Sisters, kita semua tidak pernah benar-benar siap dengan wawancara kerja, bukan begitu? Pewawancara, entah itu HRD atau User pasti akan menanyakan hal-hal di luar ekspektasi. Pertanyaan yang diajukan biasanya 'menjebak' dan berbelit untuk mengetes konsistensimu. Namun, kadang kamu justru dibuat bingung dengan konteks dan tidak bisa menjawab dengan baik.
Berikut adalah tujuh contoh pertanyaan wawancara kerja yang paling menjengkelkan dan paling sering ditanyakan lengkap dengan tips tentang bagaimana menjawabnya dengan mudah dan cerdas, sikak, yuk!
Maksudnya: "Seberapa besar kamu mengenali diri sendiri?"
Tips: Jangan pernah mengatakan, "Saya tidak memiliki kelemahan." Sebaliknya, kamu bisa mencoba tes kepribadian online untuk mengetahui kelemahanmu, Sisters. Jangan lupa untuk menyertakan solusinya.
Cara menjawab: Diskusikan hasil profilmu (dari penilaian kepribadian) dengan pewawancara kerja. Dalam jawabanmu, jelaskan bagaimana kamu berupaya meningkatkan diri berdasarkan pribadi tersebut.
Pendekatan ini juga berlaku untuk pertanyaan tentang kekuatanmu, memberi kesempatan untuk mengeluarkan apa yang ada di dalam diri sebenarnya tanpa terdengar seperti seorang pembual, Sisters.
Maksudnya: “Apakah kamu tipe pendrama atau bisa menangani konflik dengan atasan? “
Tips: Pertama, tidak ada atasan yang sempurna, pasti ada hal yang tidak disukai. Kedua, jangan pernah menghina atasanmu sebelumnya jika kamu tidak mau menghancurkan kesempatan karier saat ini.
Cara menjawab: Jawaban yang baik harus kritis (namun adil), bisa tentang bagaimana atasan membuat pekerjaan sedikit lebih menantang dan bagaimana kamu berusaha menemukan solusi.
Sebagai contoh, "Ada sedikit perbedaan opini antara kami tentang sistem absensi kantor, tapi kami memutuskan untuk menggunakan sistem fingerprint agar seluruh kehadiran tercatat dan selalu mengeceknya seminggu sekali."
Maksudnya: ”Berapa banyak waktumu untuk bekerja?“
Tips: Pertanyaan ini bukan hanya menyebalkan, tapi kadang dianggap ilegal saat ditanyakan dalam wawancara kerja. Meski kamu merasa wajar, tapi sebaiknya jangan jawab pertanyaan ini dan alihkan pembicaraan, tapi tetap dalam satu topik, ya, Sisters.
Cara menjawab: Jika kamu memilih untuk menjawab, jawablah dengan jujur ??dan dan apa adanya. Jika kamu memilih untuk tidak menjawab, putar pembicaraan dengan mengatakan sesuatu yang singkat dan jelas, seperti "Sekarang, saya sedang fokus mengembangkan karier" atau "saat ini, saya ingin mengejar gelar master di waktu luang saya."
Maksudnya: "Seberapa baik kamu mengenal pekerjaanmu sendiri?"
Tips: Jangan mendasarkan ekspektasi gaji pada apa yang menurutmu layak, Sisters. Jangan mengira-ngira bahwa Rp 7 juta adalah gaji yang pas untukmu, misalnya. Gunakan fakta di internet dan portal informasi lainnya.
Cara menjawab: Alih-alih mencoba "memberi harga", carilah gaji pekerjaan yang sebanding. Kamu bisa memanfaatkan data dari panduan gaji perusahaan rekrutmen.
Selalu jawab pertanyaan dengan data, contohnya: "Berdasarkan penelitian saya, posisi yang sebanding dengan kandidat dengan latar belakang yang serupa bergaji Rp 7 hingga Rp 10 juta. Saya ingin dibayar di antara angka itu."
Maksudnya: "Bisakah kamu membuktikan bahwa kamu akan cocok bekerja di sini?"
Tips: Jangan pernah membandingkan dirimu dengan kandidat lain. Fokus pada kekuatanmu dan bagaimana kamu bisa membawa tim menjadi lebih kuat dan lebih baik.
Cara menjawab: Bicaralah tentang bagaimana kontribusimu, bagaimana serasinya tujuan pribadimu dengan organisasi dan bagaimana keterampilan dan atribut pribadi cocok dengan profil pekerjaan dan dinamika tim.
Hal ini juga bisa jadi kesempatan bagus untuk menilai kepribadianmu, Sisters. Katakan "Pengalaman saya selama 10 tahun menjadi staf akan membantu mempermudah pekerjaan karena saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan."
Nah, sekarnag sudah tahu, kan kalau di wawancara HRD atau user sebuah perusahaan, Ssisters?