Setiap perempuan yang memiliki bayi seringkali menerapkan pola masing-masing dalam mengasuhnya. Begitu juga halnya dengan menyusui. Kadang ada yang memberikannya secara eksklusif 2 tahun penuh, kadang tidak memberikannya secara ekslusif. Ada juga yang ekslusif selama 6 bulan, kadang dicampur formula sejak lahir, atau sama sekali tidak memberikan ASI setelah pulang dari rumah sakit pasca persalinan.
Bicara soal menyusui, masih banyak mitos yang beredar di masyarakat, Sisters. Jika kamu tidak dapat bergabung dengan kumpulan para Ibu Menyusui (Busui), maka kamu bisa bicarakan hal ini dengan teman, ibumu, atau terlibat dalam grup parenting di media sosial, dan sebaiknya tidak membaca atau mendengar pendapat dari satu orang saja.
Nah, berikut 7 mitos yang mungkin saja pernah kamu dengar atau baca. Simak juga faktanya, Sisters.
Semakin sering menyusui akan membuat stok ASI menurun.
Ini mitos, Sisters. Faktanya adalah, bila kita rutin menyusui, produksi ASI akan mengikuti jadwal dan kebutuhan si bayi. Saat bayi mengalami growth spurt pun, tubuh pun akan menyesuaikan jumlah ASI yang dibutuhkan si bayi. Growth spurt adalah kondisi saat bayi membutuhkan ASI lebih banyak dari biasanya. Biasanya growth spurt terjadi pada usia 7-10 hari, 2-3 minggu, 4-6 minggu, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 9 bulan. Kondisi ini terjadi sekitar 3 hari hingga 1 minggu lamanya, lalu ‘nafsu makan’ si bayi akan kembali seperti normal.
Harus ada jeda waktu menyusui agar payudara penuh terlebih dahulu
Ini mitos, Sisters. Setiap ibu menyusui dan bayi adalah pasangan yang unik, artinya supply dan demand ASI selalu seimbang. Faktanya, tubuh ibu menyusui selalu memproduksi ASI. Fungsi payudara seolah-olah menjadi tangki ASI yang tersedia bila sewaktu-waktu dibutuhkan bayi. Saat payudara kosong, tubuh dengan cepat memproduksi ASI. Saat payudara mulai penuh, produksi ASI melambat. Jika Busui menunggu payudara penuh untuk menyusui, maka tubuh akan menerima pesan bahwa kebutuhan bayi sudah cukup dan justru akan mengurangi produksi ASI.
Berat badan bayi tidak naik secara signifikan karena kualitas ASI tidak baik.
Belum tentu, Sisters. Banyak studi menunjukkan bahwa wanita kurang nutrisi mampu menghasilkan susu yang cukup untuk mendukung pertumbuhan bayi. Sebagian besar kasus berat badan bayi rendah adalah karena asupan susu yang tidak mencukupi kebutuhan bayi atau karena masalah kesehatan mendasar pada bayi.
Busui harus minum susu untuk untuk menghasilkan ASI
Busui memang membutuhkan banyak kalsium, Sisters. Namun, kalsium bukan hanya terdapat pada susu, tetapi juga banyak terdapat di dalam sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan teri serta sarden yang dimakan bersama dengan tulangnya.
Menyusui dapat menyebabkan depresi postpartum
Depresi postpartum sebenarnya disebabkan oleh fluktuasi hormon setelah melahirkan dan dapat diperburuk oleh kondisi kelelahan dan kurangnya dukungan sosial. Tetapi sebagian besar, depresi postpartum ini terjadi pada wanita yang memang memiliki masalah sebelum kehamilan.
Banyak bayi yang alergi dengan ASI ibu kandungnya
Ini juga mitos. ASI adalah makanan dan minuman paling alami mudah dicerna oleh bayi. Jika bayi sensitif terhadap ASI, biasanya itu bukan berarti di sebabkan oleh ASI itu sendiri. Hal ini biasanya terjadi disebabkan makanan yang dikonsumsi oleh ibu, sehingga ibu sebaiknya menghindari makanan yang membuat bayi alergi.
Kualitas ASI setelah bayi berusia 6 bulan akan menurun
Komposisi perubahan ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan bayi di usianya. Bahkan ketika bayi mulai mengkonsumsi MPASI, ASI tetap menjadi sumber utama nutrisi selama tahun pertama usia bayi. Pada tahun kedua, barulah ASI menjadi sumber nutrisi sekunder yang terus berperan membangun sistem imun tubuhnya.
Sebaiknya cek dulu kebenaran berita yang kamu baca atau dengar seputar menyusui, Sisters. Jangan langsung mempercayainya, ya.