Minum obat batuk memang bisa menjadi langkah yang tepat saat kamu mulai terganggu dengan batuk yang semakin parah. Sayangnya, sering beredar banyak anggapan seputar obat batuk, dari yang benar hingga yang keliru, yang bisa menimbulkan kesalahan persepsi di masyarakat.
Nah, agar kamu tahu, yuk simak fakta obat batuk berikut ini!
Mitos 1: Obat batuk selalu menyebabkan kantuk
Sebagian orang menghindari obat batuk karena katanya bisa bikin kamu mengantuk sepanjang hari. Apalagi kalau pekerjaan di kantor sedang menumpuk atau ingin bepergian jauh. Eits, tunggu dulu. Hal ini tidak sepenuhnya benar, lho.
Faktanya, obat batuk memang dapat menyebabkan kantuk sebagai salah satu efek samping yang paling umum. Tapi, seperti dikutip dari health.usnews.com, ini hanya berlaku jika kamu minum sirup obat batuk yang mengandung bahan aktif antihistamin, Sisters.
Selain meredakan gejala flu dan batuk, senyawa antihistamin ini dapat masuk ke otak dan mengganggu kesadaran kamu sehingga cenderung menimbulkan rasa kantuk dan sulit berkonsentrasi.
Mitos 2: Batuk bisa sembuh total dengan obat batuk
Obat batuk bebas umumnya mengandung sejumlah bahan kimia, di antaranya guaifenesin untuk mengencerkan lendir atau dahak di tenggorokan, dextromethorphan untuk menghambat refleks batuk, dan phenylephrine HCl untuk meredakan hidung tersumbat. Kombinasi zat-zat aktif ini berfungsi untuk membantu meredakan ketidaknyamanan dari batuk dan pilek.
Tapi, perlu kamu ingat bahwa fungsi utama obat batuk adalah untuk meredakan dan mengurangi batuk, bukan menyembuhkan penyakit yang menyebabkan batuk tersebut. Batuk sendiri merupakan respon tubuh terhadap masuknya zat asing (termasuk bakteri dan virus) ke dalam tubuh. Jadi, meski batuknya memang bisa diredakan oleh obat batuk yang dijual bebas, penyebab utamanya tetap harus ditangani dulu supaya bisa benar-benar sembuh.
Sebaiknya periksakan diri ke dokter supaya kamu tahu apa penyebab batuk tersebut, dan dokter bisa menyarankan pengobatan yang tepat.
Mitos 3: Makan sup hangat bisa menjadi obat batuk alami
Walaupun makan sup hangat bisa meredakan tenggorokan yang gatal, tapi tetap saja ini tidak bisa melawan infeksi bakteri penyebab batuk kamu, lho. Jadi, kamu tetap butuh obat batuk medis untuk mengobati batuk yang mengganggu.
Mitos 4: Semua obat batuk sirup bikin ketagihan
Salah satu fakta obat batuk adalah mengandung kodein, yaitu suatu bahan aktif yang berfungsi untuk menghentikan batuk, tapi juga berpotensi adiktif jika dikonsumsi secara berlebihan. Tapi tenang dulu. Ada sejumlah obat batuk lainnya yang tidak mengandung bahan aktif ini, kok.
Meski demikian, tetap perhatikan tanda dan gejala kecanduan obat yang muncul pada diri kamu, terutama pada remaja. Jika kamu mulai merasa ketagihan minum obat batuk, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter terdekat.
Mitos 5: Obat batuk boleh diberikan pada anak-anak
Batuk adalah salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh anak-anak. Kalau sudah begitu, para orangtua biasanya akan langsung gerak cepat memberikan obat batuk untuk anak.
Meskipun obat batuk memang dapat membantu meredakan batuk pada anak, tapi ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Menurut American Academy of Pediatrics, obat batuk sebaiknya tidak diberikan pada bayi dan anak-anak di bawah usia enam tahun karena dapat memicu infeksi pernapasan yang lebih parah.
Prof. Thomas Fahey, seorang dokter umum sekaligus kepala Department of Family Medicine and General Practice di Royal College of Surgeons di Ireland Medical School, mengungkapkan kepada Telegraph bahwa pemberian paracetamol cenderung lebih efektif meredakan gejala batuk pada anak, ketimbang obat batuk medis lainnya.
Banyak minum air putih hangat dan istirahat yang cukup adalah dua kunci penting untuk mempercepat penyembuhan batuk pada anak-anak. Sebelum memberikan obat batuk, sebaiknya periksakan anakmu ke dokter terdekat mengenai jenis obat dan dosis yang tepat untuknya.