Sisters, penyakit tidak menular (PTM) banyak menjadi penyebab utama kematian di berbagai belahan dunia. Indonesia termasuk ke dalam negara dengan tingkat kematian akibat PTM yang tinggi. Penyebab kematian tertinggi adalah stroke, hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis.
“Hal inilah yang mendorong pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melaksanakan Sosialisasi Peran Perempuan dalam Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Mamuju, Sulawesi Barat, sebagai salah satu daerah terbanyak yang memiliki kasus PTM di Indonesia. Sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat yang menginstruksikan kepada Kementerian/Lembaga terkait upaya promotif dan preventif hidup sehat oleh Pemerintah Daerah,” ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Penanggulangan Kemisikinan Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu.
Berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2008, terdapat 57 juta kematian yang terjadi di dunia, sejumlah 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh PTM. Untuk itu, PTM masuk ke dalam isu Prioritas Nasional dan masuk ke dalam tujuan ketiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s). Mengingat tingginya jumlah kematian akibat PTM, tentu tidak hanya menjadi tugas pemerintah dalam menangani masalah ini, keluarga dan masyarakat khususnya perempuan juga dapat berperan dalam pencegahan dan penanggulangan PTM.
“Melalui sosialisasi ini diharapkan kaum perempuan dapat mendapatkan informasi, pedoman dan pemahaman terkait pencegahan dan penanggulangan PTM. Melalui gerakan partisipasi perempuan dalam upaya deteksi dini faktor resiko PTM, serta meningkatkan komunikasi dan edukasi gerakan masyarakat hidup sehat bagi keluarga, perempuan, dan anak,” ujar Titi.
Titi menegaskan, bahwa perempuan sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat dapat berperan dengan mengendalikan faktor risiko agar anggota keluarganya tidak menderita PTM. Seperti menyediakan makanan sehat bagi anggota keluarga, mengingatkan suami untuk tidak merokok, yang tidak hanya mengancam perokok, tapi juga orang lain yang terpapar asap rokok, serta mengajak anggota keluarga untuk sering melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.
“Selain itu, perempuan juga dapat berperan dalam pencegahan dan penanggulangan PTM di masyarakat, dengan menjadi kader di POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) yang ada di desa/kelurahan untuk menjadi pelaksana pengendalian faktor risiko PTM bagi masyarakat di sekitarnya. Perempuan juga dapat menyebarluaskan perilaku positif dalam pencegahan dan penanggulangan PTM dengan mengajak masyarakat di sekitarnya untuk menerapkan CERDIK, yakni: Cek kesehatan; Enyahkan asap rokok; Rajin berolahraga; Diet makan seimbang; Istirahat yang cukup; dan Kendalikan stress,” jelas Titi.
Berbeda dengan penyakit menular, penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak dapat menular kepada orang lain dan bukan disebabkan oleh virus, seperti jantung, stroke, gagal ginjal, kanker, diabetes, dan lain-lain. PTM dipicu berbagai faktor risiko seperti merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat.
Pada 2017, Kemen PPPA telah menerbitkan buku dan infografis terkait sosialisasi tersebut, selanjutnya pada 2018 telah melakukan sosialisasi di 3 (tiga) provinsi yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. Di 2019 ini, Kemen PPPA akan kembali membuat videografis serta melaksanakan sosialisasi lanjutan di 7 (tujuh) provinsi, diantaranya Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Sumber artikel: KemenPPPA RI