Sisters, empati adalah kemampuan untuk mengolah rasa yang harusnya dimiliki semua orang, sekalipun itu anak-anak. Mengajarkan anak untuk berempati sejak dini sangat penting karena hal tersebut dapat membantu mereka dalam membangun dan menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
Jika kamu berpikir bahwa menumbuhkan empati pada anak itu susah, kamu salah besar, Sisters. Faktanya, mengasah rasa empati anak dapat dilakukan sejak dini dengan cara-cara sederhana yang bisa kamu lakukan setiap saat. Coba berbagai cara di bawah ini untuk menumbuhkan rasa empati pada anak.
Sisters, agar seorang anak dapat merasakan dan mengekspresikan rasa empatinya kepada orang lain, pastikan bahwa kebutuhan emosionalnya sendiri sudah dipenuhi terlebih dahulu. Jadi sebagai orangtua, pastikan Anda dapat memberikan dukungan emosional anak sebelum mereka memberikannya kepada orang lain.
Contohnya jika raut wajah anak menunjukkan kesedihan, Anda bisa mengatakan, “Ibu merasa cemas kalau lihat kamu sedih seperti ini terus. Jangan sedih, senyum dong biar cantiknya kelihatan..”
Setiap orang pasti pernah mengalami emosi negatif seperti rasa marah dan cemburu. Namun, jangan biarkan anakmu menunjukkan emosi negatif ini terus-terusan. Mulai sejak dini, kamu harus mengajari si kecil cara mengatasi emosi negatif dengan cara yang positif.
Ketika anak memukul temannya, jangan langsung memarahinya. Sebaiknya pisahkan pertengkaran tersebut dan tunggu sampai anak agak tenang.
Nah, setelah dirasa sudah tenang, pelan-pelan ajak anak dan temannya untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan masing-masing. Dengarkan penjelasan mereka dengan seksama. Setelah itu berilah pemahaman kepada anak bagaimana cara mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang lebih adaptif.
Contohnya, kamu bisa memberi penjelasan seperti, “Kamu kayanya kesal sekali ketika Budi mengambil mobil-mobilan mu. Ibu pikir itu sebabnya kamu akhirnya memukul Budi. Tak perlu memukul, karena kamu bisa bicara baik-baik kepada Budi.”
Sampaikan juga cara yang sebaiknya dilakukan anak , “Kamu bisa loh, bilang ke Budi pelan-pelan kalau sekarang sudah gilaran kamu untuk main, dan kamu bisa kasih mobilnya nanti setelah kamu selesai main”
Sisters, ketika anak tak mau mengalah dan secara tidak sengaja memukul teman atau saudara kandungnya, kamu perlu menjelaskan bahwa perilaku seperti itu dapat menyakiti orang lain secara fisik atau emosional.
Cobalah mengatakan sesuatu seperti, “Bagaimana perasaanmu jika seseorang mengambil mainanmu?” atau “Bagaimana perasaanmu jika seseorang memukulmu?”
Sebutkan tentang perasaan itu dan bantu anak memahami emosi dan perasaan tersebut.
Jika anak berperilaku baik terhadap seseorang, seperti mencoba menghibur teman yang menangis, katakan, “Kamu baik sekali karena sudah khawatir tentang kondisi teman mu, Ibu yakin teman mu pasti merasa senang lagi setelah kamu menghiburnya.”
Sementara jika anak berperilaku tidak baik atau negatif, katakan, “Ibu tahu kamu mungkin merasa sangat marah, tapi apa yang kamu lakukan tadi justru membuat temanmu sedih karena kamu mengambil mainannya secara paksa. Kamu nggak mau ‘kan liat teman mu sedih?”
Anak adalah peniru yang ulung, lho, Sisters. Segala hal baik dan buruk yang ia tunjukkan tak terlepas dari caranya meniru perilaku orangtua atau orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan rasa empati anak, pastikan kamu juga memberikan contoh yang baik.
Tunjukkan padanya menjadi orang yang sopan, bersikap baik dan penuh kasih terhadap semua makhluk hidup. Dengan membantu anggota keluarga, teman, tetangga, dan bahkan orang lain yang mengalami kesulitan, kamu sudah mengajari si kecil bagaimana menjadi orang yang berempati.