Sisters, selain Museum Fatahillah dan Museum Nasional yang sering dikunjungi wisatawan, berikut ini 5 museum tidak ramai dikunjungi namu sebenarnya menyimpan banyak sekali sejarah.
Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat
Museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda ini berada di Jl Tanah Abang No 1, Jakarta Pusat, yang menyimpan banyak nisan kuno dan beragam patung.
Museum ini sangat jarang dikunjungi wisatawan. Padahal, ada banyak koleksi menarik yang bisa kamu temui di dalamnya. Beberapa di antaranya adalah miniatur makam khas dari seluruh provinsi di Indonesia, dan juga kereta jenazah antik.
Tidak hanya itu, museum yang memiliki luas 1,2 hektar ini juga memamerkan beragam karya seni yang indah karya pematung, pemahat, kaligrafer, dan sastrawan. Patung-patung besar juga menghiasi di hampir setiap sudut museum. Ini bisa dilihat dari tiga patung yang menyambut setiap tamu di bagian depan museum.
Awalnya, Museum Taman Prasasti adalah sebuah pemakaman umum yang bernama Kebon Jahe Kober. Kemudian, pada tahun 1977 pemakaman ini dijadikan museum yang dibuka untuk umum. Di tempat ini juga, kamu bisa menziarahi makam aktivis mahasiswa Soe Hok Gie.
Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum yang berada di Jl Pos Kota No 2, Jakarta Barat ini memiliki sekitar 500 karya seni rupa yang berbeda, seperti patung, grafis, sketsa dan batik tulis.
Di antara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul 'Pengantin Revolusi' karya Hendra Gunawan, 'Bupati Cianjur' karya Raden Saleh, dan 'Potret Diri' karya Affandi.
Sesuai namanya, Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki banyak koleksi keramik yang cukup banyak. Keramik ini berasal dari dalam dan luar negeri. Khusus keramik hasil dalam negeri, diambil langsung dari sentra industri daerah, seperti Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, dan lainnya.
Asyiknya lagi, untuk pengunjung yang ingin mempelajari cara pembuatan gerabah, bisa masuk langsung ke Studio Gerabah. Di sinilah tempat pelatihan dan pembuatan gerabah, mulai dari teknik membentuk, cetak dan roda putar. Oven untuk membakar gerabah juga tersedia di sini.
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Ini adalah salah satu museum yang berjasa dengan sejarah Indonesia. Berada di Jl Imam Bonjol No 1, Jakarta Pusat dan inilah lokasi perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Dari luar, museum ini tampak gagah dan megah dengan bangunan tuanya yang khas Eropa. Pengunjung yang masuk dikenakan biaya yang murah, hanya Rp 2.000 saja.
Begitu tiba di dalam ruangan langsung saja belok ke arah kiri. Di sana terdapat ruang pertemuan yang dijadikan Ahmad Subarjo, Soekarno, dan Hatta, bertemu dengan Laksamana Tadashi Maeda.
Masuk lagi lebih dalam, pengunjung akan dihadapkan dengan ruang perumusan naskah proklamasi yang diisi dengan meja besar dan tiga patung. Tiga patung tersebut adalah Soekarno, Hatta dan Ahmad Subarjo.
Selesai merumuskan, ketiga orang tersebut lanjut masuk ke dalam ruang pengesahan. Di ruangan inilah Soekarno membacakan hasil perumusan naskah proklamasi, yang kemudian naskah tersebut dibawa ke ruang pengetikan dan ditandatangani di atas piano.
Naik ke lantai dua, kamu bisa masuk ke ruang pameran. Di sana terdapat kisah-kisah perjuangan bangsa Indonesia sejak tahun 1942 hingga mempertahankan kemerdekaan. Museum ini juga mempunyai ruang baca, perpustakaan, dan bunker di bawah tanah. Keren!
Museum Sumpah Pemuda
Saat pertama kali masuk ke dalam museum yang berada di Jl Kramat Raya No 106, Jakarta Pusat, pengunjung langsung disambut dengan tiga patung yang menggambarkan anak muda yang sedang berdiskusi. Memasuki bagian museumnya lebih dalam, pengunjung akan lebih dikejutkan dengan patung-patungnya. Di sana terdapat tujuh patung pemuda yang sedang duduk dan satu patung yang sedang memainkan biola, dialah WR Supratman.
Di dalam ruangan yang bisa dibilang ruang inti ini, turis bisa mendapatkan banyak informasi terperinci mengenai Sumpah Pemuda yang menjadi puncak kebangkitan para pemuda dalam berjuang. Menengok ke bagian tembok, biarkan mata kamu menangkap satu ukiran raksasa tentang isi Sumpah Pemuda.
Berjalan ke belakang museum, ada ruangan yang berisi tentang perjuangan pemuda melalui media dan melalui organisasi pramuka. Selain itu, Museum ini juga mempunyai ruangan khusus tentang seorang pejuang pemuda, yaitu Wage Rudolf Soepratman yang seolah menjadi 'biografi mini' beliau.
Tak jauh dari ruang sang pencipta lagu Indonesia Raya, wisatawan bisa menemukan sebuah ruangan yang berisi banyak papan berwarna merah di bagian dindingnya. Papan tersebut tidak berisikan tentang sejarah, melainkan kutipan-kutipan kalimat perjuangan dari para pemuda, termasuk pesan antikorupsi dari Ki Hajar Dewantara.
Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda tidak hanya menambah pengetahuan kamu tentang sejarah bangsa Indonesia, tapi juga membangkitkan rasa nasionalisme yang mungkin telah memudar.
Museum Art Mon Decor
Museum lain di Jakarta yang keren namun jarang dikunjungi wisatawan adalah Museum Art Mon Decor. Mungkin sebagian besar dari kamu belum pernah mendengar namanya, ini adalah museum yang menampilkan berbagai karya seni lukis yang menarik.
Tidak seperti museum lain yang biasanya terkesan angker, sepi dengan fasilitas yang kurang memadai, Museum Art Mon Decor malah sebaliknya. Museum ini menyediakan fasilitas yang baik untuk pengunjungnya. Bahkan, museum ini berhasil menyabet penghargaan sebagai Museum Terbaik kategori Sarana dan Fasilitas pengunjung.
Lihat saja bangunan luar museum, sama sekali tak terlihat seperti museum. Lebih mirip seperti bangunan modern perkotaan. Setiap pengunjung yang datang juga tidak dipungut biaya. Jadi kamu bebas masuk gratis.
Museum yang berada di Jl Rajawali Selatan Raya No 3 ini memang dibuat seperti galeri lukisan. Museum Art Mon Decor terbagi atas 3 lantai yang semuanya dikhususkan untuk memamerkan lukisan dan tidak diperjualbelikan.
Menariknya, museum ini selalu mengganti temanya setiap 3 bulan sekali. Untuk bulan ini Museum Art Mon Decor mengambil tema Bali.
Nah, Sisters, weekend ini ke museum aja, yuk!