Sisters, kamu sudah pernah mengunjungi Candi Borobudur? Sebagai salah satu candi Buddha terbesar di dunia, candi ini menjadi destinasi wisata favorit banyak wisatawan. Arsitektur yang megah dan kisah sejarah yang menarik membuat Candi Borobudur memiliki pesona tersendiri. Tidak ketinggalan relief yang penuh detail dan puluhan stupa yang memuat patung Buddha. Jadi nggak heran kalau UNESCO menobatkan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
Proses Pembangunan
Selama tahun 780-840 Masehi, Dinasti Sailendra membangun Candi Borobudur. Mereka adalah dinasti yang saat itu sedang berkuasa. Pada awalnya, Candi Borobudur dibangun sebagai tempat ziarah dan tempat pemujaan Buddha. Harapannya, peninggalan Buddha terbesar di dunia ini bisa menjadi sumber petunjuk bagi manusia untuk mendekatkan diri pada kebijaksanaan menurut ajaran Buddha.
Pembangunan Candi Borobudur mengusung gaya Mandala, yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Menggunakan struktur bangunan berbentuk kotak, Candi Borobudur memiliki empat pintu masuk dengan titik pusat berbentuk lingkaran. Pembangunannya sendiri dilakukan dalam beberapa tahap.
Tahap pertama
Pada tahap ini, pembangunannya dilakukan dengan meletakkan pondasi dasar bangunan di atas kontur perbukitan tinggi.
Tahap kedua
Pada tahap kedua, candi ini mendapatkan tambahan dua undakan persegi, satu undakan melingkar, dan pagar langkan. Pembangunan stupa tunggal atau induk berukuran besar di bagian atas juga dilakukan pada tahap kedua ini. Stupa inilah yang menjadi puncak ikonik di Candi Borobudur.
Tahap ketiga
Selain stupa induk yang sudah menjadi mahkota di puncak Candi Borobudur, sebetulnya di bagian puncak juga sudah ada undakan. Namun, kedua hal tersebut dibongkar menjadi tiga undakan lingkaran kecil. Berkat adanya undakan-undakan ini, mereka pun bisa membangun stupa-stupa kecil secara berbaris dan melingkar.
Tahap keempat
Tahap keempat pembangunan Candi Borobudur juga menjadi tahap finishing. Jadi, perubahan-perubahan yang dilakukan pun cenderung kecil.
Zona-zona di Candi Borobudur
Kalau kamu lihat dari luar ke dalam, ada dua bagian dalam Candi Borobudur yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar dan alam Nirwana di area pusat. Setiap zona memiliki filosofi tersendiri. Yuk, kenalan lebih jauh tentang zona-zona di Candi Borobudur!
- Zona 1: Kamadhatu
Zona 1, atau disebut juga dengan Kamadhatu, merepresentasikan alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang. Ada sekitar 160 relief yang bisa kamu temukan di Zona 1. Relief-relief ini menjelaskan hukum sebab akibat, atau yang disebut juga dengan Karmawibhangga Sutra.
Penjelasan hukum sebab akibat digambarkan melalui cerita-cerita tentang sifat dan nafsu manusia. Contohnya seperti membunuh, merampok, penyiksaan, dan fitnah. Kalau mau melihat foto seluruh 160 relief secara lebih jelas, kamu bisa datang ke Museum Candi Borobudur di Borobudur Archaeological Park.
- Zona 2: Rupadhatu
Dikenal juga dengan nama Rupadhatu, Zona 2 menggambarkan alam peralihan di mana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia. Di zona ini, kamu bisa menemukan galeri patung Buddha dan ukiran relief batu. Setidaknya ada sekitar 328 patung Buddha dengan hiasan relief pada ukirannya.
Berdasarkan manuskrip Sansekerta, seperti yang dilansir dari situs borobudurpark.com, ada sekitar 1.300 relief di zona ini. Relief-relief tersebut mencakup Jataka, Gandhawyuha, Awadana, dan Lalitawistara. Seluruh relief membantang sepanjang 2,5 km.
- Zona 3: Arupadhatu
Zona ini merepresentasikan alam tertinggi atau rumah Tuhan. Di Zona Arupadhatu, terdapat tiga serambi berbentuk lingkaran. Serambi ini mengarah ke kubah di bagian pusat. Kamu tidak akan menemukan hiasan atau ornamen apa pun. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan kemurnian tertinggi.
Di Zona ini, bagian serambi terdiri dari 72 stupa berbentuk lingkaran berlubang. Tidak ketinggalan lonceng terbalik berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi. Kamu bisa menemukan stupa paling besar di bagian tengah, dengan stupa-stupa lain mengelilinginya.
Relief Candi Borobudur
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kamu mungkin sudah bisa menebak bahwa letak relief di Candi Borobudur tersebar di zona-zona yang ada. Total ada sekitar 504 relief Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di Candi Borobudur. Relief-relief tersebut membentuk kesatuan cerita yang menarik untuk kamu ikuti.
Penemuan Candi Borobudur
Setelah pembangunan selama kurang lebih seratus tahun selesai, kabarnya Candi Borobudur sempat hilang karena terlantar dan tersembunyi selama berabad-abad. Tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, ada yang menyebutkan bahwa salah satu kemungkinan alasannya adalah karena ibu kota Kerajaan Medang pindah ke Jawa Timur karena adanya bencana gunung api meletus.
Akibat letusan gunung berapi pula, debu vulkanik yang terkumpul lama kelamaan menjadi lapisan tanah mengubur bangunan candi. Seiring berjalannya waktu, pohon dan semak belukar tumbuh di atas lapisan tanah tersebut. Masyarakat pun tidak tahu bahwa di bawah tanah bukit tersebut tersimpan candi raksasa.
Namun, pada tahun 1814 Masehi, Candi Borobudur akhirnya ditemukan kembali. Pasukan Inggrislah yang menemukan kembali Candi Borobudur di bawah pimpinan Sir Thomas Standford Raffles. Beliau dianggap sebagai sosok yang sangat berjasa dalam penemuan Candi Borobudur. Akhirnya pada tahun 1835, area Candi Borobudur berhasil dibersihkan seluruhnya.
Lokasi dan Akses Menuju Candi Borobudur
Banyak yang mengira bahwa Candi Borobudur berada di Yogyakarta. Padahal, sebetulnya Candi Borobudur berlokasi di Jalan Badrawati, Kota Magelang, Jawa Tengah. Lokasinya cukup strategis, yaitu sekitar 40 km dari Yogyakarta, 86 km dari Solo, dan 100 km dari Semarang.
Karena lokasi strategis tersebut, akses menuju Candi Borobudur pun cukup mudah. Kebanyakan orang berkunjung ke Candi Borobudur melalui jalur Yogyakarta. Buat yang naik bus, kamu bisa berangkat dari terminal bus Jombor jurusan Borobudur.
Hayoo, siapa yang kangen pingin ke Candi Borobudur lagi?