Sisters, tahukah kamu bahwa ada sebuah studi menyatakan bahwa perempuan harus mengeluarkan hingga 20.000 kata per hari–berbeda dengan laki-laki yang hanya 7.000 kata per hari? Yup! Ini yang mendasari sikap perempuan secara umum yang lebih bawel daripada laki-laki.
Faktor biologis yang menyebabkan ini adalah protein FOXP2. Protein inilah yang terdapat di otak manusia dan bertanggungjawab atas seberapa banyak kata yang dimiliki seseorang. Sebuah studi yang dilakukan University of Mariland School of Medicine menemukan bahwa FOXP2 pada perempuan jumlahnya lebih banyak dibanding pria. Secara psikologis, perempuan juga lebih jeli saat mengamati atau melihat sesuatu secara detail sehingga memiliki banyak hal sebagai bahan pembicaraan, Sisters.
Sebagai salah satu imbasnya, di era milenial dan media sosial seperti sekarang, ke-bawel-an perempuan tidak hanya terjadi di dunia nyata namun juga dunia maya. Tak jarang kaum perempuan bisa membuat caption ataupun status panjang lebar dalam sekali posting sementara laki-laki cenderung hemat kata. Media sosial seperti bentuk pelampiasan perempuan untuk memenuhi 20.000 kata tersebut.
Tapi secara umum, kegiatan menulis atau menyampaikan gagasan secara tertulis baik secara manual dengan kertas dan pulpen atau menyimpan sebagai notes di gadget bahkan menggunakan rangkaian kata yang cukup panjang hanya untuk sebuah caption atau status di media sosial bisa juga mendatangkan manfaat yang tidak sedikit bagi perempuan, lho.
Sisters, menulis bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk menumpahkan isi hati dan melepaskan emosi tanpa harus mengeluarkan sepatah kata pun secara langsung. Menulis bisa menjadi terapi untuk mengelola perasaan agar tidak meluap dalam bentuk tindakan yang kurang tepat. Yang perlu diperhatikan dari menulis untuk melepaskan emosi adalah bijak dalam membagi catatan tersebut. Jangan sampai tulisan-tulisan bernada emosi ataupun curcol berlebih terlalu banyak menghiasi timeline media sosial. Bisa jadi ini membuat teman-teman di dunia maya menjadi illfeel bahkan terganggu, Sisters.
Berawal dari menulis, tak jarang beragam peluang karier dan peningkatan kapasitas diri muncul dan sayang untuk dilewatkan. Tengok saja sederet ibu-ibu yang mulai menjadi blogger, buzzer bahkan penulis novel atau skenario film yang mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah tak sedikit. Yang keren dari beragam profesi tersebut adalah kegiatan berbasis menulis berarti seseorang dapat melakukannya hampir setiap saat tanpa meninggalkan pekerjaan utama. Apalagi di zaman gadget serba canggih seperti sekarang, menulis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat hanya bermodal smartphone. Apalagi sekarang bermunculan berbagai komunitas berbasis digital yang mewadahi kaum perempuan yang aktif dalam dunia tulis menulis. Mulai dari komunitas blogger khusus perempuan, ibu-ibu yang suka menulis, dan seterusnya. Kehadiran komunitas ini selain meningkatkan kemampuan diri lewat arus pertukaran informasi dan ilmu juga dapat memperluas jejaring.
Nah, yang terakhir, Sisters,, menulis adalah salah satu cara untuk having fun yang murah, mudah dan dapat dilakukan oleh hampir siapapun di dunia ini. Kegiatan ini bisa menjadi hobi sekaligus bentuk ekspresi diri yang menyenangkan. Belum lagi dengan hadirnya berbagai media sosial yang memungkinkan interaksi tidak terbatas antar penggunanya. Sekedar berbalas komentar di media sosial atau share postingan dan meme lucu yang menyulut obrolan panjang sesama pengguna medsos. Ini bisa menjadi salah satu bentuk rekreasi dan sarana melepas penat setelah sibuk dengan berbagai kegiatan hanya dengan gerakan jempol.
Nah, bagaimana, Sisters? Tentu saja kaum perempuan harus lebih cerdas mengelola ‘kelebihan kata’ yang dimilikinya agar menjadi produktif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar ataupun lingkaran pertemanan terdekat.