan diduga memicu terjadinya kondisi ini.
Ketiga faktor tersebut diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit Chron pada orang-orang dengan kondisi: memiliki riwayat penyakit Crohn di dalam keluarga, berusia kurang dari 30 tahun, memiliki kebiasaan merokok, terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak atau makanan olahan, tinggal di daerah perkotaan dengan gaya hidup yang terlalu bersih, memiliki riwayat infeksi bakteri Mycobacterium avium paratuberculosis (MAP) atau bakteri coli dalam sistem pencernaan.
Apa saja gejalanya?
Gejala yang muncul pada penderita penyakit Crohn berbeda-beda, tergantung dari bagian sistem pencernaan yang terpengaruh, luas lokasi peradangan, dan tingkat keparahannya penyakitnya.
Gejala penyakit ini bisa hilang dan timbul. Masa ketika gejala penyakit Crohn menghilang selama beberapa waktu dikenal sebagai periode remisi. Setelah periode remisi berlalu, gejala penyakit Crohn dapat kambuh kembali atau disebut juga dengan periode flare-up.
Gejala-gejala umum yang muncul akibat penyakit Crohn: sakit perut, diare, mual dan muntah, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, tinja bercampur lendir dan darah, sariawan, demam, gejala anemia.
Selain gejala-gejala tersebut, penyakit Crohn juga dapat menimbulkan peradangan di bagian tubuh lain, seperti mata, kulit, sendi, hati, dan saluran empedu.
Kapan harus ke dokter?
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika terjadi perubahan pada sistem yang dapat menjadi tanda penyakit Crohn, seperti:
- Tinja yang bercampur dengan darah.
- Diare lebih dari tujuh hari.
- Sakit perut yang tidak kunjung sembuh
Selain beberapa gejala yang perlu diwaspadai di atas, kamu juga dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter jika ada gangguan pada perkembangan dan pertumbuhannya.
Sebagai penyakit kronik yang terjadi dalam jangka waktu panjang dan dapat kambuh kembali, penderita penyakit Crohn perlu rutin kontrol kesehatan ke dokter guna memantau perkembangan penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi.
Pencegahan dilakukan dengan penerapan gaya hidup sehat, seperti:
- Mengurangi makanan tinggi lemak dan makanan lahan
- Berhenti merokok
- Mengelola stres dengan baik
Selain untuk mencegah terjadinya penyakit Crohn, gaya hidup sehat di atas juga dapat dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul dan mencegah timbulnya kekambuhan (periode flare-up).