Hai Sisters! Di era digital, semuanya jadi lebih mudah, praktis, dan dikemas lebih menarik. Ini berdampak pada banyak hal, salah satunya bahan bacaan anak. Sekarang bacaan anak tidak lagi berbentuk cetak, tapi juga e-book (buku elektronik). Walaupun buku cetak dan e-book sama-sama bermanfaat, mana yang sebaiknya dipilih untuk meningkatkan kemampuan dan minat baca anak?
“Membaca membuka jendela dunia.” Pepatah ini menggambarkan betapa pentingnya membaca. Bukan hanya dalam dunia belajar dan mengajar, melainkan dalam kehidupan sehari-hari.
Anak yang suka membaca biasanya lebih imajinati dan memiliki pengetahuan lebih banyak. Selain itu, perbendaharaan kata yang mereka miliki juga lebih luas.
Bahan bacaan tertentu, seperti puisi, cerita rakyat, atau cerita pendek lainnya juga dapat meningkatkan rasa empati anak.
Sangat banyak, bukan, manfaat membaca untuk anak? Itulah sebabnya, Anda perlu mengenalkan dan meningkatkan minat baca anak, baik dengan buku maupun e-book yang kini sedang naik daun.
Untuk mengetahui jawabannya, Dr. Tiffany G, Munzer dan rekannya dari University of Michigan melakukan sebuah penelitian. Sebanyak 37 orangtua dan anaknya diminta membaca e-book, buku cetak, dan video interaktif. Periset pun merekam kegiatan membaca anak dan orangtua ini untuk melihat interaksi dan minat baca, Sisters.
Hasilnya menunjukkan bahwa anak yang baca buku cetak lebih unggul dibanding yang lain. Membaca buku cetak menciptakan peluang bagi anak dan orangtua untuk berinteraksi lebih dalam.
Anak lebih menaruh perhatian pada buku yang dibaca sambil menyentuhnya. Ia juga mendengarkan ucapan orangtuanya, sekaligus mengajukan banyak bertanya mengenai cerita dan gambar yang ada pada buku cetak.
Sementara, ketika anak baca dari e-book atau mendengarkan video interaktif akan terdapat lebih distraksi (gangguan), seperti warna, gerak, dan suara.
Semua itu membuat fokus anak terbagi-bagi dan cenderung ingin membalik halaman per halaman lebih cepat. Alhasil, informasi yang mereka dapat tidak diserap otak dengan baik.
Selain banyaknya distraksi, e-book yang diakses melalui gadget, seperti ponsel layar lebar maupun tablet juga bisa memengaruhi kesehatan mata. Itulah sebabnya, anak lebih baik baca buku cetak ketimbang e-book.
Pantulan cahaya dari layar elektronik saat membaca e-book membuat mata jadi cepat lelah. Terutama pada e-book yang penuh dengan gambar warna-warni. Pantulan cahaya biru yang dihasilkan juga diketahui bisa mempercepat degenerasi makula (age-related macular degeneration/AMD).
AMD merupakan kerusakan retina secara perlahan yang bisa berujung pada kebutaan. Meski umumnya bisa terjadi pada orangtua di atas 50 tahun, kondisi bisa berkembang lebih cepat karena paparan cahaya dari gadget ini.
Baca buku fisik atau cetak memang lebih baik untuk anak ketimbang membaca e-book. Namun, bukan berarti anak sama sekali tak boleh membaca e-book, lho, Sisters!
Meski membawa efek samping pada mata, membaca e-book sebenarnya tidak jadi masalah. Asal jangan terlalu sering. Ingat membaca buku elektronik lewat gadget sama halnya dengan menonton TV atau main ponsel.
Mungkin, akan lebih tepat jika kamu membiarkan anak baca buku elektronik ini atau kamu membacakannya pada situasi tertentu. Misalnya, saat sedang pergi berlibur atau menginap di rumah keluarga yang lain. E-book dapat mempermudahmu dan keluarga membaca di mana pun, Sisters.