Sisters, kamu yang rajin ber-media sosial, pasti pernah menjadikan media sosial sebagai tempat curhat, sekadar mengungkapkan rasa sedih, kecewa, dan bahkan amarah. Atau mungkin terkadang kamu menyindir seseorang di dunia nyata.
Nah, mulai sekarang, sebaiknya jangan dilakukan lagi demi kebaikanmu sendiri, karena ada efek buruk yang bisa saja terjadi. Efeknya seperti apa, sih? Yuk, simak jawabannya di bawah ini!
Alih-alih terlihat berani, menyindir seseorang di media sosial justru menampakkan aibmu sendiri
Menyindir seseorang di sosial media kadang dianggap berani oleh sebagian orang, karena buat mereka, status yang sudah ditulis akan langsung dibaca oleh dia yang kita tuju. Nah, jika kamu adalah salah satu yang berpikiran seperti itu, kamu adalah salah satu orang yang berpikiran sempit, Sisters. Karena dengan menyindir, justru kamu dianggap penakut dan kekanakan, lho. Sebab orang yang benar-benar dewasa dan berani, tentunya akan memilih menyelesaikan persoalan pribadi secara langsung dan baik-baik. Bukannya malah mengumbarnya lewat media sosial dan menjadi konsumsi publik.
Tak jarang sindiranmu malah jadi salah sasaran
Kamu nyindir aku di status media sosialmu, kan? Masalah kamu apa?
Lho, siapa yang nyindir kamu? Aku nyindir si B, kok!
Niatnya mau nyindir si A, malah si B yang kerasa. Si B yang marah sama kamu, dan si A tenang-tenang saja karena memang masa bodoh dengan status-status kamu. Nah, yang awalnya kamu tidak punya masalah dengan si B, kamu jadi marahan, deh. Jadi musuhmu sekarang bukan si A saja, tapi juga ada si B, si C, dan mungkin ada banyak orang lainnya yang baper dan merasa tersindir dengan statusmu.
Rentetan statusmu jelas akan mengganggu teman-teman lain di media sosialmu
Biasanya, orang yang sedang kesal dan berniat menyindir orang lewat media sosial nggak cukup dengan satu atau dua status saja melainkan rentetan status. Kalau kamu termasuk orang yang senang menulis banyak status hanya untuk menyindir orang lain, mending stop, deh, dari sekarang. Karena hal itu tak hanya mengganggu orang yang kamu sindir saja, tapi juga orang lain yang menjadi teman media sosialmu.
Apalagi jika kamu menggunakan bahasa yang kasar, Sisters. Orang yang membaca status-statusmu bukannya jadi ikutan benci pada yang kamu sindir, tapi jadi malah membencimu yang memenuhi beranda mereka. Bisa jadi mereka memilih membatalkan pertemanan atau malah kemudian memblokirmu dari pertemanan mereka karena kontenmu yang mengganggu.
Sekalipun bukan kamu yang memulai, tak perlu membalas. Kamu hanya perlu diam
Ketika kamu merasa terganggu dengan status seseorang, dan merasa status itu menyentil perasaanmu, lebih baik abaikan saja. Anggaplah saja sindiran tersebut bukan tentangmu. Sikap masa bodoh itu terkadang perlu, agar kamu nggak terjebak dalam drama. Kalau kamu membalas sindir atau kemudian ngomel nggak jelas dengan dia yang membuatmu jengkel, secara tidak langsung kamu membenarkan apa yang dituliskan orang tersebut. Malu sekali pasti rasanya saat kamu mengakui aibmu sendiri.
Media sosial bertujuan membangun kedekatan, bukan malah menghancurkan pertemanan
Media sosial itu bertujuan mendekatkan yang jauh, bukan malah menjauhkan yang dekat apalagi menjauhkan yang sudah jauh. Dengan drama sindir-sindiran di Facebook, Twitter, Whatsapp Story, atau media sosial lainnya akan membuat berantakan pertemananmu sendiri, memperbanyak musuhmu, dan yang jelas akan memperkeruh suasana di dunia nyata.
Sayang sekali pastinya, kalau pertemananmu rusak hanya karena salah paham akibat sindir-menyindir. Kamu pun sudah dewasa, pasti tahu cara menyelesaikan masalah dengan baik.
Jadi, sebelum kamu menyesali semua akibatnya, lebih baik berhenti melakukan itu dari sekarang, Sisters. Masih banyak hal positif yang bisa kamu lakukan di media sosial, seperti membaca artikel Sisternet, misalnya. Karena di Sisternet kamu akan mendapatkan banyak ilmu dan manfaat lainnya!