Sisters, sebuah penelitian membuktikan bahwa perubahan warna dan ketebalan rambut juga bisa menjadi pertanda gangguan kesehatan, lho. Nah, jenis penyakit apa saja yang bisa dideteksi melalui masalah rambut? Yuk, baca sampai habis!
Uban = pertanda stres
Ternyata, rambut beruban bukan hanya dialami oleh orang lanjut usia, tapi juga anak muda. Hal ini bisa disebabkan oleh pengaruh stres, Sisters. Menurut dr. Paradi Mirmirani dari Departemen Penyakit Kulit di The Permanente Medical Group di Vallejo, California, kepada Everyday Health, stres oksidatif dapat memengaruhi sel-sel penghasil pigmen rambut. Meski demikian, hingga saat ini para dokter kulit masih belum tahu persis penyebab perubahan warna rambut ini. Para ahli menduga bahwa ini ada pengaruhnya dengan gen yang diwariskan oleh orangtua.
Rambut rapuh = sindrom Cushing
Sindrom Cushing, atau disebut juga dengan hiperkortisolisme, adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormon kortisol yang tidak normal dalam tubuh. Selain rambut rapuh, sindrom ini juga dapat menimbulkan gejala lain berupa kelelahan, tekanan darah tinggi, dan nyeri punggung. Sebagai langkah awal pengobatan, dokter akan mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu.
Jika ini disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, maka dokter akan mengurangi dosis obat yang kamu konsumsi saat ini, Sisters. Pada kondisi tertentu, dokter mungkin akan melakukan pembedahan, kemoterapi, atau terapi radiasi untuk memperbaiki kelebihan hormon kortisol pada kelenjar adrenal-mu.
Rambut kering dan rontok = gangguan tiroid
Kelenjar tiroid adalah kelenjar utama yang mengontrol sistem endokrin dan memengaruhi pertumbuhan rambut. Jadi, jika kelenjar ini terganggu, otomatis rambut kamu akan ikut bermasalah, Sisters.
Sebagai solusinya, segera periksakan diri ke dokter dan lalukan tes hormon perangsang tiroid (thyroid stimulating hormone/ TSH) untuk mendeteksi seberapa parah gangguan tiroid yang kamu alami. Barulah dokter akan memberikan dosis obat tiroid yang dapat membantu mengurangi gejalanya.
Rambut rontok = anemia
Normalnya, setiap orang akan mengalami rambut rontok sebanyak 100 atau lebih helai rambut dalam sehari. Ini wajar terjadi dan kamu nggak perlu cemas, Sisters. Tapi, jika rambut rontok terus-terusan, bisa jadi kamu kekurangan zat besi alias anemia. Walau terkesan sepele, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan darah, terutama bagi kamu seorang vegetarian atau sering mengalami perdarahan hebat saat menstruasi (menorrhagia).
Karena dua kondisi tersebut dapat membuat kamu mengalami defisiensi zat besi yang parah. Untuk mengatasinya, pastikan kamu rutin mengonsumsi suplemen atau makanan sumber zat besi untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi harian kamu, ya.
Rambut tipis = kekurangan protein
Kalau kamu kekurangan protein, maka jangan heran kalau ketebalan rambut kamu jadi menipis dan gampang rontok. Karena protein adalah makronutrien paling penting untuk menjaga kesehatan rambutmu, Sisters.
Jadi, penuhi kebutuhan protein harian kamu dengan perbanyak makan telur, daging, keju, dan makanan sumber protein lainnya.
Serpihan kuning pada rambut = dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik, yaitu serpihan kulit mati berwarna kuning pada kulit kepala atau bahkan alis, terjadi karena peradangan kulit akibat infeksi jamur atau produksi hormon tertentu yang membuat kulit menghasilkan banyak minyak. Sekilas mirip dengan ketombe, tapi bedanya ketombe cenderung berwarna putih.
Dermatitis seboroik biasanya dapat diatasi dengan menggunakan krim, losion, atau sampo khusus. Pada umumnya produk-produk semacam ini dijual bebas. Namun jika langkah ini tetap tidak membantu dan gejala dermatitis seboroik tidak kunjung mereda atau sembuh, konsultasikan kepada dokter, ya, Sisters.