Secara usia, saya memang terbilang cukup matang. Setelah bertahun-tahun bekerja di beberapa perusahaan secara bergantian, saya semakin menyadari bahwa usia kita terus bertambah dan pertemanan dengan rekan sejawat terus berganti. Yup! Mungkin kebanyakan dari orang dengan usia saya yang sudah menginjak 30-an ini sudah pensiun, atau memiliki bisnis sendiri di rumah. Tapi saya belum. Siapa yang punya pengalaman yang sama seperti saya?
Di kantor tempat kita bekerja mungkin memiliki perbedaan usia atau generasi. Perbedaan usia atau generasi ini kita rasakan semakin melebar dalam lingkungan kerja setelah memiliki pengalaman bertahun-tahun tentunya. Atasan kita mungkin saja berusia sama seperti orangtua, paman atau bibi kita, dan anak baru yang bergabung minggu lalu boleh jadi teman dari adik kita. Usia yang beragam ini membuat lingkungan kerja terasa meriah dan penuh warna. Ada banyak ide menarik dari berbagai generasi jika membutuhkan pandangan baru dalam sebuah projek atau solusi dari masalah yang menghadang.
Salah satu yang nggak dapat dihindari adalah perbedaan cara berpikir dan berkomunikasi yang dapat merenggangkan kedekatan antar satu generasi dan lainnya. Belum lagi perbedaan budaya dan norma antar-generasi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman. Untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan:
1. Saling menghormati dan menghargai
Besar kemungkinan muncul rasa meremehkan dari generasi tua ke generasi muda, begitupun sebaliknya. Sedangkan dalam lingkungan kerja, ini justru hanya akan memperkeruh suasana di kantor dan menyulitkan kerja sama dalam sebuah projek. Siapa setuju? Bagi generasi muda atau millenial, sangat disarankan untuk menghormati posisi atasan yang lebih tua dari dirimu. Jadi strategis dalam menunjukkan pengalaman dan kebijaksanaanmu. Caranya dengan memberikan waktu pada atasanmu menyampaikan idenya dan bekerja sesuai kesepakatan bersama darinya dengan timnya. Sedangkan untuk generasi yang lebih tua, nggak ada salahnya untuk menghormati manajer yang berusia lebih muda. Menghargainya akan membuatnya mau menghargai balik pengalaman dan kemampuan dirimu. Setuju?
2. Selalu sopan pada semua orang
Kita, atau kamu para millennials nggak perlu berpakaian ala remaja masa kini untuk terlihat lebih muda dari seharusnya, atau sebaliknya berbicara dengan gaya ke-bapak-an saat berhadapan dengan mereka yang lebih tua. Mending fokuskan pada sikap yang kamu tunjukkan pada orang-orang dari berbagai generasi ini. Tunjukkan sikap yang sopan dan profesional pada siapapun. Hapus pikiran stereotip umum yang diberikan pada orang lebih tua dengan memberikannya kesempatan berkontribusi dan mengeluarkan ide dalam tiap projek. Juga, pancarkan semangat bekerja pada rekan kerja yang sebaya maupun lebih muda agar mereka turut merasa optimis saat bekerja denganmu.
3. Terbuka dalam berkomunikasi
Nah, menurut saya, inilah yang paling penting. Komunikasi adalah kunci yang menjembatani antar-generasi maupun usia. Buat contoh, kegiatan seperti team-building, acara sosial untuk pegawai di kantor, kegiatan CSR adalah beberapa cara untuk membawa kekompakan bekerja dari perbedaan generasi itu, lho. Jika ingin yang lebih sederhana, acara seperti makan malam bersama dan hangout sepulang jam kerja juga bisa menjadi ajang untuk mengenal dan mendekatkan diri satu sama lain. Pasti seru banget, kan?
Perbedaan generasi dan usia akan selalu ditemukan dalam lingkungan apapun, termasuk salah satunya dalam lingkungan kerja. Saling menghormati, menghargai, dan memahami, serta komunikasi yang lancar dan terbuka adalah kunci terpenting untuk menciptakan keharmonisan antar-generasi. hayooo, kamu setuju nggak?